10. Es Teroooos

2.6K 264 5
                                    

"Hidup sebenernya itu murah yang bikin mahal gengsinya dan itu fakta."
_Fairy

Keberuntungan masih berpihak 100% ke gue. Dengan segala upaya nge-les gue bisa keluar dari ruangan Si Pandu dengan keadaan sehat wal afiat tanpa kekurangan suatu apapun.

Ini masih pukul 07.00 Mang Udin Si Tukang Bubur aja baru buka gerai dan gue udah dilamar? Yang bener aje?. Gak ada bunga, gak ada cincin, gelang, kalung, baju, gak ada coklat, potato, popcorn, cookies, snack, minuman soda. Lo mau dilamar atau belanja bulanan Ry?. Matre bener lu Ry. Gue berfikir, eh-gak lebih tepatnya gue ngelamun, enak ya jaman sekarang, ngelamar cuman modal ice cream. Emang kalau Si Pandu ngelamar pakek PT.Freeport lo mau? Gak juga sih.

"Mbak Airy..."
"Haciih..."
"Kalau kaget ya Siska gak dibersinin juga kali mbak.."
"Sorry Sis, gak sengaja."
"Mbak flu?"
"Gak."
"Flu kok minum ice cream sih mbak."

Kalau gak butuh jawaban dari gue bilang Sis. Nanya dijawab eh gak dianggep. Asal kalian tahu ice cream yang masih lengkap sama mangkoknya ini gue bawa sampek ruangan praktik. Ya gimana lagi, enak sih. Dasar kalau sama makanan, mulut lo Ry.

"Ada jadwal visit Sis?"
"Ada mbak, agak siangan dikit.  Kalau bentar lagi sih ada yang control."
"Gue kan gak di poli hari ini Sis."
"Gak tahu mbak. Ini jadwal dari kantor. Cuma 1 kok mbak."
"Oh ok. Ntar arahin ke ruangan aja ya Sis. Kalau di poli dikira gue buka praktik lagi."
"Ok mbak."

Tumben kantor ngelolosin pasien yang kayak gitu. Kan bisa dijadwalin ke dokter yang yang sedang praktik. Mungkin VIP kali ya... you know lah...sekarang tinggal klik apk e-banking semua menjadi mudah.

***

"Siang dok..."

Gue menghentikan kegiatan gue. Kegiatan? Emang coret-coret tangan bisa dibilang kegiatan? Iye, kegiatan unpaedah. Coret-coret pakek tinta udah seakan lagi nge-hena. Gue bahkan udah kayak anak TK lagi mainan nikah-nikahan. Tuh kan, nikah lagi bahasan gue. Kelihatan calon pasien gue celingukan, mungkin dia gak percaya kalau gue ini dokter bakal dia konsul, secara waktu dia masuk bukan karismatik yang mereka dapet yang ada adalah ke-absurd-an gue.

"Siang. Silahkan Pak, Bu!"

Gue mencoba menghapus anggapan-anggapan negatif di benak mereka yang gue tahu dari gerak-gerik yang terasa gak nyaman.

"Ada yang bisa saya bantu?" Ayo berakting seramah mungkin buat balikin image lo yang keburu ancur Ry! Batin gue menyemangati dengan sadisnya.

"Saya akhir-akhir ini mengalami pendarahan dok. Sebelumnya saya controlnya ke bidan desa. Karena terus ada flek darah setiap hari jadi saya disarankan untuk control ke dokter kandungan."
"Kalau boleh saya tahu berapa usia kehamilan Ibu?"
"2 bulan dok."

Hohoho...ada yang gak beres nih. Hamil 2 bulan tapi gedenya kayak 5 bulan.

"Ibu mengalami mual muntah parah?"
"Iya dok."
"Pernah mengalami keguguran sebelumnya?"
"Pernah dok."
"Baik. Silahkan berbaring Bu. Kita lakukan USG."

Tadaaaa... bener kecurigaan gue. Mual muntah gak wajar dan pendarahan ditrimester pertama, perut membesar tidak sesuai usia kandungan. Emak-emak yang sekarang berbaring di hadapan gue sedang mengalami hamil anggur, bahasa kerennya Mola hydatidosa.

Layar monitor tidak menunjukkan adanya janin yang sedang berkembang, yang ada hanyalah plasenta yang tumbuh secara abnormal yaitu berbentuk gumpalan-gumpalan kayak anggur. Ini namanya hamil anggur yes... bukan janin yang tiba-tiba ngilang lalu mendakwa mbak wewe ataupun mbak kunti yang tidak bersalah. Poor Mrs.Wewe and Mrs.Kunti. Ya, ada memang sebagian kepercayaan yang sepatutnya kita hormati. Namun, jika ada penjelasan secara medis, kenapa kita tidak mencoba berfikir lebih terbuka? Toh tidak ada salahnya kan?

Spesialis ObgynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang