03. Janji

1.8K 102 0
                                    

•••

Arabelle merebahkan dirinya di ranjang. Ia lelah, sehari ini banyak hal yang terjadi tanpa dugaannya. Matanya perlahan tertutup, mungkin sekarang ia akan tidur jika seseorang tak membuka pintu kamarnya.

Arabelle kembali membuka mata, mengangkat tubuhnya agar kembali terduduk. Ia tersenyum saat melihat Daniel yang menyandarkan tubuh di ambang pintu.

"Kenapa belum tidur?" tanya Daniel berjalan ke arah Arabelle.

"Kamu gimana sih, kan ada kamu masa aku tidur," balas Arabelle tersenyum simpul.

"Aku mau tidur di sini," Daniel menelungkupkan wajahnya di balik selimut.

"Hah?"

"Aku mau tidur di sini, Ra."

"Daniel...."

"Gak boleh, ya?" ucap Daniel mengangkat wajahnya, membuat Arabelle memalingkan wajah, mencari bahasa halus untuk menolak.

"Ra...."

Daniel turun dari kasur king size itu. Berjongkok di hadapan Arabelle, membuat gadis itu terjengkat kaget. "K-kamu ngapain?" tanyanya.

Daniel tak membalas, melainkan hanya tersenyum sambil memajukan wajahnya, membuat Arabelle mundur karenanya. Melihat gadisnya yang mentapnya bingung, Daniel semakin mendekatkan wajahnya.

"Kamu ngapain ih?"

"Daniel?"

"Daniel?!"

Daniel semakin tersenyum di buatnya. Membuat Ara semakin bingung dengan sikap laki-laki itu. Apalagi, sekarang tubuhnya mungkin akan terjatuh karna ia terus mundur, berusaha menjaga jarak dari pemuda di hadapannya ini.

"Daniel kamu apa-apaan sih?!"

Daniel terkekeh, kembali merebahkan dirinya di kasur gadisnya, "Canda sayang," ucapnya membuat Arabelle kembali memalingkan wajahnya, malu.

"Daniel," panggil Ara sambil melihat Daniel yang kini sedang menutup matanya.

"Hm."

"Ngantuk...," rengek Ara menggoyangkan tangan kekar Daniel.

"Ngantuk ya tidur," balas Daniel tanpa membuka matanya, membuat Arabelle mencebik kesal.

Ia ingin tidur, tapi tidak jika satu ranjang dengan Daniel. Ia tak mau. "Pinjem hp kamu," Arabelle lebih memilih mengulur waktu sampai Daniel bangun dan keluar dari kamarnya. Baru ia bisa tidur dengan nyenyak.

"Di kamar."

Ara bangkit, lalu keluar dari kamarnya menuju kamar Daniel yang berada di sebelah kamarnya. Ia juga tak tahu apa yang akan ia lakukan dengan handphone laki-laki itu. Setidaknya, ada yang ia lakukan daripada diam menunggu Daniel yang tak kunjung keluar dari kamarnya.

Cklek

Sudah satu bulan lamanya ia tak pernah memasuki kamar ini. Dengan cepat, ia mengambil handphone Daniel yang berada di laci nakas. Laki-laki itu memang selalu menyimpan handphone di sana.

Arabelle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang