HIRAETH - PART 12

83 20 2
                                    

Hari ini menjadi hari pertama untuk Jennie pergi ke sekolah setelah kejadian yang menimpanya beberapa hari yang lalu. Pagi ini, Hanbin menawarkan untuk menjemputnya namun tawaran itu ditolak dengan halus oleh Jennie. Alhasil, saat ini dirinya sedang berjalan di koridor seperti biasa seorang diri. Dengan tongkat yang setia menuntun arah jalan gadis itu.

"Hi" sapa seseorang disampingnya

"Hanbin?" kagetnya

"Aku antarkan ke kelas ya"

"Jarak kelasmu dengan aku jauh, Hanbin-ah"

"Jangan menolak ku lagi kali ini" ucapnya cemberut

Jennie hanya pasrah dengan hanbin yang berdiri di sampingnya itu. Mereka berdua berjalan beriringan menuju kelas gadis itu, hingga mereka sampai di kelas 2-1 dimana Jennie belajar.

"Gila demi apa si Hanbin mutusin Lisa karena si cewek buta itu"

"Udah buta keganjenan, dih!"

Bisik-bisik dari siswa dan siswi membuat Jennie harus pura-pura menutup telinganya. Ia mendengar semua ejekan itu, telinganya mendengar hatinya merasakan tetapi mulutnya sangat kaku untuk membela diri.

"Aku sudah sampai sekarang kembalilah ke kelasmu"

"Semangat ya"

Jennie mengangguk lalu tersenyum kepada pria itu.

"Iya"

Hanbin berbalik menuju kelasnya yang berada lumayan jauh dari kelas gadis itu.

"Ups"

Kursi yang akan diduduki olehnya ditarik jauh oleh dua orang wanita sehingga Jennie harus terjatuh ke lantai.

"Heh! Mending lo pindah lagi aja gih!"

"Jadi hama banget lo di sekolah ini"

Jennie mencengkram tongkatnya dengan keras menahan rasa sakit di hatinya mendengar perkataan dari kedua teman kelasnya itu. Namun, mulutnya lagi-lagi membisu hingga keduanya pergi meninggalkan Jennie sendirian.

Sebuah tangan terulur menggenggam tangan Jennie, membantunya untuk berdiri. Tangan halus yang dirasakan oleh gadis itu. Perempuan itu membantu Jennie untuk duduk dengan mengambil kursi dan memastikan gadis itu duduk.

"Gue boleh duduk disini?" ucapnya

Jennie tersenyum dan mencoba menerka siapa penolongnya kali ini.

"Namaku Lee Hayi"

"Ah iya tentu saja boleh dan terimakasih karena telah membantuku, Hayi-shi"

"Bagaimana kondisimu? Kau baik baik saja, kan? Mereka memang sangat kurang ajar"

"Aku baik-baik saja, Hayi-shi" ucapnya dengan senyuman tulus di wajahnya

"Namamu Kim Jennie, kan?"

Jennie mengangguk.

"Maukah kau menjadi temanku, Jennie-shi?"

Deg

Benarkah apa yang ia dengar tadi. Ada yang ingin menjadi temannya, betulkah itu?. Rasanya kata teman untuknya sangat sulit ia dapatkan, itu menjadi hal yang mahal untuk dimilikinya.

"Tapi? Aku buta, Hayi-shi"

Hayi tersenyum walau wanita itu tak dapat melihat senyumannya.

"Memangnya kenapa jika itu ada pada dirimu? Itu bukan sebuah kejahatan"

Jennie tersenyum bahagia.

"Kau benar, itu bukan kejahatan"

Mereka berdua mengobrol bersama hingga bel masuk berbunyi nyaring. Semua siswa dan siswi memasuki kelas mereka masing-masing dan fokus pada pelajaran yang dijelaskan oleh setiap guru yang mengajar.

HIRAETH | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang