24. Sesak

1.9K 112 1
                                    

"Kau tahu apa yang sebenarnya mudah namun sangat sulit untuk dilakukan?
Jujur pada diri sendiri"-PN

"Anehnya. Ketika kita sudah tahu itu membuat sakit, tetap saja dilanjutkan. Ketika kita tahu bahwa kita sudah lelah, tetap saja dilakukan. Memang seringnya logika dan perasaan suka tak sejalan. Dan pada akhirnya tetap saja akan berpura-pura bahwa
'semuanya baik-baik saja'."-PN

-ARZARA-


"Ayah. Jangan pernah tinggalin Zara. Zara cuma punya ayah" Ucap gadis mungil itu sambil menatap sayu ayahnya.

Lelaki berparuh baya itu pun tersenyum, "Kan ada Mama. Mama juga gaakan tinggalin Zara ko"

"Tapi Zara mau ayah juga ada"

Rahman pun mengelus puncak kepala gadis mungilnya itu, "Tenang sayang. Ayah gaakan kemana-mana ko"

"Zara! Sayang bangun" Ucap wanita paruh baya itu sambil menepuk pelan pipi kanan anaknya.

Perlahan Zara pun membuka matanya. Sadar.

Gadis itu pun segera bangun dari pangkuan ibunya. Dan langsung melihat ke samping kiri dan kanannya--mencari seseorang.

"Kenapa sayang?" Tanya Rina.

Zara pun mengerutkan dahinya, "Tadi Mama ngomong sama orang lain kan?"

"Iya, kenapa Zara?" Tanya Rina lagi.

"Tadi Mama ngomong sama ayah kan? Sekarang ayah kemana, Ma?" Tanya Zara yang masih celingak-celinguk.

"Zara kamu kenapa pingsan tadi? Mama khawatir. Kamu gapapa kan?" Tanya Rina dengan raut wajah cemasnya sambil memegang pipi kanan anaknya.

Zara pun melepas tangan Rina yang memegang pipinya, "Mana ayah?!" Ucap Zara dengan nada yang cukup tinggi.

Rina pun mengerutkan dahinya, "Kamu pusing ya? Mama antar kamu ke kamar ayo" Ajak Rina sambil meraih tangan anaknya.

Zara pun segera menepisnya, "Mana ayah, Ma!" Sentak Zara.

Rina pun terdiam--tersentak kaget dengan bentakan Zara.

"Mana ayah, Ma?" Tanya Zara lagi namun dengan nada yang lebih rendah sambil menggoyang-goyangkan kedua pundak ibunya.

Rina pun melepas pegangan tangan Zara, "Maksud kamu apa Zara? Gaada ayah disini"

Zara pun mengerutkan dahinya, "Bohong! Jelas-jelas tadi Zara lihat ayah"

"Zara, tadi bukan ayah. Itu teman mama. Kamu salah lihat"

"Mama bohong!" Bentak Zara lagi.

"Kamu salah lihat Zara!" Ucap Rina dengan nada yang mulai meninggi.

"Engga! Jelas-jelas tadi Zara lihat! Mama bohong!" Bentak Zara lagi.

"Gaada ayah disini Zara! Dia udah ninggalin kamu dari kamu kecil. Ngapain kamu cari dia terus?! Dia udh gaada Zara! Lupain dia!" Bentak Rina.

Zara pun menggelengkan kepalanya, "Mama bohong! Tadi ayah ada disini! Kasih tau Zara sekarang ayah dimana!" Ucap Zara dengan nada yang tak kalah tinggi.

"Dia udah ninggalin kita! Udah ninggalin kamu! Ngapain kamu cari dia?! Dia udah mati!"

"Engga! Ayah gak tinggalin Zara! Ayah gak akan pernah tinggalin Zara! Ayah sayang sama Zara!"

ARZARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang