2. G2P1A0

7.5K 504 11
                                    

-Mantan boleh pergi tapi cuan jangan.

Nurse station sepi. Eh gue ralat dengan adanya Mbak Heni dan Siska itu jauh dari kata sepi alias mereka mewakili semua mulut pasar emak-emak yang tukang tawar. Terus mendesak agar penjual menurunkan harga dan dengan angkuh main pergi karena gagal membuat penjual rugi. Tanpa rasa bersalah mereka cuman nanya-nanya.

"Jadi dia yang buat lo betah ngejomblo?"

Pertanyaan Mbak Heni yang sebenarnya tidak butuh jawaban tapi tetap dipertanyakan. Kan sontoloyo banget.

"Mbak, gue single bukan jomblo." Sanggah ku.
"Mantan Mbak Airy ganteng banget." Sela Siska tanpa dosa.

Sekian banyak pernyataan dan pujian kenapa pujian itu sih yang keluar dari mulut ember Siska? Duh... gue kan jadi gak bisa nyanggah. Sebel boleh, munafik jangan!

Dan disinilah gue, nurse station. Sendiri, pukul 02.00 WIB dini hari cuy. Untungnya gak ada lagi pasien gawat yang dateng. So, sekarang kerjaan gue cuman scroll time line ig dan baca webtoon.

"Hihihi..."

Sumpah, itu suara gak ada mirip mirip nya sama mbak kunti, yang ada malah kayak suara bencong yang sepi pelanggan. Masih dengan posisi sama tanpa ingin beralih dari layar ponsel gue menyahuti,

"Gak ada uang receh mas..."

Tak lama terdengar suara sepatu yang kolab sama lantai rumah sakit mendekat dan jangan lupa dengan gelak tawa nya. Duh itu tawa renyah banget kayak krupuk baru keluar penggorengan.

"Gimana, horor an suara tadi atau suara mantan?" Sambungnya di sela tawa.

Mantan lagi, mantan lagi, gak ada topik lain? Heran.Ini masih dini hari, gue ngantuk tapi gak bisa tidur sampek sampek time line ig udah gak bisa direfresh gegara gak ada yang update dan itu Dokiber masih bisa ketawa ketiwi? Mana masih wangi lagi. Itu parfum satu botol dipakek semua kali ya jam segini masih wangi aja. Jiwa perawan gue meronta merintih menangis meratapi keadaan yang terbalik.

"Nih..."

Sebuah kotak susu coklat tersaji dengan epik. Perpaduan warna designnya juga bagus lengkap dengan logo kepala sapi blonteng item putih. Fix pasti karyawannya S3 marketing.

"Minum terus tidur! Itu mata udah kayak vampir keturunan panda. Lo nggak mau kan si mantan bersyukur gegara dulu ninggalin lo?"

"Bilang aja gue jelek."

"Hahaha... gak sia² lo lulus FK, ternyata emang pinter."

"Yan...lo gak ada niatan pergi gitu dari sini? Denger celotehan lo, gue ngantuk."

"Gue tahu kok kalau my voice is your favourite song, gak usah muji tersirat gitu kali."

"Iye. Suare lo kayak lagu nina bobo."

"Gue siaga 24/7. Don't forget!"

Maksudnya 24/7 di rumah sakit? Ya kali dia mau jaga seminggu full, boneka angin aja tiap malem dimatiin. Dia kira itu badan terbuat dari besi. Terus dia siaga buat siapa? Buat gue? Aaiish... ngantuk gue mikirnya. Digital clock di ponsel gue menunjukan angka 03.00 WIB. Gila ternyata ngobrol ngalor ngidul sama Lian tadi makan waktu satu jam. Gue gak bisa bayangin kalau Lian jadi kepala sekolah yang tiap senin harus kasih amanat waktu upacara, itu murid nya pasti pada tidur lagi dengerinnya. Dengerin Lian ngomong kayak dengerin Alm.Gesang nggending lagu Bengawan Solo pakek dikipas in. Mendayu dayu sampek alam kapuk.

Ayo Airy semangat..tinggal 2 jam lagi shift lo berakhir dan lo bisa kencan dengan kasur tercintah di apartemen lo yang lebih mirip kos-kos an itu dan jangan lupa lo masih nyicil. Iya NYICIL, gue inget. Gue berharap bisa tidur nyenyak dalam dua jam ini tanpa ada kondisi gawat yang nyamperin apa lagi ngajak ngopi. Itu nggak lucu.

"Dok...dokter...Dokter Airy."
"Hmm". Sekilas gue melihat wanita yang umurnya terpaut gak jauh dari gue, gue tahu itu Mbak Heni, kelihatan dari kacamata full frame nya.

"Ry...Airy bangun! Pasien atas nama Ny.Liana ketuban pecah dini."
"Hm... siapa yang nikah dini?"
"Astaga Airy... istri mantan lo mau ngebrojol, cepetan bangun!"

Gue melek 90% dengan muka bantal kayak kambing congek. Iya yang 10% ketinggalan di meja nurse station yang gue jadiin bantal darurat.

Plak. Lengan atas gue ditabok sama Mbak Heni dan 10% nyawa gue akhirnya kumpul reunian. Sedikit pusing emang ini nyawa yang masih melanglangbuana dipaksa ngumpul sama tabokan si kura-kura ninja.

"Gimana gimana mbak?"
"Duh Ry... anak mantan lo di ujung tanduk tuh. Cepetan sadar dong!"

Kalau tiap hari gue bisa jalan cepet kayak gini kayaknya gue harus say good bye deh sama sayuran mentah, lalapan, jus sayur, sayur dijus dan segala makanan rebus yang selama ini turut andil jagain ini tubuh biar tetep sehat, alias gue kerja dapet duit dan awet muda. Sekali dayung 200 pulau terlampaui. Buset, kebanyakan Ry. Iya, itu semua menurut imajinasi gue yang nyata dan kenyataan yang diimajinasi. Kenyataan yang emang didepan mata adalah gue lari-lari karena sikon gawat, operasi mendadak, tidur karena kelupaan kalau gak lupa berati gak tidur, kantung mata kayak vampir keturunan panda dan jangan lupakan mie instan absolutly.

"Status?"
"G2P1A0 (kehamilan ke-2, persalinan ke-1, belum pernah operasi)."
"Ha??"

Jawaban Mbak Heni bikin pita suara gue terkaget kaget sampek sampek semua anggota tubuh ikut berhenti. Minuman soda dikocok dulu baru di buka, byuuuur ya kira-kira kayak itulah pita suara gue merespon. Berati itu mantan udah ngehamilin bini nya dua kali? Bahasa lo Ry..gak ada yang lebih bisa didengerin kuping apa.

"Kok gue ngerasa kayak anak SD tinggal kelas ya Mbak." Ucapku dengan lesu.
"Ry, nyawa lo ketinggalan dimana sih?"
"Mbak...mantan gue udah mau punya anak 2 dan gue masih stuck."
"Ry..." Mbak Heni mulai geram.
"Ok. Siapkan ruang operasi."
"Udah siap dari tadi jubaedah.."

Cuma cengiran kuda yang gue persembahkan sebelum gue minta Mbak Heni buat duluan ke OK (Operatie Kamer). Sedang gue berlari ke toilet buat ngilangin ini belek di pelupuk mata. Kan nggak lucu kalau lagi fokus operasi ini belek jatuh masuk ke tubuh pasien. Bukannya anak ngebrojol selamat yang ada emaknya inpeksi bakteri belek, terus licenci praktek gue dicabut. Duh cuan aku tak dapat jauh darimu, jangan tinggalkan aku. Mantan boleh pergi tapi kamu jangan.

OK 2. Iya gue menuju kesana karena OK 1 dipakek. Layar monitor OK 1 tertulis "Caesarean Section by Dr.dr.Calliandra, Sp.OG". Tetiba gue senyum waktu baca itu tulisan berjalan. Lah...kenapa gue senyum-senyum?. Gue harus akui bahwa itu orang keren dengan embel-embel doktoralnya yang dia dapat di usia yang terbilang muda dan gue gak munafik.

"Airy..."

Gue menoleh ke sumber suara. Gue tetep nggak bisa bohong kalau jantung ini masih berdetak dua kali lipat dari biasanya saat melihat sosok itu, bahkan setelah banyak tahun tak menyapa. Bahkan gue lupa kalau beberapa detik lalu gue baru aja muji tentang Lian.

3.22.2021

Terima kasih udah mau baca. Jangan lupa vote dan coment ya..

Spesialis ObgynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang