34. Pelangi yang hilang

1.1K 73 3
                                    

"Tidak ada yang salah dan benar dari perasaan. Karena hakikatnya cuma untuk diterima--untuk dirasakan"-PN.

-ARZARA-

Saya tau kamu pasti membaca surat ini lebih dulu.

Jangan terlalu cepat membacanya, Rana.

Jika kamu bertanya kenapa kotaknya berwarna coklat, itu karena kita sama-sama menyukai coklat.

Ketika kamu membuka kotak ini, matamu langsung tertuju pada sebuah surat yang sedang kamu baca ini.

Lalu dibawah surat ini terdapat kunci kecil berwarna hitam dan saya yang mewarnainya. Tidak apa-apa ya?

Kunci itu untuk membuka sebuah buku dengan sampul hitam lekat yang terdapat gambar bunga matahari berukuran sedang ditengah-tengahnya.

Saya harap kamu menyukainya, Rana.

Tolong ajak dia bermain ya? Ajak dia untuk tau bagaimana duniamu.

Karena jika tidak begitu, dia akan tetap menjadi sebuah buku kosong yang tidak ada warnanya.

Buku itu pasti akan sangat senang mendapat pelangi.

-Bara.

Zara pun tersenyum kecil setelah membaca surat itu. Lalu dia mengambil sebuah kunci kecil yang ternyata terdapat kertas kecil yang menyelimutinya.

"Jangan sampai hilang ya? Karena kunci ini sudah cukup marah sama saya gara-gara saya mewarnainya tanpa izin"

Zara pun terkekeh kecil lalu menggelengkan kepalanya dua kali.

Ia pun membuka buku itu, tentu dengan bantuan sebuah kunci kecil yang sedang marah karena seluruh tubuhnya menjadi hitam.

Ada satu hal yang gadis itu tidak tahu dan tidak akan pernah tahu. Kenyataan bahwa sebelum ia menulis dunianya pada buku itu, saat membukanya pun ia sudah memberi kehidupan pada buku itu secara tidak langsung.

***

Gadis dengan rambut diikat kuda itu terlihat sedang melamun di perpustakaan. Ditemani sebuah buku yang berada digenggamannya.

Dua hari yang lalu, keadaannya dengan seorang lelaki paling menyebalkan didunia sedang tidak baik. Sedangkan hari ini lekaki itu berulang tahun. Jelas ia bingung apa yang harus ia lakukan.

Tak lama ia pun tersadar dari lamunannya lalu segera beranjak dari duduknya.

Untung saja sedang istirahat, jadi tentu gadis itu memanfaatkan waktunya dengan baik.

"Pak satpam! Zara izin keluar sebentar buat beli kue ya! Nanti pak satpam Zara beliin juga!" Teriak Zara sambil berlari keluar dari gerbang sekolah.

Pak satpam yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya dan kembali meminum secangkir kopi hitamnya.

Dan kini Zara dibuat bingung kembali. Ia jelas tidak tahu kue apa kesukaan Arsa atau rasa apa yang disukai oleh lelaki itu.

Beberapa detik kemudian ada sebuah kue yang menarik perhatiannya. Kue coklat yang pinggirannya dilapisi dengan krim berwarna mocca.

Ia pun membeli kue itu dengan kue keju berukuran mini untuk Pak satpam.

***

"Happy birthday" Ucap Zara dengan sebuah senyuman kecil dan kue yang berada diatas kedua tangannya.

ARZARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang