Chapter 17

20 3 0
                                    

Kami bertiga menuju ke tempat terjadinya pembunuhan. Aku melihat mayat manusia yang tersusun sangat unik. Terlihat Si Pembunuh adalah seorang seniman yang sangat kreatif.

Mayat itu digantung di atas gedung apartemen. Terlihat korban dibunuh di apartemennya dan tubuhnya digantung di luar jendela apartemen. Tubuh korban itu dimutilasi dan disusun dengan cara ditusuk-tusuk seperti sate. Bagian sendi tubuh manusia telah digantikan oleh kawat beton. Wujud korban tersebut seperti boneka wayang yang menggunakan benang. Terlihat badan korban itu sangat panjang. Matanya dijahit dengan kancing besar berwarna hitam.

Aku seperti melihat raksasa kurus bermata hitam yang sedang disalib.

Detektif Halim melihat tanpa berkedip. Dia memerhatikan dengan perlahan. Dia seperti memuja pembunuh ini dan dia sepertinya ingin memecahkan teka-teki yang diberikan oleh Si Pembunuh.

Polisi dari bagian investigasi mulai mengeluarkan NX untuk menunjukkan rekayasa pembunuhan.

Aku tidak membutuhkan NX untuk menunjukkan rekayasa pembunuhan. Aku bisa melihat rekayasa itu melalui penciumanku sendiri.

Aku mencium bau tanah dari tumpukan mayat yang sangat banyak. Kurasa kemungkinan itu bau dari Si Pembunuh.

NX cuma menunjukkan di mana mayat korban diletakkan dan tidak bisa menunjukkan wajah Si Pembunuh. Aku juga tidak bisa melihat wajahnya, hanya mengetahui bau busuknya saja.

Aku ilustrasikan pembunuh hanya meletakkan mayat sebagai peringatan. Ia ingin menunjukkan sebuah mahakaryanya kepada orang-orang. NX tidak bisa melihat wujud pembunuhnya, tapi aku memperkirakan dia menggunakan sebuah alat yang mengandung tegang magnet tinggi yang mengganggu proses scanning NX.

Setelah mayatnya diturunkan, aku merasa ususnya telah hilang. Beberapa kulitnya juga telah hilang dari tubuhnya. Aku merasa kulit yang hilang adalah kulit yang mulus dan tidak berambut.

Aku rasanya pernah mendengar tentang kasus ini. Majikanku, Detektif Halim, pernah membicarakannya. Tapi, kini dia sedang memerhatikan dengan cermat.

Aku juga merasa korban tersebut memiliki kulit sintetik dan korban tersebut pernah menjalani operasi kecantikan. Kurasa korban tersebut juga seorang pelacur. Aku mencium bau semen yang sangat menyengat dari alat kelaminnya.

Detektif Halim tidak pernah memercayai mesin, terutama NX. Dia lebih memercayai nalurinya dan kemampuan diriku. Dia melihat-lihat tempat kejadian dengan cermat.

“Saya mencium bau tanah yang tercampur bau busuk. Saya memperkirakan itu bau pembunuhnya.” Aku langsung memberi tahu Detekif Halim.

“Apa kamu mencium sesuatu yang sangat asing, Elizabeth?”

“Aku mencium bau kulit sintetik. Aku memperkirakan korban juga seorang pekerja seks atau kemungkinan diperkosa. Aku mencium bau semen yang berasal dari alat kelaminnya.”

“Saya rasa itu juga bau Si Pembunuh. Bau itu ditemukan di semua korbannya.”

“Ada satu aroma yang tidak saya tahu. Kemungkinan aroma itu sangat beracun jika dicium dari jarak dekat.”

“Procefeniax.” Detektif Halim langsung menjawabnya.

“Procefeniax?”

“Formalin terbaru di era modern ini yang biasa disebut cairan Medusa. Bisa membuat tubuh mengeras seketika. Sangat mudah didapatkan di universitas kedokteran karena formalin ini digunakan untuk membuat patung anatomi di pameran universitas. Cairan itu sangat beracun kalau dicium dari jarak dekat. Dibutuhkan pengeringan dalam waktu sehari untuk menghilangkan aroma racun cairan kimia itu. Karena itulah hanya orang-orang kedokteran yang memiliki izin untuk memakai formalin itu.”

Mungkin benar formalin itu menyebabkan mayat itu sangat kaku dan keras. Kemungkinan juga mayat itu ditusuk seperti sate, kemudian disiram dengan Procefeniax.

Tim forensik sedang memeriksa mayat itu dengan teliti. Mereka menggunakan DNA Scanner untuk mengetahui identitas korban.

Mereka menemukan bahwa korban juga salah satu orang yang didaftarkan telah hilang selama 1 tahun.

Detektif Halim juga memeriksa sesuatu di tubuh korban. Dia mulai mengambil gambar dengan ponselnya.

Dia menemukan tato kancil berlari lagi. Ia juga menemukan barcode untuk situs gereja Hauzer.

Dia mulai berpikir dan merasa ada sesuatu yang ganjil. Ekspresi wajah Detektif Halim penuh keragu-raguan. Ia tidak yakin bahwa dirinya sudah menemukan sebuah petunjuk.

Detektif Delacroix hanya melihat-lihat sekitarnya. Dia cuma merekam dan mengambil gambar dengan Celibrox miliknya.

Detektif Halim mendekati salah satu ahli forensik.

“Saya ingin Anda mengirim gambar dari hasil NX ke email saya. Siapa nama korbannya?”

“Fransisca Bowman. Pekerja seks dan dia pernah ditangkap karena mencuri saat remaja. Kelahiran sini, keturunan Amerika dan Jerman. Dia pernah dinyatakan hilang saat dia mau berkerja.”

“Oh, begitu.” Dia mengetik informasi itu ke dalam ponselnya.

Detektif Halim lebih aktif selama dia menemukan sebuah kasus yang unik, seperti orang yang aktif setelah meminum minuman berenergi.

Detektif Delacroix memang dikenal sebagai detektif preman. Dia yang biasanya mengurus kasus yang berhubungan dengan gangster, pencurian, perampokan, narkoba, perjudian, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan itu semua. Jika digabungkan, dia menjadi otot dan Detektif Halim adalah otaknya.

Detektif Halim mulai berdiri dan meninggalkan tempat kejadian.

“Detektif Halim, apakah sudah selesai?” Detektif Delacroix menyapa langsung.

“Mari kita beli kopi, pizza, dan kudapan-kudapan lainnya.”

“Anda lapar, Detektif Halim?”

“Saya butuh energi untuk perpikir. Saya butuh makanan.”

“Sehabis makan?”

“Kita ke Virgil. Saya rasa kita akan menemukan sesuatu di sana.”

Kancil dalam BonekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang