DISCLAIMER!
KASUS MEDIS DI PART INI & PART LAIN CUMA FIKSI YA. JADI, HARAP MAKLUM KALAU DI CROSS-CHECK TERNYATA PENANGANANNYA GAK COCOK. KALAU ADA YANG TAHU GIMANA PENANGANAN YANG SEHARUSNYA, BISA COMENT DI BAWAH. BIAR NAMBAH ILMU.😉
.
.Ternyata inkompabilitas itu bukan hanya terjadi di gol.darah, tapi juga di kita ya, Yan.
_FairyBang Raka narik gue keluar ruang bayi udah kayak nyeret sapi. Emang kenapa sih? Iya...setelah permisi dengan segala kecanggungan, Bang Raka narik paksa gue buat ikut dia keluar ruang bayi. Dia yang canggung kenapa gue dibawa-bawa?
"Bang-..."
"Iye Ry, gue tahu apa yang mau Lo tanyain. Udeh, Lo gak usah konfirm ke gue karena gue bingung ngejelasinnya gimane."Bang Raka masih setia nyeret gue yang ogah-ogahan.
"Bang-..."
"Udah deh Ry. Tanpa gue konfirm, otak Lo yang genius itu pasti udah nyimpulin."Sumpah ya, gue geretan deh ame bapak anak satu yang masih ngegas jalannya meski ruang bayi udah jauh di belakang. Dia jalan udah kayak lomba jalan cepat tingkat RT. Gue itu mau tanya apa yang buat gue penasaran dan itu sama sekali gak ada sangkut pautnya sama orang-orang yang ada di ruang bayi tapi Bang Raka main potong aje kayak kue ultah.
"Aduh Bang, bisa gak sih Lo dengerin gue dulu! Lo jalan udah kayak itik nyariin emaknye."
Hap. Bang Raka langsung berhenti jalan. Tanpa dosa dia cuma nyengir lihat gue yang ngos-ngosan.
"Sorry Ry. Hehehe..."
"Ha he ha he. Gue tuh mau tanya, kita ngapain ke dept.bedah?"Iya, gue mau konfirm tentang alesan Bang Raka keluar ruang bayi tadi. Katanya dia mau konsul ke dokter bedah. Ini beneran mau konsul atau dia cuma kasih alesan buat keluar dari ruang bayi? Gue butuh jawaban. Kalau gak penting ya gue balik ke dept.obgyn, ngapain juga iseng bikin pegel kaki ke dept.bedah.
"Mau konsul."
"Iya gue tahu mau konsul ya kali mau senam. Konsul apa?"
"Seriusan Lo dari tadi cuma pengen tanya itu?"
"Iya, tapi selalu Lo potong dengan omongan Lo yang nglindur."Gue tahu kalau Bang Raka heran. Dia gak sekaligus percaya. Kalau ditanya, apakah gue gak penasaran sama identitas perawat di ruang bayi tadi, ya gue penasaralah pastinya. Secara umur gue always golden age yang penuh rasa ingin tahu gitu. Tapi Bang Raka kalau masalah privasi rapet banget nyimpennya. Jadi, harus dia sendiri yang ngerasa inisiatif buat ngasih tahu.
"Konsul buat bedah otak Lo, Ry."
"Seriusan?"
"Ry, Lo dulu masuk FK nyogok ya? Kok o'on bisa masuk?"
"Sialan Lo Bang."Karena jadwal gue yang gak padet akhirnya gue ngintilin Bang Raka ke ruangan salah satu dokter bedah.
Oh, ternyata Bang Raka sedang konsul masalah bayi yang digendongnya tadi. Si kecil-mungil tadi sedang mengalami ankyloglossia atau disebut tongue-tie. Frenulum atau jaringan di bawah lidah yang menghubungkannya dengan dasar mulut itu pendek. Jadi, dia gak bisa melakukan pelekatan pada puting saat menyusu. Kan kasian, dia jadi ngerasa gak kenyang-kenyang.
Setelah gue jadi patung hampir 30 menit di ruangan dokter bedah bernama dr.Tiwi, beliau menyarankan agar ortu bayi langsung bertemu dengannya, agar dr.Tiwi bisa menjelaskan secara rinci.
"Lo gak penasaran sama dua orang yang kita tinggal di ruang bayi tadi, Ry?"
Bang Raka membuka obrolan setelah keluar ruangan dr.Tiwi. Itu sih gak usah ditanya lagi Bang.
"Menurut Lo, Bang? Lo juga tahu kan kalau umur gue always golden age."
"Bilang aje Lo gak mau dikatain tua. Gue gak punya kapasitas buat jelasin ke Lo, Ry. Cuma sedikit bocoran, mereka ada di masa lalu yang sama."
"Mereka yang Lo maksud itu siapa Bang, mereka berdua atau ada yang lain?"
"Lian, Manda dan Pandu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Spesialis Obgyn
ChickLitURUTAN PART AMBURADUL. AUTHORNYA G TAHU KENAPA. DIHARAPKAN KEBIJAKSANAAN DALAM MEMBACANYA (Diurutkan sendiri)! "Yan, gue butuh dipeluk." Lihatlah perbuatan lo, Airy... semua mata tercengang pemirsaaaah. Sedetik kemudian dada bidang itu udah nempel...