Bagian 34

338 18 4
                                    

Note :di part ini sampai next tulisan nama sheikh mansour berubah jadi mansoor ..thx

Nia pov

Sungguh aku merasa kaget dan juga takut dalam waktu bersamaan setelah lama aku berhasil menjauhinya bahkan mengabaikannya sekarang dia yaa hamdan sudah ada di depanku.
aku sangat yakin kali ini dia pasti marah besar apalagi sampai detik ini aku belum memberikan jawaban atas pernyataan cintanya waktu itu.

" aa__adda apa kak " tanyaku sangat gugup jujur aku sangatlah takut
" ikut aku sekarang " ajaknya
" tapi kak aku harus ke swalayan dulu zahra kan lagi sakit " tolakku halus
" itu bisa belakangan nia nanti aku yang bayar semua belanjaanmu " tukas hamdan
Seketika itu aku membulatkan mataku tak percaya seperti inilah dia dengan sifat protectif bertingkah semaunya.

Ali mendekat seraya berbisik " jadi belanja kan nia "
" tidak al kau pulang duluan aja aku ada urusan sebentar atau ga kau ke flat aku aja " ujarku lemah pada ali
" kau baik-baik saja kan nia " tanya ali
" dia aman bersamaku jadi tak perlu khawatir jika perlu aku akan umumkan keseleruh penjuru dubai bahwa nia ada bersamaku " cicitnya penuh dengan emosi
" tak perlu sheikh " entah kenapa aku merasa lain dengan hamdan sehingga aku tak memanggil dengan sebutan biasanya.
" al nanti bilangin zahra aku telat pulang dan nanti ku bawakan makanan favoritnya,makasih " ucapku pada ali
Ali mengelus pucuk kepalaku " jangan khawatir akan aku sampaikan ke zahra apapun buat kamu nia "

Belum sempet menjawab ali hamdan sudah menarik tanganku menjauh dari ali dan berjalan cepet mengimbangi langkah besar hamdan.

" bisa pelan ga sih sakit tauuu sheikh hamdan yang terhormat " runtukku
" sudah berkali-kali aku tegaskan jangan memanggil aku dengan sebutan itu nia " titah hamdan
" terserah aku donk sheikh " cicit nia
Bukannya menjawab hamdan malah mencubit kedua pipi nia hingga berubah menjadi merah.
" ihhh sakittt " rengek nia
" itu hukuman karena kau telah melanggar aturan pertemanan kita, kalau kau tidak akan lagi memanggilku dengan embel-embel sheikh maupun pangeran " jelas hamdan
" kenapa diam " tanya hamdan
Kemudian hamdan mendekat kearah nia,ia menarik tengkuk nia namun

Plak

Entah kenapa hamdan tidak marah sama sekali dia mendekat lalu berlutut di depanku " tolong jangan bertingkah aneh kak " batinku

Terlihat butiran air jatuh di antara kedua kaki hamdan.aku terpaku beberapa saat " kak hamdan menangis??? apa tidak salah " batinku

Aku melangkah mendekat aku duduk sejajar kedua lututku sebagai tumpuan menengadahkan wajahku guna melihat hamdan.

Ia tertunduk lesu masih ada buliran air mata yang terjatuh.
" kak " aku memanggilkan dan spontan aku mengangkat dagu hamdan dengan jemariku
" kakak menangis,kenapa ???? " tanyaku penasaran
" ak--kku minta maaf nia " kata pertama yang terucap setelah ia berhenti menangis.

Aku memberanikan mengusap air mata di pipinya " aku maafkan kak tapi tolong jangan di ulangi "
" aku aku sungguh frustasi nia, kau dengan sengaja menjauhiku, mengabaikan setiap chatku bahkan kau juga mengabaikan chat dari mama dan selalu meminta ijin untuk off mengajar musik sebenarnya kau ini kenapa nia, apa aku punya salah padamu katakan,,, jangan siksa aku seperti ini " jelas hamdan panjang lebar.

Aku masih terdiam seribu bahasa aku membiarkan hamdan untuk mengeluarkan semua uneg-uneg di hatinya.

" maafkan aku juga kak sebenarnya aku bukan mau menghindari ataupun mengabaikan kakak hanya saja " terjeda sebentar " hanya saja aku belum bisa memberikan jawaban sama kakak aku juga tersiksa kak "

" apapun jawaban yang nanti kau berikan aku harap tidak mengecewakanku nia dan bersikaplah seperti biasanya jangan berubah seperti ini promise " ujar hamdan
" baik kak,once again forgive me please " cicit nia
" me too nia " ujar hamdan

My Idol My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang