"Biarkan kertas-kertas itu berdebu. Sampai pudar tintanya, sampai hilang, sampai kamu sadar bahwa tokoh itu tidak lebih dari yang dibayangkan. Ada tapi rasanya nggak nyata"-PN.
-ARZARA-
"BILAAAAA!"
"Apaan sih! Gak perlu teriak-teriak juga kali. Kalau kuping ku bermasalah kamu harus tanggung jawab!"
Lelaki itu pun hanya bisa tersenyum. Senyuman jahil dengan deretan gigi yang tersusun rapih. Senyuman yang siapapun ingin membawanya pulang. Indah ya?
"Ada apa? Cepat jawab! Jangan membuatku penasaran"
Lelaki itu pun masih tersenyum jahil. Menggoda gadis itu agar semakin kesal menunggunya berbicara.
"Cepat jawab!"
"Hmmm..."
"Ayo cepat jawab atau ku jahit mulutmu!"
"Kalau begitu aku tidak akan bisa menjawabmu"
"Sudah cepat jawab!"
Lelaki itu pun mulai menatap gadis yang saat ini ada dihadapannya lalu menarik napas sejenak sebelum kembali mengeluarkan suaranya.
Gadis yang sedang menunggu jawabannya pun ikut menatapnya serius.
Senyuman jahilnya kini sudah tidak ada. Entah hilang atau terbawa angin yang pulang.
"Maaf, Bila"
***
"Heh!"
Zara pun tersentak kaget lalu menatap sahabatnya.
"Masih mikirin tu cowok? Udah lah, Ra nanti juga baik sendiri" Ucap Kinar sambil duduk dihadapannya.
Zara tidak menjawab apapun. Ia hanya terdiam. Pikirannya kemana-mana. Entah apa yang dipikirkan. Isi kepalanya penuh dengan tanda tanya. Atau mungkin sebuah jawaban yang hilang, dilupakan, atau terlupakan.
"Ra. Lo belum makan. Gue beliin makanan ya?" Tawar Nana.
Zara masih saja diam, tanpa melihat kedua sahabatnya yang terus mengkhawatirkannya itu.
Kinar pun memberi kode pada Nana agar langsung membeli makanan saja tanpa perlu menunggu jawaban dari Zara.
Setelah Nana pergi, Kinar pun memegang bahu Zara.
"Ra. Bukan Arsa ya?"
***
Pulang bareng gue
Sebuah pesan masuk itu langsung dilihat oleh Zara dengan tatapan kesal. Tentu masih kesal.
Mengapa lelaki itu tidak menghargainya sedikit saja.
Cukup bilang makasih.
Apa itu begitu sulit?
Atau setidaknya jangan mengucapkan apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARZARA
Teen FictionZara Nabila. Gadis yang selalu diperbudak oleh seorang Most Wanted Boy di SMA Dartawinangsa. Namanya, Arsa Anggara. Lelaki kasar nan galak yang selalu ingin dituruti apa maunya. Termasuk meminta gadis itu untuk mau menjadi pacarnya. Dan dengan terpa...