Akhir pekan merupakan jadwal rutin hanbin untuk mengecek perkembangan kondisi kesehatannya. Hari ini pukul 10.00 pagi, Hanbin sudah berada di rumah sakit tempatnya biasa melakukan kontrol.
"Kim Hanbin-shi"
Hanbin berdiri dan memasuki ruang praktek yang selalu ia datangi sejak empat belas tahun lalu mungkin. Ditemani oleh Jisoo kakaknya ia melakukan kontrol hari ini dengan dokternya,
"Kau sudah lama tidak kontrol, anak nakal!" ucap dokter yang sudah memasuki usia kepala lima itu
"Jika bukan aku yang memaksanya dia tak akan mau datang, Kek" ucap Jisoo
Hanbin berjalan menuju ranjang pasien yang ada di ruangan tersebut.
"Aku tidak merasakan apa-apa, untuk apa aku terus kontrol"
Laki-laki tua itu melayangkan sentilan di dahi Hanbin.
"Tidak merasakan apa-apa bukan berarti kau dapat berhenti datang kontrol"
"Awsh, sakit Kek"
Dokter Yang, seorang dokter professional yang sudah dikenal oleh keluarga mereka sejak lama. Dokter yang memang secara khusus untuk merawat Hanbin sejak kecil. Walaupun mereka tak memiliki hubungan darah tetapi lelaki tua itu sudah dianggapnya menjadi kakek yang sangat mencintai kedua cucunya itu.
Pemeriksaan pun telah selesai, Hanbin duduk di hadaan Dokter Yang untuk mendengarkan hasil kontrolnya kali ini.
"Penyumbatan di jantungmu sudah mulai membesar, hey anak nakal! Apa kau meminum obat dariku?!"
"A-aku meminumnya"
Dokter itu memicingkan matanya curiga.
"Jisoo-ya apa yang dikatakan anak nakal ini benar?"
"Dia tak pernah meminum obatnya lagi Kek, aku sudah lelah memberitahunya"
"Ya! Kim Hanbin! Apa kau ingin aku yang harus meneleponmu di setiap jam minum obat"
"Aish! Iya akan aku usahakan"
"Jisoo-ya ini tugas untukmu pastikan dia untuk meminum obatnya jika tidak kau harus laporkan kepadaku, kau mengerti?"
Jisoo menatap hanbin dengan tajam.
"Akan aku awasi anak ini 24 jam, Kek"
Hanbin tersenyum canggung mendapatkan tatapan tajam dari kedua orang yang berada di ruangan itu.
°°°
Mereka berdua telah kembali ke rumah, disana terlihat kedua orang tua mereka yang tengah duduk di ruang tengah.
"Dari mana saja kalian?" tanya Chae-rin mamanya
"Rumah sakit" jawab Jisoo singkat
Hanbin melangkahkan kakinya menuju kamar namun papanya itu memanggilnya.
"Bagaimana dengan Lisa?"
Hanbin menarik nafasnya lelah.
"Aku bahkan baru kembali setelah mengecek kesehatanku dan anda malah menanyakan hal itu?"
"Penyakitmu bukan urusanku" jawab papanya bernama Choi Seung-Hyun itu
Hanbin melangkahkan kakinya lagi, jika ia terus ada disini mungkin amarahnya tak dapat ia tahan.
"Kau harus mendapatkan anak dari Ji-won, jika kau masih mau memanggilku mama" ucap Chae-rin
"Terserah"
Hanbin membanting pintu kamarnya dengan keras.
"Aku tak mengerti dengan jalan pikiran kalian berdua" ucap Jisoo
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH | END
Fiksi PenggemarCinta mengenai memberi dan menerima Cinta mengenai kebahagiaan dan kesedihan Cinta mengenai rasa ingin memiliki dan membahagiakan Tetapi... Cinta kami berbeda Cinta mengenai cara mengiklaskan