Bagian 56

83 8 7
                                    

Author pov

Nia,Baba dan Zahra saling bertatapan setelah bertemu dengan dokter Esa.

"omg gantengnya ni dokter " batin Zahra

"selamat siang dokter Esa " ujar Baba begitu tersadar.sedangkan Nia hanya terdiam tanpa sepatah katapun.
"selamat siang juga paman,ada yang bisa saya bantu "ujar Esa
"begini dok(seraya mengeluarkan sebuah surat dari sakunya) ini surat rujukan dari rumah sakit kita sebelumnya " ucap Baba

Dokter Esapun mengambil surat tersebut dan membacanya dengan seksama nama pasien dan hasil rekam medis dari rumah sakit tersebut.

Setelah membacanya ia menarik nafas dengan santainya "siapa yang bernama Aryania Az Zahra disini " tanyanya kemudian sembari menatap horor kearah Nia dan Zahra.

"saya dok " jawab Nia
"Aryania Az Zahra " ulangnya
"iya dok,tapi cukup panggil Nia aja karna itu terlalu panjang " ucap Nia
"baik ,perkenalkan saya Mohammed Esa dokter yang akan membantu kesembuhan kamu " ujar Esa
"terimakasih dok,mohon kerjasama dan bantuannya " timpal Nia
"Bismillah dan serahkan semua kepada alloh swt.Saya akan membuat jadwal terapi dan pengobatan kamu "cicit Esa
"Baik dok,mungkin selama dua minggu kedepan bisa full tapi selanjutnya mungkin harus membuat jadwal kembali " rampal Nia
"Kenapa?apa ada masalah dengan kamu " tanya Esa
"Tidak dok,saya kan disini kuliah jadi kemaren saya ada ijin dua minggu buat recovery dan selanjutnya bisa di cocokan dengan jam kuliah saya " papar Nia
"Hmm begitu ya,baiklah nanti bisa kita atur kembali" ujar Esa.
Setelah berbagai syarat dan prosedur telah di penuhi merekapun akhirnya kembali kerumah masing-masing.

✈🛩🛫🛬✈🛩🛫🛬✈🛩🛫✈🛩🛫

Di sisi lain kota dubai lebih tepatnya di dubai airport Mansoor sedang duduk seraya menatap nanar ke ponsel yang ia genggam saat ini.

Ia tengah berada dalam keramaian tapi merasa sendiri dan terasingkan rasanya.

"heyy apa sudah siap terbang" tanya Majid yang berada di sampingnya.
"siap ga siap ya harus siap.apa ada pilihan lain" jawab Mansoor seraya menaikan kedua alisnya.
"ada" jawab Majid singkat
"apa" kepo Mansoor
"kembali kepada sweetymu katakan yang sejujurnya dan minta restu baba itu caranya" cicit Majid
"Arrrrrgggg aku ga bisa melakukannya karna kakak pasti tau bukan apa yang akan terjadi dengan Nia.dan aku ga mau Nia terluka lebih dalam lagi" elak Mansoor.
" kamu pikir saat ini Nia ga terluka sangat dalam tiba-tiba kamu ngilang begitu ketemu lagi jalan sama gadis lain dan lebih parahnya melihat kamu menikah ya walau pada dasarnya ga begitu tapi kan itu sudah sangat menyakiti batin Nia Man" cicit Majid
" iya aku tau tapi,setidaknya Nia akan baik-baik saja kedepannya dan " ucapan Mansoor terpotong
"Dan apa Mansoor.maksudmu bersama Hamdan pikirmu.itu pun kalau Nia mau dan masih stay disini" kilah Majid
"Sudahlah kak aku mau pergi kenapa malah mengintimidasiku terus" potong Mansoor.
"Baiklah itu terserah kamu,hanya saja pesanku jangan sampai menyesal kedepannya.oke" ujar Majid kemudian.
"Kau bukan mendukungku malah mengoyahkan keyakinanku yang kuat sebelumnya kak,kau ini kakakku bukan sih" gerutu Mansoor
"Justru karna aku ini kakakmu Man,aku hanya ingin melihat adik tercintaku bahagia bersama wanita yang cintainya.bukan seperti ini menyerah di saat terakhir" cicit Majid yang selalu membuat Mansoor berpikir berulang kali.
"Aku tahu kak,cuma semua ini sudah menjadi pilihanku saat ini. Saat ini yang aku harapkan hanya kebahagiaan Nia saja,tolong kakak hargai setiap keputusanku" ujar Mansoor dengan nada lesu.
"Oke Man,yang penting sekarang kamu sudah rela dan ikhlas semoga kebahagiaan menyertaimu dikemudian hari" ucap Majid akhirnya.
"Aku akan mencobanya.memang waktu ga bisa menghapus luka tapi waktulah yang akan mengajarkan hati melupakan luka" imbuh Mansoor
"Udah donk jangan melow begini aku yang tadinya sudah lega dan ngijinin kamu pergi jadi ga tega" ucap Majid seraya membawa Mansoor dalam dekapan seorang kakak yang sangat menyayangi adiknya.
Mansoor pun terlarut dalam kesedihan tuk yang kesekian kalinya bahkan ia merasa air mata sudah mengering mungkinkah ia akan dapat menangis lagi.
Suara informasi keberangkatan sudah terdengar dan Mansoorpun berpamitan kepada kakaknya " kak,aku pergi dulu jaga diri kakak baik-baik dan tolong pantau nia hingga ia kembali seperti sediakala "
" kamu tenang aja.hati-hati disana kalo bisa jangan terlalu lama pergi.cepet kembali " ucap Majid
" akan aku usahakan kak.terimakasih untuk segalanya.selamat tinggal kak " ujar Mansoor.
" selamat jalan man " jawab Majid seraya melambaikan jemarinya.

My Idol My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang