39. Belum selesai

757 41 1
                                    

"Menyelesaikan yang seharusnya diselesaikan. Menyudahi yang menyakitkan. Menyembuhkan yang terluka. Merelakan yang sudah pergi. Menutup buku lama. Tidak lagi menulis disana. Membeli buku baru, namun perlu waktu"

-ARZARA-

"Dia belum selesai sama masa lalunya"

Ia duduk tanpa mengucapkan sepatah katapun. Terdiam. Entah harus bilang apa.

"Biarin dia selesain apa yang seharusnya diselesain"

Ia masih diam. Masih menunggu gadis yang ada dihadapannya menyelesaikan pembicaraannya.

"Tolong, Sa. Jangan seenaknya. Lo juga yang kena" Ucap Kinar.

Arsa mengerutkan dahinya, "Siapa yang seenaknya, Nar? Gue ngga--"

"Sa! Lo nggak bisa! Lo nggak bisa sama orang yang bahkan belum selesai sama masa lalunya. Gue dukung lo. Dukung lo sama Zara. Tapi gue ngga tau kalau ada yang belum selesai sama dia" Potong Kinar.

Arsa terdiam. Entah harus balas apalagi. Padahal jika ia tidak menyukai gadis itu, ia tidak akan pusing memikirkannya da langsung menjawab tidak.

Tapi kenyataannya. Perkataan 'tidak' yang ia rasakan bukan tidak memiliki perasaan. Tapi tidak bisa menolak bahwa perasaan itu telah ada. Masuk bahkan tanpa dipersilahkan. Lihat, bagaimana cinta secara tidak sopannya langsung membuka pintu tanpa mengetuknya terlebih dahulu.

Ya. Perlu ia akui. Harus ia akui sekarang. Ia sudah benar-benar jatuh pada gadis itu.

Dan kenyataan yang harus ia terima bahwa gadis itu masih belum selesai.

***

Zara mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Kinar.

"Udah dibales? Tumben banget tu anak lambat" Ucap Nana.

Zara mengedikan bahunya, "Lagi disuruh mamanya kali"

Nana kembali memakan snack, "Ah. Lagi sama pacarnya. Beda dia kalau udah ada gandengan"

Zara terkekeh kecil, "Nggak lah, Na. Dia masih sama kok. Masih Kinar"

Gue bentar lagi sampe, Zar. Tunggu oke! EH BILANGIN KE NANA MAKANANNYA JANGAN DIABISIN!

Zara terkekeh lagi saat melihat balasan dari Kinar, ia pun memperlihatkannya pada Nana.

Nana pun menggeram, "GUE ABISIN!"

***


Pukul 21.47

Zara berbaring diatas tempat tidurnya sambil menatap langit-langit.

"Zara!"

Rina memanggil dari bawah, Zara pun segera beranjak dari tidurnya dan menghampirinya.

Ia menuruni anak tangga satu persatu, namun saat anak tangga terakhir, ia menghentikan langkahnya. Terpaku.

Rina pun tersenyum, "Sini sayang"

Zara perlahan menuruni anak tangganya yang terakhir dan menghampiri Rina.

"Ngapain lo disini"

Rina pun memegang pundak Zara, "Eh, ngga boleh gitu, Arsa ke sini cuma mau liat kondisi kamu"

ARZARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang