Kata ajaib yang dapat membuatmu bertahan dalam kesulitan, harapan.
.
.
."Morning, Fa. Long time no see."
Udah tahu kan siapa pemilik panggilan Fa-itu. Pandu Kartosuroso.
Udah banyak hari gue gak lihat ini sugar daddy, tambah mempesona saja, kan gue jadi susah nolaknya. Meski wajahnya ketutup masker namun sedikit kerutan di bawah mata menandakan dia sedang tersenyum lebar. Orang yang pakai masker itu matanya akan terlihat lebih fokus.
Tidak ada angin tidak ada badai, itu Pandu turun tangan ke OK jadi operator. Mengejutkannya lagi, gue diminta jadi ass-op nya secara DADAKAN. Emang bisa kayak gitu? Bisa aja, kan kakeknya yang punya RS. Fakta yang satu itu jangan sampai kelupaan atau dilupakan.
Ini pkl.06.00 WIB dan gue udah harus bergaun operasi yang cantik nan anggun. Parfum karbol menguar di seluruh ruangan. Dia semacam parfum dari jenis desinfektan yang telah terkenal di rumah sakit dan jadi top brand.
Menelisik pakaian gue sekarang, gue juga ikutan meneliti penampilan Si Operator yang lebih dulu bergaun operasi. Untuk pertama kali gue lihat Pak Pandu ada di OK lengkap dengan atribut dan aksesoris OK. Kok tambah keren ya? Pikir gue sekejap.
Bahkan menurut gue, Pak Pandu lebih keren kalau pakai gaun operasi dari pada stelan jas yang necis. Kenapa? Karena saat di OK dia terlihat fokus. Skill yang dianugerahkan pada setiap jarinya itu terlihat mempesona saat bergerak.
Agaknya gue sedang terlelap dalam pesona seorang Pandu Kartosuroso sampai sebuah interupsi berhasil membangunkan gue.
"Fa, are you okay?"
"Ehm."Tidak ada yang salah dengan pertanyaan Pak Pandu, cuma panggilan yang dia buat itu sedang tidak tepat digunakan saat ini.
"Maksud saya. Anda tidak apa-apa dr.Fairy?"
Sepertinya Pak Pandu sudah sadar sikon. Gimana gak sadar coba, kalau banyak pasang mata yang sedang ngintai gue dibalik masker yang menutupi wajah mereka. Sorot mata para perawat udah kayak wartawan penasaran dengan jawaban dari pertanyaan "Pak Pandu kelihatan akrab banget ya sama dr.Fairy. Mereka ada affair?"
Hanya anggukan yang gue tunjukin sebagai jawaban atas pertanyaan Pak Pandu. Untungnya, dia langsung fokus lagi ke pasien.
"Forcep."
Pak Pandu kembali fokus dengan operasi. Kok udah main jepit? Kapan dia nyayat itu kulit perut? Kebanyakan bengong sih Lo, Ry. Semoga tadi waktu gue ngelamun gue gak melakukan hal-hal konyol, misal ngasih suction disaat Pak Pandu minta pisau bedah, gitu?
"Endometriosis."
Gue berbicara lirih melihat Pak Pandu yang sedang fokus dengan jaringan yang tumbuh di endometrium pasien. Prosedur pembedahannya pakai laparotomi. Itu semacam prosedur bedah besar-dengan sayatan lebar diperut. Artinya, pasien yang sekarang di hadapan gue udah terdiagnosis endometrios level berat.
"Baru fokus sekarang, dr.Fairy?"
Sedikit tersentak saat Pak Pandu sekilas menoleh. Ternyata dia denger gumaman gue. Ya, gue akui kalau emang ini pikiran ngelayap dari tadi.
"Maaf dokter."
Bahkan gue lupa tadi gue ikutan doa apa enggak setelah time out pasien dibacain. Jangan-jangan tadi gue masih ngelamunin Pak Pandu lagi?
Gue buang handscoon ke tong sampah setelah keluar OK. Sedikit mengucek mata karena kantuk. Jadi dokter itu bukan jaminan punya kualitas tidur 8 jam per hari. Bisa aja di jam 01.00 dini hari ditelfon karena SC mendadak dan gak ada dokter yang bisa gantiin Lo meskipun itu hari adalah weekend dan bukan jadwal Lo. Semua profesi punya min-plus nya masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spesialis Obgyn
ChickLitURUTAN PART AMBURADUL. AUTHORNYA G TAHU KENAPA. DIHARAPKAN KEBIJAKSANAAN DALAM MEMBACANYA (Diurutkan sendiri)! "Yan, gue butuh dipeluk." Lihatlah perbuatan lo, Airy... semua mata tercengang pemirsaaaah. Sedetik kemudian dada bidang itu udah nempel...