HARUS VOTE!!!
FOLLOW JUGA OKE!Adrian berdecak saat tangannya di tarik oleh Andin. Ternyata gadis itu menyebalkan juga. "Mau apa sih?!"
Andin mencebikan bibirnya kesal, tetapi bukannya melepaskan ia malah menarik lebih kencang tangan Adrian sampai laki-laki itu terduduk di atas kasur.
"Mau lo apa sih, Ndin?!" ucap Adrian dengan sedikit membentak, terbawa emosi.
"Semalem kok gak tidur di sini?" tanyanya tanpa rasa bersalah sedikit pun.
"Lo pikir gue mau satu ranjang sama lo? Mikir!"
"Omongannya jahat banget sih, sakit tau!"
"Bodo amat! Keluar lo!"
"Nggak mauuu Adrian!"
"Ck. Terus lo maunya apa, Andin?" tanya Adrian menahan emosinya, menghadapi gadis itu harus dengan kesabaran yang extra.
"Maunya sama lo."
"Gue mau ke kamar Ara, lepas!"
Andin menatap Adrian kesal, laki-laki itu selalu ketus kepadanya. Tak mikir apa gimana perasaan Andin di gituin?! Andin kan jadi kesel, bukan hanya sama Adrian, tapi juga Ara nya.
"Kenapa Ara mulu sih, Ad?"
"Dia adek gue! Wajar dong kalo gue mentingin dia daripada lo," balas Adrian enteng.
"Tapi gue juga kan adek lo."
"Adek?" tanya Adrian dengan senyuman miringnya.
"Y-ya anggap aja gitu. Atau lo gak nganggep gue adek? Tapi...,"
"Udah, diem! Gue mau ke kamar Ara."
Adrian bangkit, lalu keluar dari kamarnya menuju kamar Arabelle. Ia memegang lehernya yang sakit karna semalam Adrian tidur di sofa kamarnya. Sebenarnya ia sempat membangunkan Andin, tapi gadis itu tak bangun-bangun. Ogah jika menggendongnya, Adrian lebih memilih tidur di sofa saja.
Tok
Tok
TokCklek
"Kenapa, kak?" tanya Ara setelah membuka pintu kamarnya.
"Hari ini sekolah?" tanya balik Adrian.
Ara mengangguk, ia menunjuk tas yang sedang di pegangnya. "Ini lagi siapin buku-buku," ucapnya.
"Yaudah, kakak anter."
"Gak usah, kak!" ucap Ara cepat. Laku gadis itu menerjapkan matanya, kaget dengan seruannya barusan.
"E-eh, maksud Ara-"
"Kakak yang anter," putus Adrian kemudian berlalu begitu saja.
Ara menggigit bibir bawahnya pelan, semalam ia sudah membuat perjanjian dengan Daniel. Ia menyuruh Daniel untuk melanjutkan sekolahnya dan Daniel yang memberi syarat; Ara harus selalu bersamanya di sekolah termasuk mengantar jemput dirinya. Dan Ara menyetujui itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arabelle [END]
Fiksi Remaja[COMPLETED] [Di private acak, follow agar bisa membaca] Ara tak suka jika Daniel lagi-lagi pulang dengan darah yang menempel di baju nya, tapi berbeda dengan Daniel, dia malah sebaliknya. Sikap yang bertolak belakang itu membuat Ara kerap tak bisa m...