Hari-hari berlalu kemenangan selalu berpihak untuk School of Seoul Musical Art hingga hari ini babak semi final diadakan. Penonton tak pernah berkurang dari awal hingga akhir pertandingan. Sorak sorai kemenangan bergema diseisi gor.
"SEOUL MUSICAL ART!!! WE ARE THE WINNER"
Teriakan semangat membuat para pemain tim basket SSMA tersenyum haru. Mereka memberikan hormat kepada para pendukung yang telah datang demi mendukung tim sekolah ini. Gema hymne sekolah di lantunkan oleh seluruh murid bahkan guru yang hadir menonton pertandingan sore hari ini.
Para pemain naik ke atas tribun untuk bersalaman dan memberi hormat kepada guru-guru yang telah menyempatkan waktunya untuk hadir.
"Calon menantuku memang yang terbaik" bisik Dara
"Aku tak akan mengecewakanmu ibu mertua" balasnya
Mereka berdua tertawa bersama walaupun dalam waktu yang singkat. Lelaki itu pergi ke arah Jennie yang sedari tadi duduk bersama dengan Lisa di sampingnya. Ia memeluk tubuh gadis itu membuatnya terperanjat kaget. Seluruh mata yang berada di dekat keduanya pun menatap kaget tetapi ada juga yang menatap dengan tatapan sinis ke arah mereka seperti biasa.
"Ya! ini banyak orang!"
Hanbin tetap memeluk tubuh Jennie tanpa ingin melepaskannya. Pasalnya sudah hampir dua minggu setelah pertandingan dimulai keduanya tak mempunyai waktu banyak hanya untuk sekedar berkencan.
"Satu minggu lagi" ucap Hanbin menghela napasnya
Jennie tertawa dan berusaha melepaskan pelukan itu walaupun dirinya juga merasa berat.
"Satu minggu lagi dan tunjukan kehebatan seorang Kim Hanbin"
Senyuman di wajah Jennie seolah menjadi obat yang ampuh untuk lelaki itu. Ia ikut tersenyum dan menatap gadis itu dengan hati yang sedikit sendu.
"Hanbin"
Lelaki itu menoleh kepada seseorang yang memanggilnya, Bobby.
"Tunggu aku bersama dengan Lisa jangan sampai kamu sendirian"
"Aku bukan anak kecil, Tuan Kim"
Hanbin tertawa dan mencubit kedua pipi Jennie.
"Iya, aku tahu"
Setelah berpamitan, Hanbin mengikuti kemana arah Bobby pergi karena mereka harus mengadakan evaluasi dengan pelatih. Satu persatu penonton keluar dari gedung itu dan hanya tersisa beberapa di antara mereka.
Dering telepon dari ponsel milik Lisa berdering menampilkan nama bundanya di layer ponsel tersebut.
"Kalian pulang dengan siapa? Ini Ayah dan Bunda masih berada di gor"
Lisa menjauhkan ponsel itu dari mulutnya.
"Lo mau pulang bareng Hanbin kan?"
Jennie mengangguk mengiyakan.
"Bunda pulang duluan aja, Lisa sama Jennie bisa pulang sama Hanbin"
"Yaudah kalau gitu Bunda sama Ayah pulang langsung aja ya, titip pesan buat Hanbin anterin anak-anak Bunda sampai rumah dengan selamat"
Lisa terkekeh.
"Iya Bun"
Panggilan terputus, Lisa memasukan ponsel itu ke dalam tas nya bertepatan dengan munculnya ketiga pria menghampiri mereka.
"Heyyo" sapa Bobby
"Sayangnya Hayi lo gak ada disini" goda Lisa
"What are you talking about?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH | END
FanfictionCinta mengenai memberi dan menerima Cinta mengenai kebahagiaan dan kesedihan Cinta mengenai rasa ingin memiliki dan membahagiakan Tetapi... Cinta kami berbeda Cinta mengenai cara mengiklaskan