Jennie sudah berada di dalam kamarnya tepat pukul delapan malam Hanbin mengantarkannya pulang ke rumah. Senyuman yang tak luntur dari wajah perempuan itu semenjak ia pulang tadi. Dering telepon dari ponselnya berbunyi.
"Hai"
Hanbin lelaki itu yang menelponnya malam ini.
"Kau sudah sampai di rumah?"
"Iya"
"Baguslah"
"Jennie-ya" panggil lelaki itu
"Hmm?"
"Aku merindukanmu"
Jennie tersenyum tersipu malu mendengar kata-kata dari mulut lelaki itu.
"Kita baru bertemu beberapa jam yang lalu"
Suara kekehan terdengar di seberang telepon.
"oh ya, kau sudah izin kepada kedua orangtua mu kan? Tentang darmawisata itu?"
"Astaga aku lupa, Hanbin-ah"
"Nona Kim! Apa perlu aku datang malam ini dan meminta izin hmm?"
"Aku akan izin, mungkin besok pagi"
"Jennie-ya" panggilnya lagi
"Hmm"
"Saranghae"
"Nadoo, Kim Hanbin-shi" ucap perempuan itu tersenyum
"Yasudah aku tutup ya, selamat malam putri cantik"
Sambungan terputus, Jennie menutup wajahnya malu dan salah tingkah dibuatnya. Ada apa dengannya malam ini kenapa ia sangat bahagia. Jennie memutuskan untuk membersihkan dirinya dan pergi ke alam mimpi untuk menghadapi hari esok dengan kenangan indah, harapnya.
◦◦◦
Pagi hari ini, perempuan itu sudah siap lebih awal. Ia membantu ibunya untuk mempersiapkan sarapan pagi keluarga ini.
"Bunda, ada yang ingin aku sampaikan"
"Apa itu sayang?"
"Bolehkah aku ikut darmawisata sekolah"
"Tentu saja boleh, Lisa juga akan ikut dan Bunda juga wali dari kelasmu bukan pastinya Bunda akan ikut"
Jennie tersenyum sangat bahagia pasalnya ini adalah darmawisata sekolah untuk pertama kalinya yang perempuan itu ikuti. Kalian tentu tau bagaimana kondisi Jennie dulu, ia tak dapat mengikuti kegiatan sekolah seperti ini karena harus bekerja dan menghasilkan uang untuk menunjang hidupnya.
"Terimakasih" ucapnya terharu
"Tapi satu hal yang harus kamu ingat, jangan sampai sakit! Oke?"
"Akan aku ingat hal itu"
Kegiatan memasak pagi ini telah selesai begitu pula dengan anggota keluarga mereka yang satu persatu turun ke ruang makan. Tak ada perbincangan yang penting selama makan bersama berlangsung, terkadang candaan yang dikatakan oleh Jinhwan dapat mencairkan suasana rumah itu. Bel rumah itu berbunyi sesaat setelah acara makan pagi itu. Dara pergi untuk membukakan pintu kepada tamu di pagi hari ini.
"Hanbin? Ada apa pagi-pagi kemari?"
Hanbin tersenyum canggung dan mencium tangan ibu dari kekasihnya itu,
"Jennie? Ada tante?"
"Ah Jennie, dia ada di dalam ayo masuk"
Dara mempersilahkan lelaki itu untuk masuk.
"Jane, ada Hanbin nih cari kamu"
Lisa menatap tak percaya kepada mantan kekasihnya itu. Ia menatap tak suka ke arah Hanbin dan Jennie bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH | END
Fiksi PenggemarCinta mengenai memberi dan menerima Cinta mengenai kebahagiaan dan kesedihan Cinta mengenai rasa ingin memiliki dan membahagiakan Tetapi... Cinta kami berbeda Cinta mengenai cara mengiklaskan