4. drama

304 50 26
                                    

Jam menunjukkan pukul tujuh malam. Kini Jay dan Naveera sudah tiba di depan rumah gadis itu. Jay mengantar Naveera pulang setelah mereka menghabiskan waktu bersama hari ini.

"Jay, makasih untuk hari ini," ucap Naveera tulus setelah ia turun dari motor.

Jay benar-benar menghiburnya hari ini. Mulai dari makan ayam bakar bersama sampai melihat sunset di perbukitan.

"Ini pertama kalinya lo bilang makasih ke gue setelah kita jalan bareng, bener gak?" balas Jay sambil tersenyum tipis.

Naveera menganggukkan kepalanya dan berkata, "iya lo bener, maaf ya kalau sebelum-sebelumnya gue gak pernah ucap makasih."

"Iya gak apa-apa, gue paham kok," ucap lelaki berambut hitam legam itu.

"Lo cukup ngehibur gue hari ini," ujar Naveera.

"Lo seneng?" tanya Jay sambil menatap mata cantik gadis itu.

Naveera menjawab pertanyaan Jay dengan anggukkan dan senyuman manis, membuat Jay ikut tersenyum juga. Jay senang bisa menghibur Naveera hari ini. Jay senang bisa mengembalikan senyum Naveera yang tadi sempat hilang.

"Jangan sedih lagi ya." Jay berkata sambil mengelus rambut Naveera. Membuat gadis itu sedikit kaget karena merasakan ada sensasi yang berbeda ketika Jay mengelus rambutnya.

Naveera mencoba menenangkan dirinya supaya jantungnya tidak berdetak begitu cepat. Aneh, Naveera merasa ada yang aneh dengannya hari ini.

"Iya, gue gak akan sedih lagi deh," ucap gadis itu.

"Good girl," ucap lelaki itu dengan senyum terbaiknya, tangannya mengelus rambut puncak kepala Naveera. Jantung gadis itu berdetak lebih cepat lagi.

Apakah Naveera mulai menyukai Jay?

"Gak, gak mungkin," ucap gadis itu dalam hati.

"Yaudah kalau gitu gue pulang ya, Ra," ujar Jay sambil memakai helmnya. Naveera menganggukkan kepalanya.

Jay sudah menyalakan mesin motornya, dan bersiap untuk pulang. Tapi sebelum lelaki itu pergi, Naveera bersuara, "Jay..." membuat lelaki itu membuka kaca helmnya dan menatap Naveera.

"Kenapa, Ra?"

"Sebenernya gue tau kok tadi di tempat makan ada Savian sama Jasmine," ujar Naveera membuat Jay cukup terkejut.

"Ra..."

"Tapi lo ngejagain perasaan gue. Jadi gue baik-baik aja sekarang, makasih ya," ucap Naveera dengan senyumnya yang tulus.

Jay tersenyum dibalik helmnya. Sungguh, Jay merasa sangat bahagia hari ini karena bisa membuat Naveera merasa lebih baik.

"Udah sekarang lo pulang sana, hati-hati di jalan, gak usah ngebut," ucap Naveera.

Jay menganggukkan kepalanya. "Yaudah gue balik ya. Kalau ada apa-apa telepon gue aja," ujarnya.

"Hahaha memangnya lo satpam?"

"Nggak sih, gue kan pacar lo," balas Jay. Naveera tertawa.

"Udah ya gua balik, jangan kangen," ujar Jay.

"Dih, ngapain ngangenin lo," balas Naveera. Jay tertawa lalu ia menutup kaca helmnya dan bersiap pulang.

Naveera melambaikan tangannya, Jay pun tancap gas dan pergi dari hadapannya. Gadis itu tersenyum melihat punggung Jay yang semakin menjauh, lalu saat Jay hilang dari pandangannya, Naveera pun membalikkan badan dan berjalan masuk ke rumahnya.

"Pulang sama siapa?" tanya seseorang yang entah sejak kapan berdiri depan pintu sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Loh kak udah pulang? Katanya ada urusan?" Naveera yang cukup terkejut dengan kehadiran kakaknya itu mencoba mengalihkan pembicaraan.

felicity ; enhypen jayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang