Bagian 57

64 4 0
                                    

Author pov

Nia hendak berlari menjauh dari jangkauan Mansoor agar tidak terlibat percakapan lagi karena baginya semua yang lalu hanya menjadi kisah yang wajib dilupakan.

"Nia!" panggil Mansoor
Nia tetap berjalan hingga tangan kokoh meraih jemarinya.
"Kamu sedang apa disini?" tanya Mansoor
Nia terdiam enggan menjawab.
"Jangan bilang kamu salah satu relawan disini?" tebak Mansoor
"Lalu apa urusannya denganmu" sarkas Nia
"Disini berbahaya Nia" ujar Mansoor
"Terus kalo berbahaya kenapa??sheikh aja ada disini koq" sunggut Nia
"Aku. aku tahu Nia tapi bisa jaga diri sedangkan kamu" elak Mansoor
"Aku ada disini sudah ada yang menjamin. pertama pihak kampus kedua Alloh SWT, lalu apa yang mesti ditakutkan" kekeh Nia.
"Baiklah. aku harap kamu disini baik-baik saja" ucap Mansoor
"Selama ga ketemu sheikh pasti aku baik-baik saja koq" sarkas Nia

Terlihat semburat kekecewaan diraut wajah Mansoor mendengar jawab Nia yang terlewat blak-blakan "gimana kabarnya" imbuh Mansoor
"Seperti yang sheikh lihat aku baik, sehat dan bahagia tentunya" jawab Nia
"Kamu sud__" ucapannya terhenti karena Nia memotongnya
"Tidak perlu bahas yang udah-udah anggap aja kita ga pernah kenal bahkan berteman. semua yang udah terjadi anggap aja tidak pernah terjadi dan anggap aja aku debu jalanan yang tidak terlihat apabila nanti ketemu dilain hari, permisi" ucap Nia lantas pergi
Mansoor menghembuskan nafas beratnya "aku bersyukur kamu baik-baik saja sweety"

Malam harinya semua relawan berkumpul untuk mendapat arahan tentang bagaimana menghadapi situasi dan kondisi disana.
Setelah beberapa jam lamanya mereka berdiskusi akhirnya penataan kembali dilakukan dan akan lebih mengetatkan karena terdengar desas desus akan ada serangan mendadak dari pihak zionis.

"Apa kalian perlu memegang senjata untuk jaga-jaga" tanya kapten Arsad
"Jangankan megang lihat aja udah melted duluan kap" celetuk Nia
"Nanti saya ajarkan dibantu rekan saya yang lain" ucap Arsad
"Wah Nia kesempatan nih cari jodoh hehehe" cicit Aisha teman kampusnya
"Hussss ini tuh lagi dimedan perang bukan dibiro jodoh Ais" sunggut Nia
"Ya gapapa menyelam sambil minum air kan" ngelesnya aisha
"Makan ikan kenyang, air mah kembung" ledek Nia
"Apanya yang kembung nona"tanya Arsad ke Nia.
"Oh ini kap kekenyangan air jadi kembung" alibi Nia
"Jangan terlalu banyak air ga bagus juga, nanti keseringan buang air kecil." ucap Arsad
"Baik kap." jawab Nia
"Untuk pelatihan senjata kalian harus belajar karena zionis tidak memandang anak kecil,dewasa bahkan orang tua pun mereka kejam.bagaimana mau kan belajar pasti dibimbing sampai bisa" ujar Arsad
Semua relawan tidak bisa menolaknya karena desakan dari pihak kampus untuk menerima pembelajaran bersenjata.

Meyday meyday
Tolong datang ketenda darurat segera

Ucapan Arsad melalui HT meminta rekannya untuk datang.

Diterima
Baik meluncur

Terdengar jawaban dari lawan bicaranya membuat semua relawan penasaran.

"Nia kamu kesini" panggil Arsad
"Baik kap" jawab Nia
"Nanti belajar yang serius ya jangan banyak bercanda seperti biasanya.senjata berbeda dengan obat-obatan yang kamu kuasai.jadi serius sedikit " tegur Arsad
"Siap 86 kap.mohon bantuannya"seru Nia

"Ada apa Arsad menyuruhku kesini" tanya Mansoor
"Nah ini datang.gini kamu ajarkan Nia belajar menggunakan senjata"cicit Arsad
Nia terpengarah karena yang menjadi tutornya adalah Mansoor seketika itu ia langsung menolak dengan alibi yang tepat "kap sepertinya aku tidak perlu belajar karena tugasku mengecek stok obat-obatan sudah memakan waktu yang lama dan juga aku harus membantu para korban yang sedang dirawat.nanti bagaimana merawat mereka kalau kitanya sibuk belajar senjata" papar Nia
Mansoor memandang Nia cukup lama dan Niapun melihatnya kemudian membuang muka kearah lain agar tidak bertatapan kembali.
"Baik.kalau begini kita bagi saja ya beberapa dari kalian berlatih dan sisanya seperti biasa" titah Arsad.

My Idol My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang