Chapter 19

23 3 0
                                        

Setelah kami tiba di Pink Lolita, semua orang di sana kembali mulai menatap kami berdua. Tapi, bukan saya yang menjadi perhatian utama, melainkan Detektif Delacroix. Dia yang menjadi perhatian orang-orang di sana karena bentuk tubuhnya yang lebih bagus dan wajahnya yang tampan. Orang-orang yang melihatnya bukan hanya perempuan, melainkan juga laki-laki tua yang menyukai laki-laki berbadan bagus.

Ternyata Pink Lolita sangat terkenal dengan Cafénya. Mereka kadang menyajikan makanan erotis untuk pelanggan di sana. Meskipun bentuknya sangat tidak begitu menyenangkan, saya perkirakan itu adalah makanan manis yang disajikan oleh pelanggan. Makanan itu tidaklah murah karena menggunakan bahan-bahan kelas atas sebab saya melihat mereka juga menyajikan Macaron. Kue cokelat yang disajikan diberikan nama dengan bahasa Prancis, contohnya l'érotisme Noir yang berarti Si Hitam Erotis. Kue tersebut menyerupai kemaluan laki-laki yang berwarna hitam. Bahan yang digunakan adalah cokelat black forest dan di dalamnya terdapat kacang mede dan cairan anggur merah yang masih kental. Itu salah satu kue yang populer di Pink Lolita.

Saya menghampiri Brenda yang sedang menjaga toko di bagian kasir. Dia sedang memerhatikan pegawai-pegawainya dan pelanggan-pelanggan lainnya. Dia masih tetap cantik, meskipun saya tahu dia seorang laki-laki yang sangat cantik.

“Brenda, apa kabar?”

“Bapak Detektif. Bisa saya bantu?”

“Apakah Anda juga menyimpan film-film Bianca LeNoir?”

“Film-film apa?”

“Anda pernah berkata kalau Bianca LeNoir terkenal di dunia digital. Saya rasa Anda memiliki film-filmnya. Apa Anda ingin menarik kata-kata Anda itu?”

Brenda diam dan tidak berkata apa-apa.

“Bagaimana Ms. Smith atau Mr. Smith? Saya membuat pelanggan Anda berkurang.”

“Baiklah. Akan saya berikan kepada Anda.” Brenda berbicara dengan suara laki-laki.

Beberapa menit kemudian, Brenda membawa kami ke tempat kecil untuk menonton film-film porno. Di sana banyak sekali rak-rak berisi film-film erotis dari mancanegara. Saya rasa mereka juga membuat film porno sendiri. Tempat yang mirip bioskop mini itu rasanya sering dipakai oleh pelanggan untuk onani. Saya tidak mungkin duduk di sofa itu dan menyentuh meja di dalam kamar ini. Saya yakin ruangan teater ini jarang sekali dibersihkan. Saya bisa mencium bau amis yang menyengat.

“Ini salah satu film Bianca. Coba kalian menontonnya dan silakan duduk.”

“Sebaiknya kami berdiri saja.” Saya langsung menjawab dengan cepat.

Setelah beberapa menit kemudian, film itu diputar. Yang menarik dari film itu adalah film itu memiliki efek yang bagus. Meskipun ini film porno, film porno yang satu ini adalah film kelas atas. Mereka mengunakan CGI di dalam beberapa adegan. Film yang dimainkan oleh Bianca adalah film 3D animation yang sangat menarik. Saya memerhatikan film itu dengan teliti. Ada sesuatu yang aneh dari film itu, seperti ingin memberikan pesan.

Saya menyuruh Brenda untuk mengganti film Bianca yang lainnya. Saya merasa curiga, apa yang diincar oleh pembunuh dengan berkata, “Pelacur itu menggunakan wajahku sebagai Icon Sex.” Itu menimbulkan sebuah tanda tanya.

Saya memerhatikan wajah Bianca yang memang sangat cantik. Persis seperti wujud wanita cantik di lukisan Renoir. Mungkinkah Bianca mengambil wajah cantik ini hingga membuat pemilik wajah kesal dan ingin membunuh Bianca? Itu sebuah pertanyaan yang muncul dalam pikiran saya. Saya berpikir berulang-ulang, itu mungkin salah satu alasan atau bukan salah satu alasan, atau itu cuma sebuah alasan untuk menyembunyikan sesuatu.

Saya melihat film Bianca bukan hanya film porno yang murahan, tapi film porno yang sangat indah. Contohnya adalah film ini. Dia menjadi peri yang memiliki 3 pasang sayap yang sangat besar, indah, dan transparan seperti kain sutra. Dia sedang bermesraan dengan seorang Pangeran Peri yang terluka dan tidak memiliki sayap. Bianca menyembuhkan Sang Pangeran Peri dengan hubungan intim. Menurut saya, ini bukan film porno, melainkan seni. Mungkin inilah salah satu alasan Bianca menjadi terkenal di dunia digital.

Saya memerhatikan semua filmnya, selalu ada pose jarinya yang melambangkan “peace”. Adegan jari itu muncul setelah dia menunggangi aktor laki-laki. Rasanya itu bukan menunjukkan wujud “peace”, tapi memang hampir sama. Saya rasa itu seperti bahasa isyarat untuk orang bisu yang bersimbol sebuah huruf.

“Siapa yang membuat film ini?” Saya bertanya kepada Brenda.

“Wah macam-macam orang yang membuat film-filmnya Bianca. Kadang juga Bianca sendiri bisa membuat film dia sendiri.”

“Dia membuat film sendiri?”

“Iya. Dia pernah membuat film dengan animasi.”

“Animasi?”

“Sebenarnya dia menggunakan program animasi yang simple. Cuma videokan diri dia sendiri dan mengubah wujudnya.”

Sekarang aplikasi untuk animasi telah ada di dalam ponsel. Salah satu aplikasi yang terkenal bernama Simple Anime. Aplikasi video yang mengubah wujud kita ke dalam karakter anime. Itu sangat populer di kalangan remaja dan anak-anak muda.

“Ooooohh menggunakan Aplikasi itu! Bukankah itu aplikasi yang gratis?”

Saya memerhatikan semua filmnya dengan hati-hati. Bianca sedang menunjukkan sebuah bahasa isyarat. Gerakan tangannya rasanya cukup kukenal.

“Detektif Delacroix, Anda bisa menggunakan Celibrox Anda untuk merekam film ini.”

“Anda ingin saya membajak film porno? Anda tahu Celibrox saya ini untuk..”

“Iya, untuk kepolisian. Saya tahu itu.” Saya memotong pembicaraan Detektif Delacroix. “Rekaman ini saya butuhkan di kantor polisi.”

“Anu... Pak Detektif, saya bisa meminjamkan film ini kepada Anda kalau Anda mau. Anda tidak perlu merekam film ini juga.” Brenda langsung memberikan saran kepada saya.

“Ooooo... Baiklah. Terima kasih, Brenda.”

Di dalam perasaan saya ada sesuatu yang mengganjal. Saya ingin melontarkan pertanyaan langsung.

“Ms. Smith?”

“Ya?”

“Apakah Bianca bisa berbahasa isyarat?”

“Iya, sebab dia pernah punya saudara yang bisu.”

“Oh, begitu,” kata-kata Brenda sudah menghilangan perasaan yang mengganjal saya. Itu menambahkan satu keping puzzle dalam kasus ini.

Kancil dalam BonekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang