Chapter 24

20 3 0
                                        

Saya melihat padang rumput yang luas. Saya melihat diri saya saat muda sedang memegang putri saya yang masih kecil. Kami terlihat sangat senang. Orang-orang menyebutkan itu mimpi yang sangat indah, tapi bagi saya tidak. Itu adalah mimpi buruk yang diulang berkali-kali. Saya tahu itu bukan kebenaran yang sebenarnya. Putri saya yang sekarang ini sedang koma, penyebabnya adalah saya. Saya memiliki pilihan yang sangat sulit, yaitu memilih anak saya atau kota saya. Saya memilih kedua-duanya. Saya tidak peduli, kalau saya disebut sangat egois. Saya tahu saya telah melakukan kesalahan yang sangat besar dan saya sendiri tidak akan bisa memaafkan diri saya.

Putri saya adalah seorang hacker yang andal. Dia menemukan rahasia yang saya simpan untuk kota saya. Saya tidak sengaja menyakitinya. Dia ingin membocorkan rahasia yang saya simpan untuk perdamaian dan keseimbangan kota saya. Cita-cita yang saya harapkan bisa dihancurkan oleh putri saya dalam sekali tiupan.

Saya ulang sekali, saya tidak bangga atas perbuatan saya sebagai seorang ayah. Saya tidak sengaja menembaknya karena perasaan marah saya hingga saya tidak dapat mengendalikan diri saya. Putri saya lumpuh akibat perbuatan saya, tapi rahasia tetap tersimpan.

Meskipun dia sedang koma, dia telah berhasil meluncurkan virus dengan nama sandi “Kancil”. Sebenarnya itu bukan virus komputer, melainkan program komputer yang bisa menyatukan jiwa manusia ke dalam dunia digital. Putri saya memiliki kemampuan khusus, yaitu masuk ke dalam dunia mimpi. Kemampuan hacker-nya tidak bisa disangkal lagi. Ia sangat jenius dan saya tidak bisa menghentikannya.

Saya terpaksa menyuruh orang itu untuk membunuh orang-orang yang melihat Kancil di dalam dunia mimpi.

Di dalam mimpi, saya bertemu dengannya dan dia selalu berkata supaya saya menghentikan niat saya untuk membunuh dan menyebarkan rahasia itu. Dia ingin supaya saya jangan menanggung dosa lagi, saatnya saya beristirahat dan lupakan semuanya. Saya belum mengucapakan permintaan maaf karena telah menembaknya. Saya tahu dia mengerti penderitaan yang saya alami. Meskipun saya tidur, saya tetap berbincang dengan putri saya di dalam dunia mimpi.

Tiba-tiba suara telepon membangunkan saya dari mimpi saya bersama putri saya.

Orang yang menelepon saya adalah para pemimpin dari negara-negara maju. Mereka ingin membicarakan mengenai kota saya dan perkembangan penelitian saya. Mereka juga ingin membeli teknologi canggih untuk senjata. Perusahaan saya memang banyak menjual senjata-senjata penghancur untuk negara-negara yang sedang berperang. Itu salah satu pemasukan perusahaan yang paling banyak saya dapatkan. Saya tetap melayani mereka dengan senyum. Saya tidak peduli apa yang terjadi di negara lain. Saya sudah kehilangan jalur kemanusian. Saya sadar, tapi saya tidak peduli.

Pemasukan perusahaan saya, tidak bisa disangkal, memang salah satu yang terbesar di dunia.

“Apa kabar, Mr. President? Bisa saya bantu?”

“Bagaimana progres proyek yang saya harapkan?”

“Sekarang sedang dalam pengerjaan.”

“Saya mendengar kabar bahwa ada kekacauan yang disebabkan oleh Kancil. Bagaimana Anda bisa menjelaskan itu?”

“Saya sedang memperbaiki masalah itu. Sekarang telah berjalan lacar.”

“Anda tahu siapa yang melakukannya?”

“Saya sedang menyelidiki masalah ini. Semuanya sudah bisa dikendalikan.”

“Saya tidak menyukai robot-robot itu berkeliaran di kota Anda....”

“Mr. President, sebaiknya jangan menyebut kata-kata itu. Kedengarannya sangat rasis. Hak asasi saya berikan kepada mereka. Saya melihat progres mereka. Apa mereka bisa membantu peradaban kita ini? Saya rasa mereka bisa membantu kita semua. Saya memohon kesabaran Anda akan proyek itu. Anda akan menunggu hasilnya. Sekian perbincangan kita.”

“Sebelum selesai, saya ingin menanyakan sesuatu. Produk Anda yang terbaru untuk Armor Gear. Saya juga ingin mendengar hasilnya. Saya mendengar kemajuan Gear yang baru ini tidak bisa dikalahkan.”

“Itu saya akan bicarakan sekali lagi. Sekian pembicaraan ini.”

Saya langsung mematikan telepon. Berita sudah beredar sangat cepat. Saya harus bertindak secepatnya.

Papa, kancil-kancil telah dibebaskan.

Saya menoleh ke belakang dan melihat ada banyak sekali kancil di ruanganku. Mereka mengucapkan kata-kata yang sama. Kata-kata mereka terus bergema di kepalaku.

“SETOP!!!! Lydia, setop, jangan hentikan Papa lagi. Saya lakukan demi kamu dan kota ini. Saya tidak peduli apa yang kamu lakukan. Yang kamu lakukan sekarang adalah sebuah tindakan yang sia-sia. Sebaiknya kamu hentikan secepatnya. Sebelum Papa kehilangan kesabaran. Ini semua telah berjalan. Papa sudah menghilangkan kancil-kancil milikmu.”

Tiba-tiba telpeon berbunyi dan tidak bersuara. Saya tahu bahwa telepon itu berbunyi, sebab telepon itu hanya berasal dari orang itu.

Mereka sudah mulai dekat. Apa sebaiknya saya ambil tindakan secepatnya, Pak?

 

“Sebaiknya kamu ambil tindakan secepatnya. Kalau tidak, masalah akan bertambah besar. Lakukan secepatnya.”

Kancil dalam BonekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang