Aku pikir setan telah masuk dalam diriku dan membuat kewarasanku hilang. Membunuh seperti sugesti bagiku atau seperti perasaan lapar. Dengan tubuh ini, aku tetap merasa lapar di dalam pikiranku, meskipun tubuhku tidak berkata lapar. Aku berharap bisa menjadi manusia lagi. Aku hanya bisa minum dan makan tanpa merasakan kenikmatan apa pun.
Setelah kejadian atas kehilangan badanku, seharusnya nano machineLuna Nerabisa memperbaiki beberapa tubuh yang rusak. Sayangnya, Luna Nera hanya memperbaiki bagian yang rusak di dalam. Luna Nera generasi lama tidak memiliki kemampuan untuk melakukan penyembuhan yang drastis.
Ketika aku masih aktif, asuransi Project R belum terlaksanakan. Pemerintah tidak memberikan asuransi itu kepadaku. Itu semua karena mereka takut kalau suatu hari aku tidak dapat dikendalikan setelah atasanku meninggal.
Sekarang umurku telah mencapai sekitar 70 tahun. Aku tidak dapat mengingat lagi hari ulang tahunku. Aku tidak memiliki sanak saudara atau keluarga untuk merayakan ulang tahunku. Sekarang, yang aku miliki adalah tuanku. Dia juga tidak peduli atau merayakan ulang tahunku. Dia cuma memberiku makanan dan kehidupan baru, itu saja cukup. Aku cuma mendengarkan perintahnya.
Aku cuma menunggu mangsa yang telah dipilih oleh majikanku. Dia cuma berkata, “Seseorang telah ditipu oleh kancil.” Itulah target yang harus aku bunuh.
Aku menunggu malam hari, setelah mangsa itu selesai dari tugas dan kesibukannya. Saatnya sang pemburu harus bersabar dan memerhatikan gerak-gerik mangsanya.
Baju magnet yang aku kenakan memberikan keuntungan, membuatku terhindar dari kamera keamanan. Tegangan magnet merusak sistem kelistrikan di sekitarku. Aku berjalan seperti biasanya hingga kamera keamanan tidak mengenaliku sama sekali. Tuanku memberikan sebuah aturan, yaitu “Tidak boleh ketahuan dan hapus jejakmu”. Jadi, aku juga membunuh penjual baju magnet milikku.
Aku menghampiri mangsaku dengan berjalan perlahan-lahan dan menyelinap masuk ke rumah mereka. Kadang mereka tidak bisa mendengar suara tapak kakiku atau merasakan kehadiranku di belakang mereka atau di dalam rumah mereka.
Setelah aku menangkap mereka, aku suka berbicara dengan mereka dan membungkam mereka dengan selotip. Aku ingin mereka cuma mendengar kata-kataku. Kejadian yang baru-baru ini terjadi adalah mangsaku kabur dan terbunuh. Aku belum sempat bercerita dengannya.
Aku bercerita tentang masa laluku. Aku suka sekali pengalaman selama perang dan bercerita tentang bagaimana rasanya saat pertama kali aku membunuh. Aku suka bilang yang pertama itu menakutkan, tapi selanjutnya mulai terbiasa. Itu kata-kata yang sering diceritakan oleh mentorku. Bukan hanya itu, aku juga suka bercerita tentang biologi atau sains. Aku tertarik dengan organ manusia. Kenapa mereka sangat unik?
Setelah selesai bercerita, aku menghampirinya. Aku membuat korbanku masturbasi. Aku cuma memberikan jariku kepada wanita yang menjadi korbanku itu. Aku suka memerhatikan manusia yang sedang mengalami kenikmatan. Aku sendiri sekarang tidak bisa mengalaminya. Aku sudah tidak memiliki alat itu lagi setelah aku memiliki tubuh baru ini.
Aku membunuh dengan menggorok leher korbanku. Aku melihat mereka berdarah perlahan-lahan di atas meja bedah. Di bawah meja bedah itu terdapat ember besar untuk menampung darah. Lantainya sudah kulapisi plastik.
Setelah korbanku kehilangan jiwanya, aku mengambil sebagian kulitnya di bagian dada atau bagian yang tidak berbulu. Aku juga menguliti bagian kepala untuk mengambil rambutnya sebagai piala atau koleksiku saja. Aku kadang mengambil bagian organ tubuh lainnya, kadang daging yang empuk.
Aku menyebut mereka itu Boneka Rusak yang berarti aku harus membuang mereka dan membuat boneka baru. Aku membawa tubuh mereka setelah kumutilasi agar mudah dimasukkan ke dalam kotak.
Bagaimana pun, aku juga menghargai kematian. Aku menjahit mata mereka dengan kancing supaya mereka tertidur dan dapat melihat di dalam dunia mimpi mereka.
Tubuh-tubuh mereka kuletakkan di sebuah tempat yang sangat nyaman. Aku kuburkan mereka di bawah rumahku.
Setelah pekerjaanku selesai, aku merasa lapar. Saatnya aku harus makan. Aku harus mengecek lemari es. Lemari esku itu sangat besar. Aku ciptakan sendiri. Sebaiknya aku tidak menyebutnya lemari es, tapi ruang pendingin daging.
Di tengah-tengah ruang pendinginku ada seonggok tubuh manusia yang sudah terpotong dan tidak terlihat seperti manusia lagi. Ya, itu hanya gumpalan daging. Itulah tubuhku pada masa lalu. Aku tetap menyimpan tubuhku untuk mengenang diriku yang dulu. Tubuhku yang telah cacat dan terkena luka bakar tingkat tinggi. Aku cuma melihat tubuhku dan berpikir.
Memakan daging manusia, berarti mengambil jiwanya.
Aku juga pernah diceritakan oleh mentorku tentang seorang jendral perang di dalam cerita Samkok, sejarah China tentang tiga kerajaan. Jenderal itu dari Wei yang bernama Xiaohau Dun. Setelah matanya terkena panah. Dia berkata kepada dirinya “Pemberian dari Tuhan jangan disia-siakan”. Dia mencabut panah itu dan memakan matanya yang telah tusuk oleh panah. Mungkin aku harus menghargai pemberian dari Tuhan.
Setelah aku selesai menjalankan tugasku, aku memakan tubuhku perlahan-lahan supaya aku dapat mengembalikan jiwaku perlahan-lahan. Aku juga bisa merasakan dagingku itu sangat enak. Indra perasaku mulai ada setelah aku memakan dagingku sendiri.
Badanku ini terbuat dari organ-organ buatan. Aku masih bisa bernafas dan bergerak saja. Aku tetap diberikan ginjal buatan untuk membantu pencernaanku, tapi dengan tubuh ini aku tidak memiliki indra peraba karena tanganku atau kulitku terbuat dari karet dan plastik. Aku tetap memiliki indra penciuman yang tajam sebagai nilai plus dan penglihatan yang sangat tajam juga. Aku tidak memiliki indra perasa, aku tidak bisa membedakan rasa pahit, manis, asin, dan asam. Setelah aku memakan dagingku, indra perasaku mulai bekerja. Aku rasa error ada di tubuh bonekaku ini. Aku pikir itu sesuatu yang bagus juga. Aku bisa merasakan rasa lapar lagi.
Setelah aku bisa menikmati hidangan yang aku masak, aku kembali menikmati hobiku, yaitu menjahit boneka.
Setelah bahan-bahan telah kering atau kulit-kulit telah aku asapi, aku menyiapkan peralatanku membuat boneka.
Aku perlahan-lahan menikmati pembuatan boneka. Kenapa aku suka sekali dengan boneka? Mentorku telah melatihku sejak kecil. Aku tidak mempunyai orang tua dan aku kadang iri dengan anak-anak yang memiliki boneka yang bagus.
Mentorku berkata, “Kalau kamu ingin boneka, buatlah boneka dengan tanganmu sendiri.”
Selama ini mentorku hanya melatihku untuk memburu, membunuh, dan menguliti binatang.
Kulit-kulit sisa tersebut aku gunakan untuk menciptakan boneka. Di dalamnya aku tidak memasukkan kapas atau bulu angsa, melainkan biji kacang.
Saat aku remaja, mentorku mulai kesal dengan hobiku dan memukulku. Ia berkata, “Kamu ini sudah besar. Bukan saatnya kamu bermain dengan boneka lagi.”
Karena larangan dari mentorku, kadang aku suka sembunyi-sembunyi membuat boneka di barakku sendiri.
Boneka kulit manusia itu aku berikan mata yang dijahit dengan kancing besar yang berwarna hitam.
Kamar spesialku kugunakan untuk menyimpan koleksi boneka-bonekaku yang memiliki macam-macam warna kulit yang berbeda.
Aku senang sekali telah mendapat tambahan satu koleksi lagi. Sekarang aku hanya menunggu perintah dari tuan dan tidak sabar untuk menambah koleksiku lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kancil dalam Boneka
Science FictionYraquela merupakan sebuah kota yang sangat maju. Kota itu bisa disebut kota utopia masa depan pada abad ke-26. Kota dengan teknologi yang sangat maju ini dibangun oleh sebuah perusahaan terkenal, yaitu VOX Corps. Meskipun begitu, di kota yang tenang...