"See? Sekalipun nggak ada orang yang nolong lo, bukan berarti lo bener-bener sendirian"-lelaki dibalik tembok.
-ARZARA-
Setelah Arsa meninggalkan Zara begitu saja. Zara memutuskan untuk memesan ojol. Namun, sayangnya kuotanya tiba-tiba habis begitu saja tanpa menyisakan sedikitpun untuk memesan ojol. Sial! Batinnya.
Ia pun memutuskan untuk naik angkot. Jika menaiki motor, ia sudah sampai 10 menit yang lalu. Namun, jika naik angkot, ia butuh waktu 25 menit. Apalagi jika angkot tersebut ngetem, butuh waktu 30 menit untuk sampai. Malah bisa lebih.
Ia pun menyalakan handphone nya sekejap untuk melihat jam.
"Aduhh.. Gue telat bangke!"
***
"Bersihkan seluruh toilet wanita hingga tak menyisakan secuil kotoran pun! Setelah itu sirami semua tanaman!" Bentak Ghardi. Salah satu guru ter-killer di SMA Dartawinangsa ini. Ia tidak segan-segan memberikan hukuman seberat apapun pada muridnya meskipun ia seorang perempuan. Membuat seluruh murid bergidik ngeri dan sebisa mungkin tidak melanggar peraturan sekolah dan tidak berurusan dengan guru tersebut.
"Baik, Pak" Zara hanya bisa pasrah dan menerima semua hukuman itu dengan lapang dada. Lalu ia segera pergi menuju toilet perempuan. Dan membereskan semua suruhan dari Ghardi.
Setelah semua selesai, ia pun membeli satu botol air mineral di kantin. Tepat sekali ia menyelesaikan semuanya pada saat jam istirahat. Jadi, ia bisa mengistirahatkan diri dulu beberapa menit sebelum bel masuk berbunyi.
Zara duduk dikantin paling pojok. Dan meneguk sebotol air mineral yang ia beli tadi dengan sekejap. Ingin rasanya ia memukul lelaki yang membuatnya terlambat tadi. Jika saja Arsa tidak menurunkannya ditengah jalan, ia tidak akan terlambat. Atau lebih tepatnya, jika saja Arsa tidak menjemputnya, ia tidak mungkin terlambat!
Sesosok lelaki yang membuat Zara kesal pun duduk tidak jauh darinya bersama teman-temannya. Ia pun segera menghampirinya dan menggebrakan mejanya.
"Gara-gara ulah lo, gue dihukum habis-habisan sama Pak Ghardi tau, nggak!" Sentaknya sambil menunjukkan jari telunjuknya tepat didepan wajah Arsa.
"Itu sih derita lo, kenapa jadi gue yang salah?" Arsa berkata sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Lo jelas-jelas salah, seharusnya lo minta maaf sama gue!" Tidak bisa dipungkiri lagi, saat ini Zara sangat marah kepada lelaki yang ada dihadapannya sekarang. Karena dalam kamusnya tidak ada kata terlambat! Zara adalah siswi disiplin yang selalu datang tepat waktu! Catat itu!
"Bacot lo! Sampai kapanpun gue nggak akan minta maaf sama lo. Karena ini bukan salah gue!"
"Jelas salah lo! Dasar cowok nggak punya hati!"
"Elo yang salah! Ngapain lo mau aja tadi pagi gue jemput? Gue kan nggak maksa!"
"Iya elo nggak maksa tapi lo tarik-tarik tangan gue buat naik ke motor lo! Apa itu nggak bisa disebut sebagai paksaan?!"
"Berisik, lo!" Arsa pun mengambil es teh manis yang ia beli tadi dan menumpahkannya tepat diatas kepala gadis itu sampai tidak menyisakan sedikitpun. "Enak kan rasanya, Nona?" Arsa pun tersenyum iblis.
Setelah mengucapkan kalimat itu, cowok itu langsung pergi meninggalkan kantin bersama teman-temannya. Sedangkan Zara mematung ditempat. Ia berusaha untuk menahan rasa malunya.
Tidak ada seorang pun yang menolongnya. Mereka malah melihatnya dengan tatapan datar. Sebagian siswi lainnya pun memotretnya dan menyebarkannya. Tetapi saat ini Zara tidak peduli dengan semua itu. Yang ia khawatirkan adalah seragamnya yang saat ini sudah basah kuyup. Bagaimana ini? Ia tidak membawa seragam lagi. Ingin membelinya dikoperasi pun uangnya tidak cukup.
Zara pun beranjak pergi menuju toilet. Berniat untuk membuka seragamnya dan mengibas-ngibasnya, siapa tahu cepat kering. Tapi, kenyataannya tidak. Lima menit lagi bel masuk akan berbunyi, sedangkan seragamnya masih belum kering.
Tok tok tok
Terdengar seseorang mengetuk pintu toilet yang dimasukinya.
"Siapa?"
"Ini seragam buat lo. Gue taro sini, ya" Setelah orang itu menaruh seragam tersebut disamping wastafel, ia pun segera beranjak pergi dari sana.
Zara dibuat kebingungan. Siapa dia? Bahkan ia tidak tahu siapa pemilik suara itu. Ia juga tidak sempat melihat wajahnya. Yang ia tahu bahwa orang tersebut berjenis kelamin laki-laki. Karena terdengar jelas dari nada suaranya yang berat.
Zara pun memilih memikirkan itu nanti dan segera mengganti seragamnya cepat-cepat. Setelah selesai, ia pun berlari menuju kelasnya karena kurang dari satu menit, bel masuk akan berbunyi.
Terlihat seorang lelaki dibalik tembok yang sedang memperhatikan punggung gadis itu yang semakin menjauh. "Semoga lo baik-baik aja, Zara" Batinnya sambil tersenyum tipis. Ia pun segera memutar badannya dan berlari menuju kelasnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/169509649-288-k365718.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ARZARA
Fiksi RemajaZara Nabila. Gadis yang selalu diperbudak oleh seorang Most Wanted Boy di SMA Dartawinangsa. Namanya, Arsa Anggara. Lelaki kasar nan galak yang selalu ingin dituruti apa maunya. Termasuk meminta gadis itu untuk mau menjadi pacarnya. Dan dengan terpa...