1. confession

513 65 8
                                    

Ketika pembelajaran sedang berlangsung, tiba-tiba terdengar kebisingan seperti sedang ada demo. Naveera biasanya tidak memperdulikan itu, tapi kali ini jantungnya berdebar-debar dan panik, karena...

"UNTUK NAVEERA KELAS 12 IPS 3 GUE BENERAN SAYANG SAMA LO! AYO PACARAN, HARUS MAU, KALAU GAK MAU YA HARUS MAU POKOKNYA!" seru seseorang di tengah lapangan menggunakan speaker toa yang sering kita lihat saat ada demo.

orang itu menyebutkan nama, bagaimana Naveera tidak panik??!!

"Ra... Rara... Lo liat deh sini," Karin yang duduk di sebelah Naveera menepuk-nepuk bahu sahabatnya itu tanpa melepaskan tatapannya dari jendela.

Naveera berdiri dari posisinya dan melihat keluar jendela, betapa kesalnya gadis itu ketika melihat Jay berdiri di lapangan sekolah sambil meneriakkan namanya, orang-orang pun mulai ramai datang ke lapangan.

Jay benar-benar membuatnya malu setengah mati. Rasanya Naveera ingin menjambak rambut Jay sekarang juga.

"Ra, kayaknya lo harus keluar samperin Jay deh..." ucap Karin.

Naveera menghela napas lalu berjalan menuju meja guru. "Pak Andre, saya izin keluar kelas ya, makasih, Pak." sebelum mendapatkan jawaban dari gurunya, Naveera berlari keluar kelas. Pak guru berkacamata itu hanya bisa menghela napas melihat muridnya pergi begitu saja.

"Stop! Bubar, semua bubar!" ujar Naveera kepada semua yang menonton demo dadakan dari Jay.

"Eh jangan bubar! Belum selesai, bubarnya nanti kalau gue sama Naveera udah jadian–"

"MAKSUD LO???!!!" Naveera memukul Jay dengan kesal.

"Ra, jadi pacar gue ya?"

"HAH? GILA LO?!"

"Terima! Terima! Terima!" seru orang-orang yang menonton mereka.

"Tuh liat, banyak yang dukung kita ternyata," ucap Jay dengan senyum percaya diri.

"Kan gue bilang gak–"

"Gue gak nerima penolakan."

"KOK MAKSA?! JAY! LO NGESELIN BANGET SIH?!"

"Gak mau? Yaudah gue lanjut ini demo sampai bes–"

Daripada terus membuat keributan di sekolah, Naveera pun menyela ucapan Jay, "Oke! Iya.. Jay..."

"Iya apa nih?"

"Ya.. Iya.. Itu..."

"Apa?"

Naveera melipat tangannya depan dada, tatapannya melihat ke arah lain. "Oke. Gue terima."

Jay pun bersorak sambil loncat-loncat kegirangan. Para penonton pun ikut heboh melihat pasangan baru di hadapan mereka.

"GUE JADIAN SAMA NAVEERA!!" seru Jay dengan senyum sumringah.

Naveera menggelengkan kepalanya, "Dah gila ni orang..." ucap gadis itu pelan sambil menatap Jay yang kini lari-larian di lapangan.

Cara Jay menyatakan cinta membuat heboh satu sekolah, Naveera mau tidak mau harus menerima Jay dulu supaya lelaki itu bisa berhenti membuat keributan.

Untuk saat ini, Naveera terpaksa menerima Jay.

Kenapa terpaksa?

Karena hatinya masih untuk Savian bukan Jay.

***

Setelah semua orang bubar, Naveera menatap Jay dengan tatapan tajam seolah-olah ia akan menjambak Jay sekarang juga.

"Lo tuh apa-apaan sih?! Pake speaker toa di lapangan nyebut-nyebut nama gue, gue malu tau gak?!"

"Tadi kan gue bilang, gue gak akan nyerah sebelum dapetin lo, Ra."

felicity ; enhypen jayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang