Kancil dalam Boneka

Chapter 8

Saya melihat kota Yraquela sebagai aset untuk sebuah keuntungan yang sangat besar. Semua orang di kota ini menganggap kota Yraquela sebuah utopia di Asia Tenggara. Menciptakan utopia di bumi ini juga membutuhkan pengorbanan. Papa saya pernah berkata, “Untuk membangun sebuah kebahagian, harus berada di atas penderitaan seseorang.”

Indonesia dulunya dikenal sebagai negara yang penuh dengan korupsi. Mereka bisa dibeli dengan uang, politik yang rakus harta. Kini mereka menyesal telah menjual negara mereka. Mereka yang menjual negara mereka dikenal sebagai pekhianat dan orang-orang tersebut telah dibunuh oleh banyak orang. Setelah perekonomian Indonesia telah hancur, negara besar memberikan sumbangan alias utang yang sangat besar. Dari utang itu, mereka tidak sengaja telah menjual negera mereka ke negara powerful. Itulah sebabnya kota Yraquela berdiri di perbatasan Indonesia. Barrier yang dipasang membuat tidak sembarangan orang bisa masuk ke dalam kota Yraquela. Utopia tidak membutuhkan imigran gelap. Saya tidak menyukai orang-orang Indonesia, mereka munafik, kotor, rakus, sombong, serakah, dan egois. Pemerintah cuma mengutamakan diri mereka masing-masing. Saat menyangkut kebutuhan rakyat, mereka cuma melempar masalah itu ke orang lain dan tidak mau bertanggung jawab. Karena kelemahan mereka itulah aku bisa membeli mereka dengan mudah. Mereka telah menjadi budak uang. Sebagian tanah Indonesia dibeli dengan mudah oleh perusahaan saya ini. Perusahaan saya, VOX Corps, telah memberikan pinjaman ke Indonesia dalam jumlah yang sangat banyak dan utang tersebut bisa menjual Indonesia bersama sumber daya alam mereka.

PBB telah turun tangan untuk menghentikan tindakan saya menjajah tanah Indonesia. Saya telah melihat dengan puas para menteri dan pemimpin negara bersujud di depan saya meminta tanah mereka kembali. Seperti pepatah mereka, “Nasi telah menjadi bubur.” Segala sesuatu akan terlambat. Sebenarnya tidak terlambat, saya hanya menyarankan hak asasi manusia dicabut oleh para koruptor. Saya menyarankan eksekusi harus dilakukan oleh para pejabat untuk membuktikan Indonesia adalah negara yang berkembang.

Setelah kasus itu selesai, mereka mengizinkan saya menciptakan utopia di negara-negara di Asia Tenggara. Utopia itu bukan sebuah negara, melainkan sebuah kota dari Neo-Europe. Kota Yraquela menjadi bagian dari Perancis sebab saya, Yohan Raquela, masih merupakan warga negara Perancis. Kota saya tetap menggunakan Euro sebagai alat pembayarannya.

Saya berdiri melihat orang yang di bawah gedung ini. Mereka terlihat seperti semut dan saya adalah Tuhan yang mengatur hidup mereka. Meskipun ini utopia yang berada di bumi, selalu tidak akan sempurna.

Saya telah menunggu seseorang yang mangatur kota saya di dalam bayangan. Dia sedang memberikan informasi untuk saya. Saya tidak ingin orang merusak atau mengacaukan utopia saya. Meskipun penuh dengan sistem keamanan yang sangat ketat dan kepolisian yang sangat elit. Saya masih tidak percaya dengan orang-orang di bawah sana.

Dua detektif telah mengetahui tentang kancil.

 

Seseorang membisikkannya kepada saya. Saya ingin tahu apakah mereka akan menemukan kancil itu. Itu sesuatu yang sangat rahasia.

Saya bermimpi seorang telah membuka kandang kancil dan membuat sang kancil kabur di dalam kota saya. Ini kemungkinan yang sangat berbahaya. Mereka tidak boleh tahu apa yang dibisikkan oleh Sang Kancil.

“Alex, kamu sudah menemukan semua-semua yang telah rusak? Apa salah satu kancil telah ditemukan?”

“Saya telah menemukan kancil. Telah saya usir dan saya bersihkan.” Suara itu membisikannya kepada saya dalam Celibrox.

“Ada masalah dalam prosesnya?”

“Sang Kancil telah melihat wajah saya.”

“Sebaiknya kamu hati-hati sekali lagi. Sebaiknya kamu urus masalah kamu. Jangan sampai ketahuan tentang pengawasan ini. Kalau itu terjadi, semua akan mendengar Sang Kancil berteriak.”

“Kemungkinan saya telah melihat seekor kancil telah kabur dari kurungannya.”

“Apa mereka sadar bahwa mereka adalah kancil?”

“Seperti mereka…… Saya tidak tahu”

“Baik. Perhatikan mereka.”