15. Hujan

2K 117 0
                                    

"Aku suka hujan. Karena dia selalu mengerti apa yang aku rasakan. Tidak seperti kamu yang selalu mengabaikanku"-Z untuk..

-ARZARA-

Hari ini hujan turun. Zara bersyukur. Akhirnya hujan menyapanya setelah beberapa hari pergi. Sudah lama juga Zara tidak menyentuh tetesan air hujan itu.

Kemarin malam saat Arsa menjemputnya ke rumah ingin membawanya ke toko boneka. Cowok itu juga menyuruh Zara untuk memilihkan boneka yang bagus dan lucu.

Setelah memilih-milih. Zara pun mendapatkan sebuah boneka teddy bear berwarna pink yang berukuran sedang.

Arsa pun langsung membeli boneka itu tanpa berniat membelikan boneka untuk kekasihnya. Zara juga tidak tahu boneka yang dibeli Arsa itu untuk siapa.

Saat diperjalanan menuju pulang. Zara menanyakan maksud Arsa akan postingannya kemarin dengan perasaan takut tapi penasaran. Ditambah caption dengan emoji love yang semakin mengusiknya.

Arsa pun menjawabnya dengan nada yang santai dan dingin. "Ntar gue hapus"

Zara pun memanyunkan bibirnya. Pertanyaannya itu tak dijawab oleh Arsa. Arsa malah menjawab hal lain. Padahal Zara hanya meminta maksud dari postingan itu, bukan menyuruhnya untuk menghapus foto itu.

Entahlah memikirkannya hanya akan membuatnya pusing tujuh keliling. Jadi ia biarkan saja Arsa berlaku seenaknya. Karena untuk saat ini ia tidak memiliki perasaan apapun pada cowok itu. Tetapi, entah kenapa mendengar ia akan menghapus foto itu membuatnya senang.

Saat ini Zara sedang sendirian dirumah. Ibundanya pulang masih sekitar dua mingguan lagi. Sedangkan, Ayah tirinya jarang menginjakan kakinya dirumah. Sekalinya menginjakan kakinya dirumah pasti ia selalu memarahinya.

Zara sudah terbiasa seperti ini. Sendirian. Tanpa kehangatan keluarga didalamnya.

Zara pun keluar dari rumahnya setelah melihat dari jendela hujan itu semakin deras. Ia rindu hujan. Maka dari itu, sore ini ia akan bermain dengan hujan. Biarlah hujan menemani kesepiannya, disaat tak ada satu orang pun yang mau menemaninya.

Ditengah asiknya bermain hujan, terdengar langkah kaki seseorang dari belakangnya. Namun, Zara tak mendengar itu karena derasnya hujan.

"Gue kangen sama lo" Sahutnya setengah berteriak.

Zara pun mendengarnya dan langsung berbalik. "Ga-ra?"

Nampak dari wajahnya yang mulai ketakutan ketika melihat seorang lelaki itu kini berada dihadapannya.

"Apa lo nggak kangen sama gue, Za?

Jantung Zara pun berdetak tak karuan. Dari rasa rindu, marah, kecewa semuanya bercampur aduk.

Zara terdiam. Ia juga sebenarnya merindukan lelaki itu. Merindukan panggilannya yang berbeda dari yang lain.

Disaat orang memanggil gadis itu "Ra", cowok itu malah sering memanggilnya "Za". Dulu ia beralasan memanggil itu biar romantis katanya.

Namanya Gara Ardiwinata. Cowok blasteran yang bertubuh tinggi dan beralis tebal ditambah bulu mata yang cukup lentik. Dengan mata coklat beserta hidung mancungnya.

Gara Ardiwinata adalah cinta pertamanya Zara Nabila. Mereka bertemu secara tak sengaja ditoko buku.

Waktu itu Zara masih kelas tujuh SMP. Ia pergi ke toko buku sendirian, berniat membeli novel kesukaannya meskipun dengan keadaan uang yang pas-pasan.

Zara tengah memilih-milih novel. Ia sedikit kaget melihat harganya. Karena sebelumnya ia kira harga novel yang diinginkannya tidak semahal itu.

Ia pun menatap novel yang ada digenggamannya dengan kecewa lalu menaruhnya kembali ke tempat semula.

ARZARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang