21. photos

173 27 8
                                    

Mobil Savian terparkir di depan rumah Naveera. Sebelum keluar dari mobil, Naveera bersuara, "Sav, gue boleh minta tolong?"

Savian menoleh lalu menganggukkan kepalanya. Kini mereka bertatapan, lalu Naveera berkata, "Tolong jangan kasih tau ke Jay soal kejadian hari ini, apalagi soal Darel. Tolong ya, Sav."

"Tapi, Ra..." Savian menggantung ucapannya.

"... Kayaknya Jay harus tau soal ini." Savian melanjutkan ucapannya.

"Hmm gini, Ra... Gue, Jakey, sama Jay itu dulu waktu SMA suka tawuran, lo pasti tau kan. Suatu hari temennya Darel ada yang meninggal waktu tawuran, bukan Jay yang ngebunuh, tapi Darel dendam sama Jay karena dia yang mimpin waktu itu. Terus-"

"Gue tau, Sav." Naveera menyela ucapan Savian.

"Darel manfaatin itu untuk ngancem gue. Kalau gue mau Jay selamat, gue harus lepasin Jay dan pacaran sama Darel. Tapi kalau gue gak ngelepas Jay, Darel bisa nekat, dia bisa aja ngebunuh Jay depan mata gue, Sav."

Kedua mata Savian membulat, mulutnya terbuka karena terkejut dengan ucapan Naveera. Savian menghela nafas lalu berkata, "Ra, gue gak akan maksa lo untuk cerita ke gue tentang apa yang terjadi antara lo sama Darel, tapi gue mohon sama lo, kasih tau soal ini ke Jay, lo butuh Jay untuk ngelindungin lo."

"Sav, gue gak mau Jay ikut campur ke masalah ini, masalah dia udah banyak, gue gak mau nambah-nambah beban dia. Gue bisa atasi masalah ini sendiri, Sav."

Savian menghela nafas kasar, mengusap wajahnya lalu menatap Naveera tajam. "Naveera, dengerin gue baik-baik," ujarnya. Naveera pun menatap Savian. Lalu lelaki itu pun mulai bersuara lagi, "Darel itu jahat, Ra. Gue bilang sekali lagi, Darel itu jahat. Gue tau lo cewek kuat, tapi lo gak akan bisa ngelawan Darel sendirian."

Savian menghela nafas, lalu melanjutkan, "Tolong dengerin saran gue, Ra. Lo harus ceritain tentang ini semua ke Jay, dan kalian berdua harus diskusiin ini untuk cari jalan keluarnya."

"Savian, tapi gue-"

Savian memegang kedua pundak Naveera dan menyela ucapan gadis itu, "Naveera, ini demi kebaikan lo, Jay, dan hubungan kalian."

"Jay itu salah satu cowok paling hebat dan tangguh yang pernah gue kenal, Ra. Dia pasti bakal ngelakuin apa aja untuk ngelindungin lo, dia juga pasti bisa ngebantu lo untuk nyelesain masalah sama Darel. Lo harus percaya sama dia. Hubungan itu bakal kuat dan langgeng kalau adanya kepercayaan, kan?" ujar Savian, Naveera mengangguk pelan.

Kini Naveera tersadar, apa yang diucapkan Savian itu ada benarnya. Ia harus percaya sama Jay, dan menceritakan masalah ini.

"Lo sama Jay harus berjuang bareng-bareng, Ra." Savian menutup kalimatnya dengan senyuman tipis.

Benar. Ia harus berjuang bersama Jay untuk menyelesaikan masalah ini.

Naveera mengangkat kepalanya, beda dari sebelumnya, kini Naveera terlihat lebih berani dan kuat.

"Nanti gue mau cerita soal ini ke Jay. Lo bener, Sav, gue memang seharusnya percaya sama Jay dengan cerita soal ini ke dia."

Savian tersenyum, tangannya terangkat untuk menepuk bahu Naveera. "Bagus kalau gitu."

"Btw Sav... Kenapa lo ngedukung gue sama Jay? Bukannya lo..."

Seolah tau apa yang sedang dipikirkan Naveera, Savian terkekeh dan berkata, "Gue memang masih suka sama lo, tapi lo tenang aja, gue gak mau ngerusak hubungan lo sama Jay lagi kok. Gue liat lo bahagia sama Jay aja udah cukup buat gue seneng, Ra. Lagipula memang cuma Jay yang pantas untuk dapetin cintanya lo, kalau gue udah banyak nyakitin lo, jadi gue gak pantes untuk lo yang baik hati."

felicity ; enhypen jayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang