HIRAETH - PART 3

166 27 3
                                    

Dimohon untuk para pembaca bisa menyiapkan lagu Cheeze - The Day We Met dan memainkannya saat instruksi di berikan, terimakasih^^

°°°

8 Maret 2016

Hari pertama memasuki tahun ajaran baru, Jennie telah semangat dengan memakai seragam sekolah barunya. Tahun ini ia resmi pindah sekolah setelah ia memutuskan untuk tinggal terpisah dengan halmoni selama satu tahun terakhir. Jarak rumah barunya dengan sekolah yang cukup jauh menjadi alasan mengapa ia memutuskan untuk pindah sekolah.

"Itu busnya" ucap jennie senang 

Jennie menaiki bus dengan tujuan School of Seoul Musical Art yang merupakan nama dari sekolah barunya, ia pergi dengan hati yang gembira karena bisa dibilang jika sekolahnya kali ini merupakan salah satu sekolah ternama di ibukota Korea Selatan, Seoul. Ia sangat bersyukur bahwa dirinya dapat memenangkan beasiswa sehingga ia tak perlu membayar biaya masuk bahkan biaya-biaya kedepannya.

"Permisi pak"

Lelaki paruh baya itu menghampiri Jennie yang berdiri di depan pos keamanan.

"Ada yang bisa dibantu, Dek?" ucap security itu

"Dimana letak ruang guru, Pak?"

"Ruang guru kamu nanti lurus saja dan belok kanan, ruang guru berada di sebelah timur lapangan"

"Terimakasih, Pak"

Jennie berjalan sesuai dengan apa yang telah dikatakan oleh security tadi. Nasib baik ia dapat menemukannya dengan cepat.

"Ah kamu anak baru itu ya?"

Jennie mengangguk.

"Kenalkan saya wali kelas kamu, Sandara Park "

"ah iya selamat pagi, Bu"

"Mari ikut saya"

Jennie mengikuti jejak wali kelasnya itu hingga sampai di sebuah kelas dengan papan nama yang tergantung dengan angka 2-1.

"Anak-anak kelas kita kedatangan satu murid, silahkan perkenalkan diri kamu"

Jennie melangkah satu kaki ke depan dan mengangkat wajahnya.

"Perkenalkan nama saya, Kim Jennie"

Semua orang terdiam dan menatap jennie dari bawah hingga ke atas.

"Jennie kamu bisa duduk di kursi ketiga diujung kanan"

"Baik buk"

°°°

Di parkiran sekolah, seperti hari-hari biasanya Hanbin selalu berangkat bersama dengan Lisa. Setiap pagi ia menjemput wanita itu ke rumahnya atas perintah dari ayah Hanbin sendiri. Sudah berjalan satu tahun hubungan mereka tapi rasa itu tak pernah hadir dalam hati Hanbin. Ya, ini semacam perjodohan untuk menyelamatkan bisnis keluarganya agar tetap berjalan.

"Temui Lisa, karena aku telah mengeluarkan banyak uang untuk merawat penyakit bodohmu itu"

Ya begitulah hidupnya menjadi boneka yang diatur tanpa bisa bebas memutuskan suatu hal.

"Bin, aku ada Latihan cheerleaders sore ini"

"Sejak kapan?"

"Kemarin"

"Mau aku tungguin?"

"Boleh, kamu gapapa?"

Hanbin mengangguk.

HIRAETH | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang