18. Kembali lagi

1.8K 97 3
                                    

"Terkadang kita harus memaksakan apa yang tidak kita sukai"-PN

-ARZARA-

Tetttotettttt

Bel pertanda istirahat mulai memasuki setiap ruangan yang ada disekolah dan membuat siapa saja yang mendengarnya sumringah.

"Jangan lupa pr nya dikerjakan dan dikumpulkan minggu depan" Ucap Bu Nari selaku guru bahasa indonesia.

"Siap buu" Sorak seluruh murid.

"Sikap beri salam" Ucap Ketua kelas yang biasa dipanggil Rako dengan lantang.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh"

Bu Nari pun tersenyum diikuti lesung pipi kirinya. "Waalaikumsalam"

Setelah itu Bu Nari langsung keluar dari kelas.

Zara pun memasukkan buku tulis dan buku paket nya ke dalam tas.

Sebenarnya Zara masih kepikiran atas kejadian kemarin--dimana ia dipermalukan secara tidak langsung oleh seniornya. Dan karena itu, banyak para siswi yang menatapnya sinis atau bahkan terang-terangan mengatainya.

Tetapi, ketika Arsa membantunya kemarin, ia jadi sedikit lebih tenang dan merasa nyaman. Ia pun tak terlalu memusingkan apa kata orang. Toh yang dosa kan mereka.

Jika apa yang dikatakan mereka ada pada Zara, maka mereka telah mengghibahinya. Tetapi, jika tidak ada pada Zara, maka mereka telah memfitnahnya.

Zara dkk pun berjalan keluar dari kelas menuju kantin. Lalu seketika langkah mereka pun terhenti, karena ada seorang lelaki yang menghalangi langkah Zara.

"Ikut gue" Ucapnya dan langsung menarik lengan Zara. Sedangkan Nana dan Kinar saling melempar tatapan heran.

Zara dibawa ke taman sekolah yang masih sepi, karena seluruh murid rata-rata langsung ke kantin untuk mengisi perut mereka yang keroncongan.

"Maksud lo apa?" Tanya lelaki itu sambil menatap lekat Zara.

"Apaan si lo. Gue gak ngerti" Jawab Zara kebingungan.

"Apa maksud lo?" Ulang lelaki itu lagi.

"Apa yang perlu gue jelasin ke lo Arsa? Gue gak ngerti"

Arsa pun tersenyum miring. "Gausah belagak gak tau apa-apa deh"

"Gue emang gak ngerti apa maksud lo ngomong gitu"

"Menurut lo, gimana perasaan orang yang ngeliat pacarnya bareng cowok lain. Bahkan sampe peluk-pelukan kayak teletabis"

Zara pun tersenyum miring. "Lo cemburu ya?"

"Jawab pertanyaan gue"

"Lo cemburu?" Ulang Zara.

"Gue minta lo jawab pertanyaan gue!"

Seketika bentakan Arsa membuat senyuman miring milik Zara hilang.

"Terus apa hubungannya sama lo? Gue tau kita emang pacaran tapi lo kan gak punya perasaan sama gue. Begitupun gue juga. Kenapa lo harus marah? Bahkan saat lo bareng Vania pun gue sama sekali gak marah ataupun negur lo"

SKAK!

Arsa tercekat mendengar penuturan yang keluar dari mulut Zara.

Terdengar biasa saja, tapi menusuk tepat didadanya.

ARZARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang