Bagian 43

295 12 6
                                    

Author pov

Nia merasakan ketakutan luar biasa tanpa di duga ia sudah menangis dengan tubuh yang bergetar.

Siapapun disini tolong akuhh " ucap nia dalam hati

Orang itu masih membekap nia menariknya untuk merapat ketubuhnya dan mengunci pintunya juga.

Dengan tubuh masih bergetar hebat dan tangisan yang tak hentinya nia memberontak dengan barbar supaya rengkuhan di tubuhnya bisa melemah.

" kenapa kamu bisa lupa denganku apa aku tidak lebih penting dari kekasihmu itu hmmm "bisik lelaki itu
" mak maksudmu apa " balas nia dengan gugup
" kau sibuk dengan duniamu saja tanpa pedulikan aku sedikitpun ,sebenarnya kau anggap aku ini apa nia " ucap pria tersebut dengan lantang membuat nia semakin bergetar tak karuan
" maaf maaf bila aku tidak memperhatikanmu tapi tolong lepaskan ini sakit hiks " ujar nia
" tidak sebelum kau memberikan aku kenangan termanis sayang " ucap pria itu

Deg

Kenangan manis

Semacam apa

Oh tidak

Ya alloh lindungi hamba

Amin amin ya robal allamin

" maksudmu apa?? tolong jangan bertele-tele seperti ini " cicit nia
" wow kau sudah berubah ternyata tidak suka basa basi ya sekarang " gumamnya
" katakan apa maumu " seru nia lantang walaupun masih ketakutan
" ceritakan padaku semua yang tidak aku ketahui dan kenapa sangat disayangkan aku sudah lebih tahu dari orang lain bahkan secara detailnya " ujar sang pria
" tentang apa " tanya nia
" kisahmu dengan pangeran dubai dan sesuatu yang sedang bergejolak didadamu saat ini " titahnya

Ia mulai membalikan tubuh nia untuk saling berpandangan nia enggan untuk menengadahkan wajahnya takut dengan rupa pria yang ada di hadapannya itu.
" apa aku begitu menyeramkan sampai adikku saja tak mengenali kakak tertampannya " cicit adli
Niapun langsung mendongakkan wajahnya " kak adli hiks " meleburkan tubuh mungilnya ke tubuh kakak tersayangnya menangis lagi dan lagi.
" cup cup cup adikku sayang jangan nangis lagi ada kakak disini " ucap adli berusaha menenangkan adik tercintanya.
" kenapa ga ada telfon aku sih kak hiks " maki nia
" sudah berulang kali nia sayang, kamunya aja yang terlalu sibuk sampe ponselpun dilupakan jangankan ponsel kakaknya sendiripun di lupakan begitu saja mentang-mentang sudah ada yang menjaga serta menyayanginya melebihi kakaknya ini " sungut adli
Nia tersenyum dalam sesegukan dalam tangisnya "tidak ada yang bisa menandingi kasih sayang kak adli terhadap aku siapapun itu "
" yakin??? Bagaimana dengan pangeranmu itu " goda adli
" pangeran??? Siapa sih kak " elak nia
" hmmm ga mau jujur ya padahal tadi kakak udah tegaskan bukan " ucap adli
" hehehe iya iya kakakku sayang,duduk dulu kak aku cape berdiri terus " lirih nia
" bawel banget sih adikku sekarang " ucap adli seraya duduk di sofa bersampingan dengan nia.
" sekarang beritahu kakak semua muanya " titah adli
" mulai dari mana ya aku bingung kak " keluh nia
" hmmm gini aja kakak tanya kamu tinggal jawab,okey " tawar adli
" oki doki kakak " seru nia
" okeyy sekarang kamu lagi deket sama siapa,apa bener kalau kamu berhubungan dengan salah satu pangeran dubai dan kenapa nilai matkul kamu turun drastis??? " tanya adli
Nia membulatkan matanya sempurna mendengar rentetan pertanyaan kakaknya dan mulai menghembuskan nafas beratnya " iya kak aku memang dekat dengan seseorang sekarang malah semakin dekat,sheikh mansoor lebih tepatnya ia kekasih aku kak " jeda sebentar lalu nia melanjutkan ucapananya " soal matkul aku bener-bener minta maaf kak aku janji ga bakal keulang lagi seperti ini, i'm promise brother " jelas nia
" bukannya kamu lebih dekat sama sheikh hamdan tapi kenapa jadi sama sheikh mansoor nia ,coba jelaskan kekakak " tutur adli
" awalnya sih iya tapi makin kesini aku sadar kak kalau aku jauh dari jangkauan dia terus ga tahunya aku malah deket dengan sheikh mansoor,dia bahkan selalu ada di saat aku masih berurusan dengan fadli, aku kasihan tahu kak sampe babak belur gitu eh jadi keterusan deh sampe jadian hingga sekarang kak " jelas nia
" hmmm jadi pelindung kamu terus jagain kamu gadis mana sih yang ga terpesona di perlakukan sebegitunya  dannn matkul apa hubungannya " cicit adli
" hmmm itu " nia membuang muka kesembarang tempat karena matanya sudah berkaca-kaca lagi.
Adli meraih jemari nia mengelusnya lalu membawa kedalam pelukan kasih sayangnya " ceritakan walaupun itu sakit nia kakak tahu mungkin ini berat untukmu sebisa mungkin kakak akan membantu kamu sayang,katakanlah "
" aku ga tahu kak sejak kapan rasa itu datang,rasa yang begitu bergemuruh jika ia tak ada aku rindu tapi jika ia ada aku membenci kehadirannya.
Lambat laun rasa itu hilang tapi makin berbunga di hatinya kak, disaat ia mengutarakan isi hatinya aku menolak untuk membuka hati dan meminta waktu untuk memikirkannya apa benar ini cinta atau hanya rasa kagum semata karena pada dasarnya kagum dan cinta beda tipis, lalu sheikh mansoorpun mengutarakan isi hatinya di hari yang sama entah kebetulan semata atau mereka bersekongkol aku juga ga tahu kak tapi yang aku rasakan jika bersama mansoor aku tenang,nyaman dan rasanya aku benar-benar merasa di cintai oleh lelaki yang tepat kak, hingga sesuatu datang dan merubah jalan fikirku sampe-sampe aku hilang akal jadilah semuanya kacau seperti ini " curcol nia
" kakak tahu nia jatuh cinta itu indah rasanya membuat perasaan sangat bergejolak tapi inget segala sesuatunya harus kamu pikir masak-masak dan bedain mana urusan pribadi dan pendidikan,jangan karena sebuah cinta yang belum tentu membuatmu menggagalkan cita-cita yang ingin kau gapai bila benar ia mencintaimu pasti ia akan selalu mensuport yang terbaik untukmu nia " adli memberi paham yang bijak untuk adik tercintanya
" maafin aku ya kak,aku janji ga bakal ngulang seperti ini lagi " sesal nia
" kakak tahu adik kakak itu tangguh dan hebat tapi ada kalanya kamu lemah jika sudah tidak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri,ceritakan apa yang menjadi bebanmu nia aku kakakmu lebih terbukalah okey " lirih adli
" beberapa minggu yang lalu aku menolak sheikh hamdan kak dan beberapa hari yang lalu sheikha hind ibunya sheikh hamdan kesini ia meminta aku untuk menerima sheikh hamdan dan meninggalkan sheikh mansoor ,sheikha hind meminta aku melakukan seperti itu sebagai permintaan seorang ibu kak ,kakak bisa rasakan kan apa yang ada di benak kakak saat ada di posisi aku,aku yang notabenenya anak yatim piatu disuruh berbuat sesuatu atas dasar keinginan seorang ibu apa bisa aku menolak kak,demi alloh kak ini sangatlah berat buat aku ,aku cinta dan sayang sama sheikh mansoor tapi rasanya aku dicegah untuk tidak mencintainya kak,apa salah aku kak salah dimana kak hiks " papar nia kepada kakaknya.
Tubuh nia bergetar hebat dengan isakan yang memenuhi antero flatnya
Adli membawa kembali tubuh nia kedalam dekapannya " sttt kamu ga salah sayang,cinta mana tahu tempat dan waktu cinta hadir dengan tiba-tiba mungkin hanya waktunya yang salah sayang,untuk permintaan sheikha hind kamu pikirkan terlebih dahulu jika kamu mantap dengan mansoor perjuangkan tapi jika kamu merasa bimbang baiknya lepaskan " cicit adli
" lalu aku harus menerima sheikh hamdan kak " tanya nia
" itu hak kamu nia ,jika dia bukan pilihan kamu sebaiknya kamu menata hati buat orang lain dan melupakan keduanya anggap mereka hanya sekedar singgah,kau tahu bukan tradisi orang timur tengah seperti apa apalagi yang kau cintai itu seorang pangeran nia ,kasta tahta dan status sosial kita sangat jauh berbeda kakak hanya takut kau tersakiti lagi nia itu aja " ujar adli
" untuk melupakan sheikh hamdan itu mudah kak tapi tidak dengan sheikh mansoor apa aku mampu tanpanya disisiku apalagi aku harus tinggal di negaranya ,aku ga bisa kak hiks " sela nia
" kakak tahu perasaan kamu nia ,sekarang kita lihat seberapa cinta dan sayangnya mansoor denganmu lalu apa dia juga mau memperjuangkan cinta kalian berdua  jika ia melakukan itu satu kata untukmu nia bertahan itu aja okayy " saran adli
" iya kak aku paham " ucap nia
" jangan hanya kamu yang berjuang dengan cintamu saja tapi harus kalian berdua juga ikut memperjuangkan " sela adli
" iya kak " jawab nia
" istirahatlah besok kuliah bukan,inget jangan mikir yang aneh-aneh fokus kuliah soal hati bisa belakangan " saran adli seraya mengusap pucuk kepala nia
" makasih kak " ujar nia
" sama-sama adikku sayang " ucap adli manjah

My Idol My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang