15. Malu

988 73 1
                                    

Ara tersentak saat tangan Daniel menarik tangannya, lalu tubuhnya tertarik sampai menubruk dada bidang lelaki itu. Daniel memeluknya. Bukannya melepaskan, Ara malah menikmati pelukan itu. Ia rindu Daniel.

"Kangen tau," ucap Daniel mengecup pelan pucuk kepala Ara.

"Ngapain kesini?" tanya Ara melepas paksa pelukan mereka.

"Kangen. Kamu gak kangen emang?" tanya Daniel menaikan sebelah alisnya.

Ara mengalihkan pandangannya. Ada-ada saja laki-laki satu ini, tapi jujur saja Ara juga sama dengan Daniel. Biasanya mereka selalu bersama, tetapi sekarang tidak.

"Mau masuk dong. Pegel," ucap Daniel menyadarkan Ara dari lamunan nya.

"Ayok," Ara merapatkan bibirnya, keceplosan. "A-ayok pulang sekarang!" ucapnya menutupi rasa malu. Ia merutuki diri nya sendiri.

Daniel berdecak, kemudian masuk kedalam kamar Ara, meninggalkan gadis itu diluar karna ia yakin kalo Ara pasti ikut masuk kedalam.

"Kamu ngapain sih? Pulang aja deh, gak baik!"

Daniel duduk di atas kasur Ara, kemudian melepas jaket nya. "Kalo dulu baik?" ucapnya tersenyum miring.

Sial

Ara salah lagi. Ia lupa jika dulu bahkan mereka satu kamar. Ia melihat ke segala arah, mencari alasan lain yang tentunya tidak membuat Ara malu.

"Bukan gitu, Daniel! Tapi nanti-"

"RA?!"

Ara membulatkan mata nya. Itu suara Adrian, apa jangan-jangan laki-laki itu mendengar suara Daniel? Gawat! Adrian pasti akan memarahi nya habis-habisan.

"Pulang," lirih Ara menarik-narik tangan Daniel.

"Biarin aja dia tau. Gak masalah," balas Daniel enteng sambil memainkan laptop yang ada di atas kasur.

Entah apa yang laki-laki itu lakukan tapi Ara benar-benar kesal. "Gak masalah buat kamu tapi masalah buat aku."

"ARAA! Kenapa berisik?!"

"Daniel, aku mohon."

"Bentar," ucap Daniel menyimpan laptop itu di samping. Kemudian dengan santai nya memakai jaket. Berjalan keluar kamar membuat Ara menghela nafas lega.

Itu tak berlangsung lama ketika Daniel berbalik ke arah nya. Ia membulatkan mata, "Ngapain lagi?" lirihnya.

Cup

Setelah mengecup pipi Ara, Daniel berjalan keluar lalu turun. Dan Ara hanya bisa diam mematung. Lalu suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya.

Ia berdehem, kemudian membuka pintu kamar.

"Kenapa lama? Ngapain berisik? Lagi sama siapa?"

"E-enggak sama siapa-siapa!" jawab Ara sedikit terbata.

Adrian memicingkan matanya, kemudian melihat setiap penjuru kamar. Memang tak ada siapa-siapa, kemudian ia menatap ke arah atas kasur yang menampilkan sebuah objek.

"Oh lagi nonton? Tadinya Kakak mau ngambil laptop itu, gak sengaja ketinggalan tadi. Tapi kalo kamu mau nonton lagi gak papa sih. Jangan sampai begadang aja," ucap Adrian mengacak rambut Ara. Kemudian membalikan badan meninggalkan Ara yang mengerutkan alis.

Nonton?

Ia kembali menutup pintu kemudian melihat laptop yang di maksud Adrian. Keningnya berlipat saat melihat film yang terjeda. Apa Daniel yang melakukan ini?

Ia tersenyum ketika mengingat kejadian tadi. Pipi nya memanas, ia rindu Daniel! Daniel yang tadi sangat manis, Ara tambah bingung sekarang.

Ia melihat film itu, menontonnya karna penasaran. Kemudian ia membulatkan mata saat melihat adegan ci- ah sudah! Apa yang kakak nya lihat juga ini tadi? Jika iya, malu sudah!

"Ihh malu!" ucapnya kemudian menenggelamkan wajahnya di bantal.

"Bisa malu juga ternyata."

"Apaan sih!" ucapnya kemudian duduk, melempar bantal ke arah Adrian yang ternyata sedang berdiri di depan pintu sambil tertawa.

"Lanjutin aja gak papa lanjutin. Tapi jangan ditiru, lo masih bocil soalnya. 17 taun aja belum," ucapnya kemudian berlari ke arah tangga.

"Astagfirullah."

Ini semua gara-gara Daniel pokoknya!

•••

Daniel melihat kalender di handphone nya. Tanggal 2 Juli masih dua bulan lagi ternyata. Itu hari ulang tahun Ara, dan Daniel akan mempersiapkan hadiah untuk gadis itu.

Tapi ia bingung harus memberi hadiah apa agar Ara bahagia. Akhir-akhir ini kan Ara tak pernah cerita lagi, biasanya Ara selalu cerita tentang impiannya.

Daniel membuka aplikasi google.

Hadiah bagus untuk pacar

Hadiah special untuk kekasih

Cewek bahagia karna hadiah apa?

Ucapan puitis ulang tahun untuk kekasih

Kado terbagus buat cewek

Apa saja yang membuat cewek bahagia?

Daniel berdecak ketika tak menemukan keinginannya. Sudah banyak kata kunci yang ia masukan tapi tak ada yang cocok di hatinya. Ia bingung harus memberikan hadiah apa.

Kemudian ia tersenyum saat mengingat ucapan Ara dahulu.

"Aku juga pengen kayak Dinda yang ulang tahun nya di rayain besar-besaran."

Itu ucapan Ara dahulu saat melihat undangan temannya. Daniel tak sengaja mendengar itu semua waktu itu. Dan mungkin saja Ara akan bahagia jika Daniel menyiapkan semua itu? Ia tersenyum lebar, ya semoga saja Ara suka nanti nya.

•••
To be continue

Kaget gak tiba-tiba update? Aku juga gak tau, pengen aja gitu update. Gak tau kenapa😂.

Spam dulu dong komen nya.

Jangan lupa voment yaa! Seneng banget deh kalo kalian vote sama komen. Sampai jumpa di chapter selanjutnya!

Arabelle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang