Chapter 21

26 3 0
                                    

Aku bermimpi makan malam bersama keluarga. Ibu sangat gembira karena akan merayakan hari ulang tahunku. Ayahku telah pulang dari kerja dan memberikanku sebuah bingkisan yang berwarna hijau muda dan diikat oleh pita merah, seperti kado saat Natal.

"Anakku, ini hadiah untukmu. Happy birthday." Itu kata-kata yang sangat indah dan aku sangat senang setelahnya.

Kami makan malam bersama dan aku hanya melihat wujudku yang masih kanak-kanak berkumpul bersama keluarga. Itu benar-benar seperti sebuah gambaran keluarga yang bahagia. Aku menangis dalam mimpi dan berkata dalam pikiranku, "Apakah aku bermimpi? Apakah aku sudah di surga?"

Kamu belum di surga dan betul kamu masih bermimpi.

Suara itu berbisik di dalam pikiranku dan itu bukan suara hatiku atau pun pikiranku. Aku melihat ayahku sedang melihatku dan berkata-kata dengan kata itu. Aku mulai kebingungan dalam mimpiku, wujudku yang masih anak-anak juga berkata sama. Mereka bertiga juga mengatakan hal yang sama.

Mereka menunjuk kepada sesuatu di belakangku. Aku langsung menoleh untuk melihat apa yang ada di belakangku.

Aku melihat seekor kancil di hamparan rumput yang penuh dengan bunga aster. Aku bertanya, apa maksud mimpi ini?

Kejarlah kancil itu, kamu akan mengetahui kebenaran.

Kata-kata itu selalu muncul dalam pikiranku berulang-ulang. Sepertinya mimpi itu memberitahuku terus menerus-menerus sampai aku harus mendapatkan kancil itu. Ini sesuatu yang sangat aneh. Mimpi itu bukan hanya satu kali kualami. Aku memimpikannnya lebih dari sekali. Tapi, aku tidak percaya hal-hal supernatural bahwa mimpi memberikan petunjuk.

Aku juga tidak mengerti soal mimpi itu dan kupikir aku perlu memberitahukannya kepada Detektif Halim. Mungkin dia akan berpikir itu cuma pikiran anak-anak saja.

Sekarang aku bersama Detektif Halim di dalam Virgil. Dia sedang memakai helm Virgil bola kristal. Dia mengontrol Virgildengan controller yang berbentuk hologram. Dia menggerakkan jari-jarinya dengan sangat cepat dan mengetik program kunci untuk mengetahui lokasi pembunuhan dan tersangka. Aku melihat manusia jenius yang melebihi manusia biasa. Aku sangat kagum akan kemampuannya. Banyak kasus dipecahkan olehnya, sedangkan aku hanya mengurus preman dan pengedar narkoba.

Ada kasus pengedar obat Green Crystal, obat steroid otak yang digunakan untuk mempercepat perkembangan otak serta mengandung morfin dan zat halusinasi. Itu sangat populer di kalangan mahasiswa. Aku cukup susah menghadapi masalah itu, tapi Detektif Halim mampu menyelesaikan kasus itu dengan cepat sebab kejahatan itu disusun oleh salah satu mahasiswa yang merupakan hacker yang jenius. Detektif Halim dapat menangkap mereka. Salah satu pengedarnya ternyata bekerja di kepolisian.

Setelah dia selesai menggunakan Virgil, Detektif Halim kembali duduk di mejanya. Tiba-tiba ia merasa mual dan muntah di tempat sampah.

"Anda tidak apa-apa, Detektif Halim?"

"Saya tidak apa-apa. Hanya mual sebentar. Ini efek samping karena terlalu lama menggunakan Virgil."

"Detektif Halim menemukan sesuatu di dalam Virgil?"

"Iya. Saya menemukan sesuatu."

Tiba-tiba ponsel berbunyi dalam Celibrox saya.

"Yes... Baik, saya akan ke sana sebentar lagi."

"Ada apa?"

"Ada korban pembunuhan dekat gedung VOX Corps."

Setelah kami sampai di sana, kami langsung mengetahui korban yang dibunuh. Tubuh yang kami lihat sudah tidak terlihat seperti tubuh manusia lagi. Tubuhnya telah dipotong-potong dan dibentuk seperti tubuh peri. Di lantainya digambarkan sayap peri yang sangat besar.

Korban itu adalah kekasihnya James.

"Tidak!!!!!!!" Suara teriakan James terdengar sangat keras.

Kancil dalam BonekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang