07. Pengganggu

1.3K 81 0
                                        

•••

Gadis itu terbangun dengan ringisan pelan yang keluar dari bibirnya. Melihat segala penjuru ruangan. Bukan rumah atau pun kamarnya. Lalu dimana ia?

"Udah bangun lo?"

"Kamu siapa?" tanyanya bergerak mundur. Ingatannya kembali sekarang, tadi ia di cegat lalu di seret dua preman yang menagih hutang ibunya. Lalu ada seorang gadis yang membantunya, dan dimana gadis itu?

"Gue Rio. Yang nolongin lo kemarin," balas Rio melipat kedua tangannya di depan dada.

"Cewek."

"Hah?"

"Cewek."

"Apaan sih lo?!" tanya Rio mulai kesal dengan jawaban gadis itu.

"Yang nolongin aku itu cewek. Bukan cowok kayak kamu."

"Ck, si Ara maksud lo? Dia temen gue, dan pacarnya itu sepupu gue. Gue di suruh sepupu gue buat bawa lo karna takut si Ara nanyain, dan sekarang lo berakhir di sini. Di kamar gue," balas Rio memutar kedua bola matanya malas.

"Makasih."

"Nama lo siapa?"

"Intan, kamu?"

"Rio. Lo kapan pulang?"

Intan menggigit bibir bawahnya pelan. Jika ia pulang, ibunya akan membiarkannya di bawa preman-preman itu lagi. Dan ia tak mau itu terjadi.

"Heh!"

"Ah iya? Eh, maaf Rio. Aku... aku pulang sekarang kok. Sekali lagi makasih," Intan turun dari ranjang Rio. Lalu keluar dari kamar Rio, Rio mengikuti Intan dari belakang. Ia ragu sebenarnya, dari sorot mata gadis itu, terlihat seperti kehilangan arah.

"Lo pulang kemana?" tanya Rio menahan tangan Intan yang akan membuka pintu keluar.

"A-aku pulang kerumah."

"Hati-hati."

Intan mengangguk, lalu keluar dari rumah megah yang ia tempati semalam itu. Mungkin ia akan mencari kontrakan untuk sementara waktu.

"Sekali lagi makasih ya Rio. Dah!"

Rio melihat kepergian Intan dengan tatapan tak terbaca. Lalu ia berbalik, kembali masuk ke dalam rumah nya.

•••

"Kamu mau kemana?" tanya Ara melihat Daniel yang sedang bersiap-siap itu.

"Aku ada urusan sebentar, gak papa ya?"

"Iya kemana?" tanya Arabelle gemas sendiri.

"Keluar. Bentar ya?"

"Iya, jangan pulang malem-malem ya?" pinta Arabelle yang di angguki Daniel.

"Jangan keluar rumah. Diem di kamar aja, ya? Aku pergi dulu," Daniel mengacak gemas rambut Arabelle kemudian keluar.

Meninggalkan Arabelle yang lagi-lagi menghela napas gusar. Dirinya tidak di perbolehkan keluar rumah, tapi ia selalu ditinggal sendiri di sini. Ia juga manusia yang bisa bosan.

Arabelle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang