50. broken

73 3 0
                                    

Sejak hari itu, Jay jadi lebih dingin dan cuek terhadap Naveera, sudah lima hari berjalan dan keadaan masih setegang itu di antara Jay dan Naveera.

Lebih tepatnya Jay hampir mati rasa, tidak tau harus merasa dan bersikap bagaimana terhadap Naveera. Ini pertama kali dalam hidupnya bersikap seperti ini terhadap Naveera.

Jay merasa bersalah karena bersikap seperti itu, namun di sisi lain hati dan perasaannya sakit luar biasa, hancur berkeping, setelah mendengar fakta bahwa selama ini wanita yang menyakiti ibunya adalah ibu kandung Naveera, perempuan yang paling ia cintai setelah ibunya sendiri.

Siang itu, pukul setengah dua siang, Jay ke basecamp dan terdapat Jakey dan Karin di sana, Jakey sedang mengerjakan tugasnya yang sangat amat rumit itu sebagai mahasiswa kedokteran, lalu ada Karin yang juga sedang mengerjakan tugasnya. Tapi daripada mengerjakan tugasnya, Karin lebih sering menatap Jakey.

"Tugas kamu itu beresin," Ujar Jakey sambil menunjuk buku tebal yang ada di hadapan Karin, sedangkan Karin menatap Jakey sambil menopang dagu dengan tangan kanannya.

"Aku gak bisa fokus," Balas gadis itu sambil memperhatikan wajah Jakey yang memang kelewat tampan itu. Membuat Jakey menggeleng dan tersenyum tipis, "Kan.. Kan.. Mulai lagi..." Ucap Jakey sambil menulis entah apa itu di bukunya. Karin hanya terkekeh mendengarnya.

Jay yang sedang rebahan di atas sofa mengerutkan keningnya, lalu duduk tegak memperhatikan dua orang yang sedang duduk di karpet abu-abu itu dengan meja dipenuhi buku-buku dan alat tulis. "Gue gak salah denger ini? Aku-kamu aku-kamu??"

"Nggak, telinga lo aman berarti," Jawab Jakey tanpa menoleh ke arah Jay dan fokus dengan tugas di hadapannya.

"Maksud gue lo bedua ada apa ini tiba-tiba 'aku-kamu aku-kamu'? Lo bedua pacaran kok gak bilang-bilang?" Tanya Jay yang tampaknya sangat penasaran dengan hubungan mereka.

"Emang kalo pake 'aku-kamu' harus pacaran dulu? Nggak kali, tolong normalisasi panggil 'aku-kamu' walau bukan ke pacar, lo juga sama Rara gak pacaran lagi tapi tetep pake 'aku-kamu aku-kamu' hadehhh," Jawab Karin sambil memutar bola matanya sebal.

"Tapi gerak-gerik kalian kayak pasangan yang baru jadian anjir, bukan kayak temenan doang. Ya kalo gue sama Rara kan emang pernah ada hubungan sebelumnya, beda sama kalian yang temenan doang dari lama," Jay tetap mencoba menekan mereka untuk jujur.

"Nih Jay, denger ya, gue sama Karin masih temenan, masih ada yang harus kita urus berdua sebelum beneran pacaran," ujar Jakey, kali ini Jay percaya karena Jakey tidak pandai berbohong.

"Jadi kalian Hubungan Tanpa Status nih ceritanya? Kayak gue sama Rara sekarang? Kan sekarang emang lagi hits tuh hts hts," ucap Jay sambil terkekeh.

"Ya begitulah kira-kira," balas Karin.

"Tapi lo yakin, Rin, si Jeki bakal ngajak lo jadian nantinya? Kok gue kayak gak yakin ya?" ujar Jay iseng.

Karin melempar bantal sofa ke arah Jay. "Ya lo doain kek biar gue sama Jakey beneran jodoh," balas Karin dengan tatapan sinisnya, Jay tertawa kecil. Memang mereka berdua ini duo chaotic dari jaman SMA, Jakey sudah paham betul dengan kelakuan mereka yang sering meributkan hal tidak penting.

"Btw Jay, apa yang terjadi di Bali deh antara lo sama Rara? Kok kayaknya gue perhatiin lo bedua agak renggang setelah balik dari liburan?" Tanya Karin pada Jay sambil mulai memasukkan buku-buku dan alat tulisnya ke dalam tas, ia benar tidak fokus dan akan mengerjakan di rumah saja, toh deadlinenya juga masih minggu depan, jadi Karin masih bisa santai untuk saat ini.

Jay kembali memasang ekspresi datar dan memainkan hpnya, ia hanya scroll-scroll Twitter, pesan Naveera pun belum ia balas.

Jay menjawab, "Ini bukan soal Bali kok, kita baik-baik aja selama di Bali."

felicity ; enhypen jayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang