10. Makan malam

1.1K 83 0
                                        

Happy reading!

"Kenapa gak jawab? Tante gak urus lo?" Tanya Rido menatap Arabelle heran. Selama ini, Rido selalu berfikir bahwa Ara bersama tante nya. Ia tak perlu sungkan karna perusahaan kedua orang tua mereka di kelola tante.

"Jawab Ra!" Desak Rido membuat Arabelle mengangkat wajah.

"Enggak! Tante Ayu jual aku, d-dulu aku kabur, terus di kejar sama dua preman. Dan untungnya ada Daniel yang nolongin aku. Aku takut kak," ucap Ara sambil menangis sesegukan.

Rido mengepalkan kedua tangannya. Ayu memang sudah sangat keterlaluan, dia sudah kelewatan. Dulu Rido masih bisa menerima jika hanya dirinya yang di jual. Tapi tidak dengan Ara, ia tak akan pernah rela adiknya di perlakukan seperti itu oleh Ayu.

Lihat saja, Rido akan merebut semua hak Ara. "Pulang sama kakak," ucap Rido membuat Daniel mencekal tangannya.

"Ara tetep di sini. Gue gak izinin lo bawa dia pergi," ucap Daniel menatap tajam Rido.

Rido terkekeh, "Gue gak minta izin lo. Ara adik gue, gue berhak bawa dia kemana pun," balasnya sengit.

"Gue gak bakal biarin dia pergi sama lo!"

"Jangan berantem," cicit Ara menunduk.

Rido menghela nafas, "Kali ini gue ngalah. Gue biarin dia tinggal sama lo, tapi kalo Ara kenapa-napa, Ara tinggal sama gue. Deal?"

"Oke."

Lalu setelah itu, Rido keluar dari kamar gadis itu. Ia harus menuntaskan dendamnya terlebih dahulu, menyingkirkan orang-orang yang seharusnya lenyap dari dunia ini.

"Mau ikut sama dia?"

Ara mendongak, melihat Daniel yang tengah menatap tajam pada dirinya. Ia kembali menunduk, bingung apa yang harus ia katakan.

"Jawab Ra!"

"Gak tau Daniel! Aku juga bingung apa yang harus aku lakuin!" ucap Arabelle dengan mata yang berkaca-kaca, ia tak suka jika Daniel membentak-bentak dirinya seperti itu.

Daniel menghela nafas kasar, mengacak rambutnya frustasi. Ia keluar dari kamar tanpa mengucap satu patah kata pun. Membuat Arabelle menghela napas, bingung apa yang harus ia lakukan.

Di satu sisi, ia tak bisa menolak Kakak nya, tapi di sisi lain, Ara juga takut menolak ucapan Daniel.

•••

"Oma nanti kesini, Ra. Sama yang lain juga, Mama udah siapin baju buat kamu. Di atas kasur ya," ucap Meri mengelus rambut Arabelle.

"Mau ngapain sih Ma mereka kesini?!" Tanya Daniel ketus, sambil menuruni anak tangga.

"Gak ada salah nya dong mereka kesini? Kita udah lama gak ada perkumpulan keluarga," balas Meri enteng.

"Daniel gak akan permasalahin kalo mereka bisa hargai Ara! Tapi mereka bener-bener gak ada akhlak! Setiap mereka kesini, Ara pasti di perlakuin kayak babu! Daniel gak terima Ma!" sentak Daniel dengan suara meninggi.

Ara menggenggam tangan Daniel yang terkepal, mengelusnya lembut berusaha menenangkan Daniel yang tersulut emosi. "Udah," ucapnya lirih sambil melihat ke arah Daniel.

Arabelle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang