Pukul tujuh malam, lelaki itu tengah mengupaskan buah untuk Jennie.
"Aaa, buka mulutmu"
Jennie membuka mulutnya sesuai dengan perintah laki-laki itu. Hanbin menyuapinya buah yang ia bawa tadi siang.
"Hanbin"
"Hmm"
"Kamu tidak perlu seperti ini" ucap Jennie menunduk
"Maksudmu apa?"
"Pacarmu, aku tidak ingin dia marah Hanbin-ah"
Hanbin terdiam tubuhnya mematung.
"Dia wanita yang baik, dia hanya tak ingin miliknya direbut" ucap Jennie
"Jangan membahas ini ya"
Jennie memberhentikan kegiatan Hanbin yang sedang mengupas buah,
"Jangan memberi kesalahpahaman diantara kita, Hanbin-ah"
Jennie tersenyum walau hatinya sangat sakit kali ini.
"Kau harus tidur" ucap Hanbin akhirnya
Hanbin menyelimuti tubuh Jennie dan memastikan posisinya nyaman.
"Aku akan keluar dan mencari udara segar"
Jennie mengangguk, lelaki itu keluar dari ruangan Jennie dan berhenti di sebuah taman. Ia duduk menatap kunang-kunang yang beterbangan bebas di malam hari.
"Apa aku bisa menjadi kunang-kunang suatu saat nanti?"
"Ya! Anak nakal!"
Hanbin menoleh dan melihat dokter tua yang sudah sangat dikenalnya tengan berjalan menghampiri dirinya.
"Ada apa? Aku tak ada jadwal kontrol malam ini" ucapnya malas
"Kenapa kau disini? Dengan seragam itu?"
"Aku menjaga temanku"
"Teman? Sejak kapan kau berperipertemanan?"
Hanbin menatap dokter itu dengan ekspresi tak percaya atas perkataanya.
"Dokter Yang, apa kau kehilangan pasien? Kenapa waktumu sangat senggang"
Lelaki tua itu menjitak kepala Hanbin.
"Kakek" panggil Hanbin
"Kenapa? Kau sedang memikirkan sesuatu yang sulit tentang memilih bukan?"
Mata Hanbin terbelalak.
"Kau paranormal?"
Dokter Yang itu mengibaskan jubah dokternya tepat di depan wajah Hanbin.
"Aish! Kau mengenai wajahku"
"Teman yang kau bilang itu, bukan hanya teman untukmu bukan?"
Hanbin mengangguk.
"Aku ingin melindunginya"
Lelaki tua itu tersenyum bangga kepada cucunya yang beranjak dewasa.
"Dengarkan ini anak nakal, aku tak tahu apa yang harus kau pilih tapi apapun itu pilihlah yang membuatmu bahagia, pilihlah apa yang membuatmu dapat merasakan arti kebahagian sesungguhnya"
Hanbin menatap wajah lelaki tua itu.
"Pilihlah dia yang membuatmu bahagia tanpa menyesal akan pilihanmu itu"
Hanbin mengangguk dengan mantap.
"Aku pergi"
Lelaki tua itu menatap punggung Hanbin yang berjalan semakin menjauh darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH | END
FanfictionCinta mengenai memberi dan menerima Cinta mengenai kebahagiaan dan kesedihan Cinta mengenai rasa ingin memiliki dan membahagiakan Tetapi... Cinta kami berbeda Cinta mengenai cara mengiklaskan