Chapter 31

10 0 0
                                    

Saya menuju ke tempat pembunuh itu, saya pernah ke sana sekali. Kenapa saya bisa tahu? Sebab alamat itu tertulis di dalam laporan mentor saya. Saya tetap mengingat alamat rumah itu. Perumahan tersebut cukup tua sebab perumahan itu dihibahkan oleh pemerintah kepada tentara-tentara yang aktif pada masa itu. Lingkungannya sangat ramah dan mereka tetap menghargai tetangga sekelilingnya.

Pada masa sebelum menempati tempat itu, tempat itu terlihat dingin. Orang-orang di sana terasa individualistis dan tidak menunjukkan ekspresi ramah. Saya merasa sebagian wilayah itu digunakan oleh Math Lab atau pengedar obat-obatan.

Meskipun disediakan fasilitas teknologi yang memadai, beberapa fasilitas tersebut dirusak oleh generasi muda di sana. Anak-anak muda di sana tidak sekolah dan tidak bekerja. Mereka mendapatkan income dari orang tua dan pemerintah serta dari hasil menjual obat-obatan. Perumahan itu menjadi tempat imigran gelap, namun kepolisian imigrasi sulit memasukinya. Mereka takut warga akan melakukan pengeroyokan. Perumahan tersebut dulunya tempatnya perkumpulan HHH. Pemerintah yang baru telah menghilangkan premanisme yang ada di perumahan itu. Setelah ditempatkan oleh tentara-tentara, preman-preman tersebut jadi sulit masuk kembali ke perkampungan tersebut.

Saya menuju rumah yang dituju, yaitu rumah Kolonel Thomas MacGenis. Dia adalah tersangka pembunuhan berantai Necroidphilia. Dari luar, rumah itu terlihat tidak terawat. Saya tidak pernah tahu apa yang ada di dalam rumahnya. Terlihat tidak pernah dihuni. Rumahnya saya perkirakan pernah dicat berwarna putih dan sekarang telah berubah jadi abu-abu. Lantainya bermarmer, termasuk lantai garasinya. Banyak rumput liar tumbuh di sekitar rumah. Temboknya yang dicat putih berubah warna menjadi hijau dan abu-abu karena lumut dan jamur. Tidak ada satu pun dari bangunan itu yang dibuat dari kayu. Semuanya terbuat dari semen, batu, beton, dan besi. Uniknya, di rumah itu terdapat pahatan dan pagarnya yang terbuat dari besi juga memiliki ukiran. Kalau rumah ini dibersihkan, pasti terlihat seperti rumah yang mahal dan berkelas.

Saya melihat Houber Car yang pernah menabrak kami pada saat pertemuan pertama.

Saya dan Detektif Delacroix masuk ke dalam rumahnya. Pintu depannya dikunci dengan gembok biasa. Biasanya gembok terbaru sudah mengunakan sidik jadi. Saya perkirakan orang tersebut sudah tidak memiliki sidik jari dan seluruh tubuhnya telah menjadi Droid. Orang itu mengunakan semua barang yang manual.

Detektif Delacroix membukanya dengan paksa. Dengan kemampuan tangan mekaniknya, dia hanya perlu menarik gembok itu sekali.

Setelah kami membuka gerbangnya, saya merasa aura yang tidak enak. Saya berkata kepada Detektif Delacroix, "Sebaiknya Anda meng-scan halaman depan ini dengan Celibrox Anda. Oang ini dulu bekas tentara. Dia pasti selalu berhati-hati dan memasang perangkap."

Detektif Delacroix langsung mengaktifkan program scanner yang ada di Celibrox-nya. Dia menemukan beberapa ranjau yang ada di depan rumah. "Saya menemukan beberapa ranjau di depan rumahnya, dekat pintu utama."

"Sebaiknya jangan disentuh. Saya akan memanggil parah ahli penjinak ranjau dan orang-orang di kepolisian." Saya langsung mengirimkan pesan ke kantor kepolisian supaya mereka bergegas menuju ke tempat kami. Tapi, saya lebih suka menyelidiki langsung daripada menunggu mereka. Setelah mereka masuk, pasti tempat ini akan sangat ramai dan itu mengganggu konsentrasi saya.

Saya masuk ke dalam ruangan utama yang tidak terlihat kosong. Di sana tidak ada sofa atau kursi untuk duduk. Akan tetapi, ruangan itu berdekatan dengan ruang makan. Saya melihat meja yang besar dari kayu di ujung sana. Saya melihat meja yang cukup kuno dan ukiran kayu yang cukup detail. Saya merasa bahan kulitnya terbuat dari kayu jati. Saya rasa ini barang antik yang tidak pernah berdebu dan meja ini pasti selalu diurus oleh pemiliknya.

Piring di tempat cucian selalu dibersihan dan gelas juga tersusun rapi. Bisa dikatakan orang itu telah selesai makan. Saya bisa tahu bahwa dia orang yang disiplin terhadap dirinya sendiri, apalagi dia juga mantan tentara. Tidak ada bau busuk di ruangan ini.

Kancil dalam BonekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang