11. Mangkir Lagi

2.2K 272 5
                                    

Apa yang gue beri adalah apa yang gue terima.
Fairy

"Oh."

Batin gue teriak-teriak girang waktu mulut Pak Pandu ngucap "iya, saya duda.".  Buah naga yang ada di mulut gue aja udah mau nyembur. Tapi mau histeris udah keduluan sama gengsi yang tingginya kayak tower BTS. Apalah daya yang keluar cuma satu kata "oh".

"Kamu gak histeris gitu?"
"Bapak emang PD atau ngetes kejujuran?"
"Ngetes kejujuran."
"Pengen teriak sih sebenernya Pak, tapi gengsi saya udah se-tower BTS."

Gengsi lo se-tower BTS atau sebenernya kependem di laut sih Ry? Itu otak sama mulut gak sinkron banget. Kalah telak lo sama google, Si Google noh tiap hari minta sinkronisasi. Lha, giliran lo, diminta jujur dikit ama orang cakep ngluncur aje jalannya kayak kena oli bekas.

Si Pandu tertawa, lebih tepatnya menertawakan jawaban gue. Jaim gue setinggi langit tapi kalau ketemu yang beginian tampangnya mendadak berubah jadi setinggi pohon toge. Apalah daya para pejuang perbaikan keturunan. Matanya lemah banget dah.

"Ngomong-ngomong kenapa pagi tadi kamu tolak saya?"

Buah naga yang entah potongan keberapa yang ada dimulut gue hampir melakukan lompat jauh, untung masih ancang-ancang. For your information, gue lagi makan salad buah dan lo tahu pada yang mesenin? yang mesenin si daddyable depan gue, iye Si Pandu. Sambil tersenyum ramah ke emak-emak kantin penjual salad dia bilang " Bu, salad buah 1 ya. Kental manisnya jangan banyak-banyak dan gak pakai alpukat ya." He is really stalker, isn't he?. Dia juga pesenin gue jeruk anget pakek gula cair. See, dia tahu sedetail gula yang biasa gue pesen.

"Bapak stalking saya ya?"

Alibi gue buat menghindar dari pertanyaan dadakan tadi.

"Maksudnya?"
"Masak sampek gula yang saya pakek bapak tahu."

Si Pandu cuma nyengir salting sambil garuk-garuk tengkuk. Ya Allah ganteng Ya Allah, sumpah. Padahal nih, dia cuma nyengir tapi udah kayak Lee Min Ho.

"Maaf ya. Saya kalau sudah serius kadang lupa privasi orang."
"Bapak seriusin saya?"
"Iya tapi kamu tolak."

Sambil memainkan gagang cangkir kopinya Si Pandu tertawa. Ketawanya renyah banget kayak rempeyek nasi pecel. Giliran gue dong yang salting ngerasa sungkan. Gantian tengkuk gue yang gak kenapa-kenapa tetiba gatel dan minta digaruk. Sialan.

"So, apa alasan kamu nolak saya?"

Check fisik dimulai. Pandu ganteng, so pasti. Dia ramah, mapan dan pastinya dia laki-laki tulen dan kaya. Tapi dia orangnya serba perfect, high obsession, dan otoriter. Kata-kata baik kalau udah ada kata "tapi" dan berbuntut, kalimat di depannya udah ilang yang ada tinggal kalimat yang dibelakang.

Gue pengen ungkapin pikiran itu tapi kok rasanya gue gak ngaca ya... gue gak sebaik malaikat untuk berani ngucapin itu. Terus ini gimana? Duh nolak orang ganteng susah amat yak..

Drrrt...drrrrt... ponsel gue getar. Terpampang jelas nama Siska ya yang gue capslock semua hurufnya. You are my guardian angel.

"Iya Sis"
...
"Ok."

Percakapan gue akhiri dan dengan senyum yang gue buat semanis mungkin gue menatap orang yang kini juga sedang natap gue.

"Kamu mau lari lagi dari saya?"

SKAK MAT. Belum juga gue ngomong main di skak duluan.

"Hehehe...maaf ya pak, saya mangkir lagi dari pertanyaan bapak. Saya ada jadwal visit. Btw, terima kasih untuk traktirannya."

Wessss. Gue lari tunggang langgang.

***

Berhenti pada seorang ibu-ibu yang terbaring tenang dengan senyum lemasnya. Ruangan yang gue kunjungi sekarang adalah ruangan kelas dua, dimana dalam satu ruangan dapat ditempati dua pasien.

"Ny.Amelia, Postpartum preeklampsia. Tekanan darah 140/90 mmHg, sakit kepala, mudah lelah. Terapi dengan pemberian nifedipine 5 mg." Siska menjelaskan kondisi terkini pasien di hadapan gue.

Asal kalian tahu preeklampsia alias hipertensi sebelum melahirkan juga dapat terjadi berkelanjutan hingga pasca-melahirkan. Efeknya apa? Efeknya ya si pasien gak bisa pulang-pulang setelah melahirkan karena kondisi tersebut dapat membahayakan si emak.

"Sekarang masih sakit kepala Bu? Atau tengkuknya pegel-pegel?"
"Iya Dok, tengkuk saya pegel banget kalau sakit kepala sudah berkurang."
"Maaf ya Bu..."

Sedikit gue singkap selimut di kaki si ibu. Terlihat bengkak dikedua kaki nya. Ini akibat penumpukan cairan karena biasanya si ibu jarang bisa buang air kecil.

"Saat istirahat seperti ini usahakan posisi kaki lebih tinggi dari kepala ya Bu agar cairan di kaki bisa dikeluarkan lewat urin."

Si Ibu ngangguk--ngangguk

Hohoho...idung kucing gue mulai panik, secara gue nyium sate kambing di ruangan pasien ini. Daging kambing emang punya segudang manfaat tapi gak buat penderita hipertensi. Kandungan lemak nya yang tinggi bisa naikin tensi cepet banget. Ini sih ceritanya jadi pengen betah-betahan di rumah sakit.

"Untuk sementara waktu kurangi konsumsi protein dengan kandungan lemak  tinggi seperti daging kambing. Kalau ibu suka minum jus bisa konsumsi jus mentimun."

"ASI eksklusif atau susu formula Bu?" Gue menambahi dengan pertanyaan.
"Susu formula dok."

Gue gak tanya lebih lanjut alasan tidak diberinya si bayi dengan ASI. Mereka orang tua berpendidikan, mereka tahu apa yang terbaik bagi anaknya. Dari mana gue tahu? Karena iseng gue lihat buku KIA nya si ibu. Mbak-mbak yang di balik meja yang ngurusin berkas-berkas sedang sibuk ngisi keterangan di buku itu. Mata gue yang udah setajam silet nangkep bio si ibu dan suami yang jelas latar pendidikannya adalah lulusan perguruan tinggi.

Kalau kalian pada tahu, alasan seputar tidak diberinya ASI pada bayi ya muter di situ-situ aja kayak, ASI gak keluar, emak yang gak mau payudara kendor atau emang bayi nya yang gak mau.

"Siska, ganti nifedipine dengan amlodipine 5 mg."
"Baik Dok."

Gue berjalan riang ke nurse station. Setelah ngetik terapi buat pasien di komputer dan lanjut nulis dilaporan manual. Entahlah kenapa harus double-double gitu. Sebuah suara menginterupsi kegiatan gue.

"Udah kencannya sama Pandu?"

Bener-bener ya itu mulut. Gak pernah makan bangku sekolah apa? Ya iyalah, kan bangku sekolah keras Ry. Oiya, gue lupa. Bangku sekolah kan dari kayu bukan roti boy.
Punya dendam apa sih Si Lian ama gue? Masak gara-gara pasien tadi pagi, ngeselinnya sampek shift gue mau abis belum kelar. Heran saya.

For your information aja... ini menjelang ganti shift 2. Itu artinya, shift 1 masih kerja tapi shift 2 udah stand by buat ganti. So, nurse station udah ganti fungsi jadi warteg dadakan. Ini sikon nya rame dan mulut Lian pengen gue tabok sama kursi roda.

Mereka yang pasang kuping gajah lagi pura-pura budeg. Pasti lagi belanja buat bahan gosip di nurse station dan bersambung kayak sinetron di group WA rumah sakit.

"Lo cemburu?"

Apa yang gue beri adalah apa yang gue terima. Kalau Lian bikin gue malu, dia juga harus malu. Eh bentar deh, itu kuping sama pipi kenapa merah? Dia gak lagi beneran cemburu kan sama Pandu?

19.6.2021

THANKS UDAH MAU BACA. JANGAN LUPA VOTE AND COMENT YA...☺☺☺

Spesialis ObgynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang