Kancil dalam Boneka

Chapter 30

Aku kembali seperti biasa, aku tetap terlihat seperti biasa. Ada seseorang di belakangku memukul pundakku dan berkata, "Selamat pagi, Detektif Delacroix." Ternyata itu Detektif Halim. Dia sudah kembali bekerja.

Setelah Detektif Halim datang ke kantor kepolisian, semua orang terkejut dan mulai berbisik-bisik membicarakannya. Tapi, dia terlihat tidak peduli. Dia masih terlihat sangat rapi. Dia sepertinya sudah siap bekerja.

Kapten Leigh berdiri di depan kantor dengan tatapan yang tajam dan sinis. Dia langsung menatap Detektif Halim dan berkata, "Selamat datang, Detektif Halim, Saya telah menunggu Anda."

"Terima kasih, Kapten Leigh. Saya siap bekerja lagi."

"Itu bagus. Saya akan menunggu laporan berikutnya."

"Baik, Pak."

Setelah Kapten Leigh meninggalkan kami, kami langsung menuju ke tempat penyelidikan. Detektif Halim bertemu dengan Director Yamada sebab dia lebih ahli dalam mengatur di bagian investigasi.

Setelah kejadian itu, orang yang menyerang kami telah kami dapatkan. Sayangnya, dia sudah tidak bernyawa lagi. Itu karena program Black Out Detektif Halim telah mematikan alat yang membuat orang itu bisa bertahan hidup atau sebenarnya tubuh Android itu adalah mesin untuk membuatnya tetap hidup. Beruntungnya, tubuh android itu menyimpan semua memori dan data yang ada. Karena Android itu model lama, jadi dengan mudah Direktur Yamada dapat melacaknya.

Aku bersama Detektif Halim berada di dalam ruangan Sub-Virgil, tepatnya di ruangan khusus untuk memeriksa data dan info yang ada di dalam barang bukti. Ruangan itu disebut Dante yang berguna memberikan informasi apa pun yang ada di dalam barang bukti dan disatukan di dalam hologram besar. Direktur Yamada lebih suka menggunakan ruangan itu. Dia lebih menganggap ruangan itu seperti anak kesayangannya dan tidak satu orang pun diizinkan menyentuh sistem Dante.

"Saya temukan DNA orang ini. Saya temukan beberapa profil menarik dari orang ini. Orang ini dulunya tentara anak-anak. Saya masih sulit memastikan jenis kelaminnya sebab dia tidak memiliki kelamin lagi. Selain itu, dia juga memiliki kromosom Mozaik. Terlihat dari organ tubuhnya, saya menebak usianya sekitar 60-an atau lebih."

"Ada info lainnya? Daftar mengenai tubuhnya dan info-info yang bisa diambil semuanya dari tubuh android ini?"

"Saya katakan tadi bahwa ini model lama yang telah dimodifikasi yang bisa digunakan untuk Cyborg, jadi mudah dimasukkan organ manusia. Saya bisa menyebutkan ini tubuh pengganti. Istimewanya, tubuh ini dikendalikan oleh kemampuan otak. Sama seperti Detektif Delacroix yang punya tangan mekaniknya."

"Apa ada alat komunikasi di dalam Android ini?"

"Ada." Aku langsung menjawab pertanyaan Detektif Halim.

Detektif Halim cukup terkejut mendengar jawabanku.

"Dia bisa berkomunikasi melalui Celibrox. Aku sempat berbicara dengan orang itu."

"Apa yang dia katakan?"

"Dia berkata, 'Bunuhlah aku'. Itu kata-kata yang diucapkannya berkali-kali. Aku rasa dia membenci tubuh itu. Dia menyesal hidup dengan tubuh itu. Aku rasa dia ingin mati seperti manusia. Dari kata-kata tadi, aku merasa dia sedang menangis atau terdengar seperti orang yang menangis yang sambil berbicara."

"Kenapa dia tetap menyerang kita tadi?"

"Dia ingin mati sebagai prajurit. Itu saat aku bertanya sama dia. Dia juga menyesal telah menerima tawaran ini untuk hidup kembali. Dia juga berkata, 'Kematian juga pemberian dari Tuhan.'"

Ekpresi muka Detektif Halim menunjukkan sebuah kesedihan. Aku tahu itu kesedihan yang sedang disembunyikan.

"Aku juga ingin menunjukkan gambar ini." Aku menunjukkan gambar yang diambil dari rumah orang itu. Aku memperkirakan itu adalah sketch book hariannya. Gambar yang ditunjukkan berupa wujud peri yang dipotong-potong. Hanya beberapa wujud makhluk yang aneh bentuknya. "Aku rasa pembunuh ini merasa dirinya seorang seniman. Dia limpahkan karya seninya kepada korban-korbannya." Detektif Halim hanya memerhatikan gambar tersebut sambil mendengar kata-kataku.