Siap untuk mendengarkan lagu Jung Joon Il - Hug Me pada bagian yang akan ditulis dalam part ini.
Jennie keluar dari kamarnya dan mendapati kedua orang tuanya yang sedang menyesap teh di ruang tengah.
"Ah kamu akan berangkat sekarang?"
Jennie mengangguk saat ibunya itu bertanya. Seorang perempuan turun dari lantai dua dimana kamarnya berada. Ia berjalan hendak keluar dari rumah itu saat ibunya memanggil.
"Lisa pagi ini kamu pergi sama Jennie lagi ya"
"Kenapa harus Lisa lagi sih Bun?"
"Karena kalian kan satu sekolah"
"Kenapa enggak Bunda aja?"
"Bukannya kamu yang gak mau tersebar kalau kamu anak Bunda"
"Aish! Sekarang apa-apa dia apa-apa dia"
"Lisa! Dia itu saudara kamu" ucap Dara sedikit kesal
"Lisa gak sudi punya saudara buta kaya dia"
Plak
Tangan itu tak sengaja menampar putri tersayangnya.
"Ay-yah"
Air mata tertahan di pelupuk mata Lisa. Ayahnya yang selalu memanjakannya itu, menampar Lisa untuk pertama kalinya.
"Ayah jahat! Lisa benci kalian semua!"
Lisa berlari keluar rumah meninggalkan semua anggota keluarganya itu.
"Biar Jinhwan yang susul Lisa"
Jinhwan berlari mengejar adik perempuannya itu yang telah membuka pintu mobilnya.
"Lisa"
"Apa?! Lo juga mau bela dia kan?!"
"Jangan kaya gini lah Lis"
Lisa tersenyum meremehkan perkataan kakaknya itu.
"Bela aja terus si buta itu! Gak ada yang sayang Lisa!"
"Lisa, lo udah keterlaluan"
"Dia rebut semuanya dari gue kak! Dia rebut Hanbin dari gue dan sekarang apa?! Bahkan dia rebut semua kasih sayang keluarga gue termasuk lo kak!"
"Gak ada yang pernah rebut kasih sayang kita buat lo" ucapnya dengan lembut
"Udahlah basi tau gak! Minggir!"
Lisa mendorong tubuh kakaknya yang menghalangi jalannya. Perempuan itu masuk ke dalam mobilnya yang dengan sangat kencang keluar dari pekarangan rumah megah itu. Jinhwan kembali masuk ke dalam rumah dan melihat ayahnya yang terduduk menatap kosong tangan yang menampar putrinya tadi.
"Kamu harus pergi ke sekolah, sayang" ucap Dara kepada Jennie
"Ini semua salahku, maafkan aku"
"Ini bukan salahmu sayang jangan dipikirkan lagi ya, Jinhwan tolong antarkan adikmu ke sekolahnya"
"Iya Bun, Jane ayo"
Jennie mengikuti langkah kakaknya, lelaki itu mengantarnya hingga ia sampai di sekolahnya.
"Pagi cantik"
Ya, kalian pasti tahu siapa itu. Hanbin, lelaki tengil namun memiliki tanggung jawab tinggi dalam dirinya. Jennie tidak menjawab panggilan dari Hanbin, ia hanya terus berjalan menatap depan.
"Kamu kenapa? Kok cemberut gitu? Semua baik-baik saja?"
Jennie menggeleng.
Hanbin berhenti tepat di depan perempuan itu, menahan bahu Jennie untuk berhenti dengan kedua tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH | END
FanfictionCinta mengenai memberi dan menerima Cinta mengenai kebahagiaan dan kesedihan Cinta mengenai rasa ingin memiliki dan membahagiakan Tetapi... Cinta kami berbeda Cinta mengenai cara mengiklaskan