Jennie keluar dari kamarnya memenuhi panggilan dari bundanya tadi. Ia melihat kedua orang tuanya tengah bersiap dengan membawa dua koper disana.
"Jane, Bunda dan Ayah mau ke rumah nenek di busan dan kakakmu juga ada acara di kampusnya, kamu tidak apa-apa jika kami tinggal sendiri?"
"Tidak apa-apa, kan ada Lisa sebentar lagi mungkin dia pulang"
"Yaudah Bunda tinggal dulu ya"
"Hati-hati di rumah ya jangan buka pintu untuk sembarang orang" ucap ayahnya
"Iya Ayah"
Dara dan Ji Won pergi meninggalkan rumah itu dengan Jennie sendiri di dalamnya. Hingga pukul sembilan malam Lisa belum juga pulang membuat perempuan itu khawatir. Satu dering telepon muncul di layar ponsel Jennie.
"Dengan siapa ini?"
"Jane, ini gue Jinhwan mungkin malam ini gue gak bisa pulang ke rumah dan bakal nginep di kampus kunci pintunya ya"
"Iya ka, jangan lupa makan dan istirahat"
"Lisa udah pulang?"
"Belum"
"Anak itu, bentar gue telepon dulu"
Jinhwan mematikan sambungan teleponnya. Jennie menunggu di sofa sambil menghidupkan televisi agar dirinya tak bosan.
Click
Pintu terbuka dan berdiri seorang perempuan yang berjalan dengan lunglai.
"Lisa? Itu kamu?" ucap Jennie panik
Ia sudah mengunci pintu sedari tadi dan hanya anggota keluarganya yang mempunyai kunci cadangan. Perempuan itu terjatuh satu langkah sebelum menginjakan kakinya di tangga. Suara keras benturan dengan lantai membuat Jennie berbalik ke asal suara.
"Lisa!"
Jennie panik dan menghampiri Lisa yang terbaring di lantai rumah itu.
"Badannya panas"
Jennie memapah tubuh Lisa dengan susah payah hingga sampai di kamar miliknya. Ia tak mungkin membawa Lisa seorang diri menuju kamar gadis itu yang berada di lantai dua.
"Lisa-ya kenapa badanmu panas"
Jennie berjalan keluar dari kamarnya menuju dapur yang ada di rumah itu. Menyiapkan kompresan yang setidaknya dapat menurunkan panas gadis itu. Jennie kembali ke kamarnya dan mengompres dahi Lisa dengan air yang dibawanya.
"Lisa, bangun"
Namun perempuan itu tetap menutup matanya. Jennie dengan telaten merawat saudarinya. Jennie tak sengaja tertidur dengan posisi duduk mengampar di lantai di samping gadis itu.
Keesokan paginya, Lisa terbangun dan merasakan sebuah benda di dahinya. Ia mengambil benda tersebut dan menatap siapa yang tertidur dengan posisi yang tak nyaman itu.
Memori hari kemarin terulang kembali dalam pikirannya saat ia bertemu dengan Donghyuk. Saat dirinya dengan sengaja mengguyur tubuh di tengah hujan, berjalan tanpa arah dan akhirnya pulang ke rumah.
Flashback On
Donghyuk
Bisa kita bertemu?
Hari ini
Aku sibuk
Sebentar saja
Lisa tidak membalas chat tersebut dengan cepat, ia menatapnya dengan lama sambil memikirkan alasannya untuk tak bertemu lelaki itu.
Kau bisa membicarakannya disini
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH | END
Fiksi PenggemarCinta mengenai memberi dan menerima Cinta mengenai kebahagiaan dan kesedihan Cinta mengenai rasa ingin memiliki dan membahagiakan Tetapi... Cinta kami berbeda Cinta mengenai cara mengiklaskan