"Bukannya lebih baik? Tidak kemana-mana tapi tahu akan kemana"-PN.
"Warna yang bahkan tidak tercipta bisa tumbuh sempurna tanpa diminta"-PN.
-ARZARA-
"Lepasin dia" Ucap lelaki itu tanpa menatap lawan bicaranya.
"Lepasin dia buat gue" Lanjutnya.
Ia pun terkekeh kecil, "Gue kakak lo, jadi lo harus ikutin apa yang gue mau"
Arsa pun menatap Gara dengan tajam, "Lo gak lebih dari orang asing yang ganggu hidup gue"
Gara pun tersenyum sinis, "Harusnya kalimat itu gue kasih buat nyokap lo"
Kedua tangan arsa pun mengepal kuat dengan pandangan yang tak lepas dari lelaki yang saat ini ada dihadapannya.
"Urusan gue dan lo cukup jadi urusan gue dan lo. Gak ada sangkut pautnya sama nyokap gue maupun bokap lo. Otak dipake, jangan cuma dijadiin panjangan doang dikepala"
Bug!
"Lo emang anak yang gak punya etika, sama kaya nyokap--"
Bug!
"Jangan bawa-bawa nyokap gue! Punya otak gak sih lo! Brengsek!" Bentak Arsa dengan menatap nyalang Gara.
Dibalik Arsa yang marah besar, Gara malah tertawa sambil mengelap darah yang mengalir dari hidungnya menggunakan punggung tangannya.
"Zara buat gue dan nyokap lo suruh keluar dari rumah bokap gue. So, after that the matter is over"
***
"Masih belum mau ngomong?" Tanya David pada gadisnya--Nana.
Nana hanya terdiam sambil menunduk.
David pun perlahan meraih kedua tangan Nana--agar gadis itu melihat ke arahnya. Namun Nana masih saja menunduk.
"Liat aku, Na"
"Rumput yang kamu injak itu lebih menarik daripada aku ya? Aku kurang ganteng apa ya?"
Mendengar itu Nana pun langsung mengangkat kepalanya--melihat ke arah lelaki yang saat ini ada dihapannya.
"Apaan si, Vid" Ucapnya sambil terkekeh kecil.
David pun ikut terkekeh kecil, "Ada ya orang abis nangis langsung ketawa. Emang ada sih, Nana doang"
"Ish! Nyebelin tau gak!" Balas Nana sambil mencubit tangan lelaki itu.
David pun meringis kesakitan, "Aduh, Na. Sakit banget"
Nana pun melepas cubitannya pada lelaki itu, "Lebay"
Tak lama dari itu, Nana pun menundukan kepalanya kembali.
David pun tersenyum tipis, "Oke, gapapa. Gapapa kalau kamu belum mau ngomong sekarang"
Nana pun perlahan mengangkat kembali kepalanya dan mengalihkan pandangannya pada lelaki itu.
"Satya mantan aku"
***
Tunggu depan gerbang
Zara pun mengerutkan dahi melihat pesan yang baru saja masuk itu.
Kinar pun ikut mengerutkan dahi melihat sahabatnya, "Kenapa, Ra?"
"Ni cowo aneh minta gue nunggu depan gerbang"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARZARA
Teen FictionZara Nabila. Gadis yang selalu diperbudak oleh seorang Most Wanted Boy di SMA Dartawinangsa. Namanya, Arsa Anggara. Lelaki kasar nan galak yang selalu ingin dituruti apa maunya. Termasuk meminta gadis itu untuk mau menjadi pacarnya. Dan dengan terpa...