2 Maret 2016
Musim semi di tahun ini sangatlah indah seperti tahun-tahun sebelumnya. Dunia seakan menyapa dengan hangat orang-orang yang mulai berkeliaran setelah melewati musim dingin selama beberapa bulan lalu. Semua penduduk sangat bahagia menyambut pergantian musim dengan berlibur bersama keluarga, teman atau hanya sekedar bercengkrama di teras rumah bersama keluarga mereka. Salju yang telah mencair dan tergantikan oleh hamparan bunga yang siap mekar untuk menghias bumi yang menjadi tempar tinggal.
"Ah musim semi"
Seorang wanita muda berjalan dengan hati yang tenang dan senang. Cahaya matahari pagi yang sama sekali tak mengusik perjalanan wanita itu pagi ini. Ia berjalan dengan senyum yang selalu ia tampilkan di wajah cantiknya itu.
"Hai Nak, boleh tolong aku sebentar?"
"Ah iya tentu saja, apa yang bisa aku bantu?"
"Tolong bawakan ini untukku"
Wanita tua itu menunjuk sebuah balon yang berada di celah batang pohon yang tidak terlalu tinggi itu.
"Apa kau bisa memberikan arahan dimana tempat barang itu, Nek?"
"Kau tidak melihatnya? Itu disebelah sana"
Jennie tersenyum lalu membuka kacamata hitam yang dipakainya.
"Aku memiliki sebuah keistimewaan, Nek"
Nenek tua itu menjadi tak enak hati kepada perempuan muda itu. Ia memberikan arahan kepada jennie dimana ia harus menarik tali genggaman balonnya hingga balon itu pun dapat diambilnya.
"Siapa namamu, anak muda?"
"Namaku Kim Jennie, Nek"
"Terimakasih kau anak baik, Jennie-shi"
Jennie tersenyum lalu pamit kepada nenek itu karena ia masih memliki urusan yang tak dapat ditinggalkannya.
"Aku harus cepat-cepat bekerja" ucap perempuan itu
Jennie berjalan dengan tergesa-gesa menuju tempat kerjanya. Sebuah restoran sederhana milik nenek yang telah merawatnya selama beberapa tahun itu. Restoran yang selalu ia datangi setiap harinya di libur musim dingin tahun ini.
"Halmoni, maafkan aku" ucap perempuan itu dengan nafas tersengal-sengal.
"Kenapa telat pagi ini?"
"Ehm itu?"
"Ah sudahlah, cepat gunakan apronmu itu dan bersihkan setiap meja di tempat ini kita kedatangan banyak pelanggan, jennie-shi"
"Baik Halmoni"
Ia mulai bekerja dengan membersihkan setiap sudut restoran sederhana itu. Bel tanda pesanan terdengar dari meja di sudut ruangan di seberangnya. Jennie berjalan menghampiri pelanggannya itu dengan senyuman dan sapaan yang ramah.
"Ada yang bisa saya bantu?"
"Aku ingin memesan satu mangkuk ramen dan juga sebotol soju"
"Baiklah Tuan, apa ada pesanan lain lagi?"
"Tidak itu saja"
"Pesanan akan segera datang mohon tunggu sebentar, Tuan"
Pesanan yang telah ia tulis tadi ia berikan kepada salah satu karyawan yang berada di dapur untuk segera dibuatkan. Setelah bel tanda pesanan selesai, Jennie kembali ke dapur dengan membawa nampan berisi satu mangkuk ramen dan sebotol soju di tangannya. Ia berjalan ke tempat dimana pelanggan yang tadi memesan makanan tersebut.
Dua orang laki-laki datang dari arah pintu masuk restoran tanpa melihat adanya jennie disana. Lelaki itu menabraknya hingga seluruh makanan yang ada di atas nampan terjatuh mengenai pakaian yang tengah dipakainya dan sepatu milik laki-laki itu tak lupa dentingan mangkuk yang pecah membuat seisi restoran menatap ke sumber suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH | END
FanfictionCinta mengenai memberi dan menerima Cinta mengenai kebahagiaan dan kesedihan Cinta mengenai rasa ingin memiliki dan membahagiakan Tetapi... Cinta kami berbeda Cinta mengenai cara mengiklaskan