Aku tahu bahwa orang yang menyerang kami rasanya lebih berbahaya dan dia bukan hanya manusia biasa. Aku merasa di belakangnya banyak sekali orang yang mengikutinya. Aku perkirakan orang-orang di belakangnya adalah orang-orang yang telah dia bunuh. Baunya sangat menyengat dan sangat busuk, dan bau itu membuatku sangat merinding ketakutan. Aku tahu bahwa aku tidak berani dan belum siap menghadapi orang seperti itu.
Saat Detektif Delacroix menyuruhku mundur, aku juga tahu bahwa dia juga ketakutan. Aku mengetahuinya dari bau badan dan detak jantungnya yang sangat cepat. Tapi, kurasa dia juga sedikit merasa senang akan pertarungan tadi.
Saat aku mengejarnya, kekuatan kaki Cyborg-nya sangat cepat, jauh lebih cepat dibandingkan aku. Aku menggunakan teknologi Biotech dan sedikit tenaga alam yang natural dari makhluk hidup.
Aku tidak berkata apa-apa. Majikanku memang tidak terluka, tapi aku tetap mengejar orang itu karena majikan menyuruhku, bukan karena kemauanku.
Gerakan musuh saat bertarung juga sangat cepat. Aku hampir tidak menangkap gerakannya. Aku prediksi kecepatannya 0,1 detik lebih lambat dari gerakan mataku sendiri. Dia hampir menyamai kecepatanku, hanya berbeda 0,1 detik saja. Tapi, orang itu memiliki pengalaman lebih banyak. Aku rasa dia lebih tua dari rekan-rekan kerjaku sekarang. Dia sudah makan garam di dalam dunia perang dan bela diri, itu sebabnya aku banyak mencium bau mesiu juga.
Setelah dia pergi, aku tetap dapat mencium bau yang muncul dan menempel di tubuh Detektif Delacroix. Aku rasa orang tersebut memberikan tanda bahwa Detektif Delacroix akan menjadi mangsanya yang terbaik.
Bukan hanya bau tanah yang busuk dan mesiu, aku juga mencium bau semen dan aku predikisi bau itu tidak berasal dari tubuh bonekanya. Itu bau korbannya.
Saat aku muda, aku pernah menghadapi binatang yang lebih berbahaya. Dulu aku pernah diserang oleh anjing besar jenis Bull. Anjing-anjing lain menyebutnya Rex. Dia anjing yang suka mem-bully anjing yang lebih kecil dan mengambil makanan anjing yang tidak berdaya. Aku saat itu masih kecil dan hanya bisa menggonggong cukup keras dan untuk pertama kalinya aku yang ketakutan ini memberanikan diri untuk melawan Rex. Aku tahu akan bisa menghadapi dia, tapi Rex tidak peduli dan Rex menyerangku untuk membuatku diam dan tidak bersuara lagi. Aku mendapat cukup banyak luka di tubuh yang kecil itu.
Setiap hari aku hanya menantap dirinya dan menggeram kesal. Dia tetap mengambil makananku. Aku tetap menatap atau menggeram dingin kepadanya. Dia mulai kesal akan kegiatanku setiap hari dan dia mulai menggonggongiku. Itu bukti bahwa dia merasa akan kalah.
Setelah Rex tidak dapat menahan kekesalannya lagi, dia menyerang salah satu anak anjing yang masih kecil. Ia temanku yang sudah kuanggap seperti saudara perempuanku sendiri. Ia di-bully hingga tidak bernyawa lagi. Aku dipenuhi kemarahan dan aku sudah tidak peduli lagi akan sebesar apa anjing yang aku hadapi atau seberapa berbahayakah dia. Aku menyerangnya, melompat dan menggigit lehernya. Rex kewalahan melepaskan gigitanku karena saat itu aku sudah memiliki gigi taring tajam dan pertumbuhan gigiku lebih cepat. Rex meninggal karena kelelahan dan kehabisan darah. Itu pertama kalinya aku melawan musuh yang lebih besar dariku dan lebih berbahaya dariku. Aku membuktikan diriku bahwa sekecil apa pun dirimu, suatu saat kau juga pasti akan melihat lawan yang besar. Aku juga terluka cukup parah, tapi kurasa itu cukup pantas ditebus dengan kebanggaan di dalam diriku sendiri atas perjuangan ini.
Aku akan selalu siap menghadapi masalah ini sekali lagi. Kurasa, kami akan bertemu kembali dengannya. Ini bukan berarti kami bertiga akan melawan dia sekali lagi dan hari ini merupakan kekalahan pertama kami. Tapi, kejadian tadi memang pantas dicoba.
Kami bertiga kembali ke kantor pusat kepolisian Kota Yraquela. Kami langsung menuju kantor Direktur Yamada, dia lebih mengerti tentang teknologi dan pandai melacak nomor seri melalui GPS.
Detektif Halim masuk ke dalam ruangan bagian invesitagasi untuk menyelidiki info detail yang dia dapatkan tadi (potongan tangan Android yang dimiliki oleh Si Pembunuh).
Direktur Yamada langsung memeriksa semua perangkat hardware-nya dan nomor seri yang ada di chip-nya. Ia lalu menemukan semua Droid pelacur yang pernah menjadi korban pembunuh berantai Droid yang Necroidphilia. Pemilik tangan itu bernama Greltx Holtz.
"Saya menemukan sel-sel DNA manusia. Saya rasa itu semen dari manusia dan darah manusia." Direktur Yamada langsung memberikan informasi secepatnya. Semen itu banyak terdapat di bagian jari sampai pergelangan tangan.
"Saya perkirakan dia juga memerkosa korban-korban tersebut. Saya yakin dia bermain-main dulu dengan mangsanya dan setelah itu dia langsung membunuhnya. Direktur Yamada, bisakah meng-scan DNA-nya untuk mengetahui siapa saja yang menjadi korban?"
"Saya usahakan menemukan identitas DNA yang ada di tangan itu."
Proses scan berlangsung cukup lama, tapi Detektif Halim tetap menunggu. Raut wajahnya mulai lebih serius. Sepertinya dia ingin mengetahui lebih banyak tentang pembunuh itu.
Saya mulai bertanya kepadanya, "Bolehkah saya bertanya? Anda mengenal orang tersebut?"
"Tidak. Kenapa kamu bertanya seperti itu?"
"Aku merasakan sesuatu tidak enak setelah mencium aroma yang ada pada dirinya."
"Maksud Elizabeth?"
"Dia sangat berbahaya. Aku dapat mencium bau banyak orang di belakangnya. Dia seperti Alpha Male dari kumpulan serigala yang paling kuat dan paling berbahaya."
Detektif Halim diam. Agaknya dia sedang memikirkan kata-kataku tadi. Dia ingin mengucapkan sesuatu. Kurasa dia kebingungan. Aku mendengar suara detak jantungnya berbeda. Dia ketakutan, sama seperti aku.
"Saat aku muda, aku pernah memiliki mentor dan dia adalah seorang detektif yang sangat hebat. Dia sedang berusaha memecahkan kasus Necroidphilia. Pembunuh itu mengincar mangsanya setiap setahun sekali, seperti masa panen. Mentorku berusaha menangkap pembunuh itu, tapi pembunuh itu dinyatakan telah mati. Mentorku berkata bahwa pembunuh itu belum mati dan dia akan melahirkan pemburu baru."
"Detektif Halim, saya sudah menyelesaikan scan DNA-nya." Direktur Yamada memanggil Detektif Halim dan memotong pembicaraannya.
"Mari kita lihat."
"Saya temukan sebuah keanehan. Saya menemukan semua DNA dalam database, tapi cuma 1 DNA tidak pernah terdaftar. Saya rasa mungkin itulah DNA Si Pembunuh."
"DNA tidak terdaftar?"
"Tapi saya juga menemukan bahwa di DNA itu terdapat protein kimia yang bernama Vectrix. Anda tahu di mana kimia itu berada?"
"Luna Nera generasi pertama?"
Aku tahu nama itu, bahwa Vectrix atau yang nama kimianya adalah Vx atau juga sering disebut Yellow Gel disuntikkan dalam Luna Nera generasi pertama untuk membantu Nano Machine bisa masuk ke dalam sel darah. Zat itu mengandung protein tinggi dan vitamin, tapi efek sampingnya juga sangat berbahaya. Aku salah satu bukti nyata. Ternyata ada peneliti yang melakukan percobaan ke manusia.
"Direktur Yamada, bisakah menyelidiki kelamin DNA ini?"
"Ada sedikit masalah. DNA ini ada Kromosom Mosaic. Saya tidak tahu dia laki-laki atau perempuan. Saya perkirakan pembunuh ini bekas tentara. Sebab tentara dulu sering disuntikkan Vectrix. Saya perkirakan umurnya sudah 60-an lebih."

KAMU SEDANG MEMBACA
Kancil dalam Boneka
Ficção CientíficaYraquela merupakan sebuah kota yang sangat maju. Kota itu bisa disebut kota utopia masa depan pada abad ke-26. Kota dengan teknologi yang sangat maju ini dibangun oleh sebuah perusahaan terkenal, yaitu VOX Corps. Meskipun begitu, di kota yang tenang...