UNTOLD STORY 》NCT Jung Jaehyun ✔

US - 17

UNTOLD STORY
Chapter 17

Canggung. Satu kata yang menggambarkan suasana mereka di ruang tamu ini. Jaehyun tak sempat membawakan obat untuk kaki Kay hanya untuk kecanggungan ini?

Kayren meruntuki dirinya dalam batin. Seharusnya dia diam saja tanpa mengatakan apapun. Otak dan hati tidak sinkron, dia rindu Jaehyun.

"Kay, gue ambil obatnya dulu" ucap Jaehyun lalu segera pergi sebelum Kay menghentikannya lagi tanpa sebab.

Kayren menutup wajahnya dengan kedua tangannya, menahan malu sekaligus penyesalan. "4 tahun lo buang sia-sia, Seo Kayren" batinnya.

...

"Besok, lo ganti perbannya" kata Jaehyun yang sedang membereskan p3k setelah dipakaikan untuk Kayren. Kayren diam saja sambil masih menatap kakinya.

"Gue pergi dulu"

Kayren mendongakkan kepala lalu menatap Jaehyun yang berdiri di depannya. "Kemana?"

Jaehyun memiringkan kepalanya. "Kenapa emangnya?"

Gadis itu menggelengkan kepalanya dengan cepat. Emang kenapa juga? Siapa dia berhak bertanya?

Senyuman kecil Jaehyun terpampang lalu dia segera pergi dari situ, meninggalkan Kayren yang berpipi merah.

"Kay lo bego, asli" gumam Kayren sambil memukuli kepalanya beberapa kali.

▪︎▪︎▪︎

"Bawa keluar"

Anak buah Jaehyun kini sedang menyeret seorang wanita yang katanya tak becus dalam bekerja. Dapat komplain dari VVIP, itu sangat buruk.

Lucas melipat kedua tangannya menatap kinerja anak buah itu, sambil sesekali menyesap batang rokoknya.

Jaehyun baru saja datang, dan duduk di kursi kerja ruangannya. Sudah ada Lucas, dan itu membuatnya kesal.

"Lo hobi banget telat"

"Gue bosnya, kalo lo lupa"

Lucas lalu membuang rokoknya dan duduk di depan Jaehyun. "VVIP protes, jalangnya mau diapain?"

"Kenapa protes?"

"Gak muasin"

Jaehyun menggelengkan kepalanya. Terkadang memang dia serba salah juga, VVIP yang aneh-aneh, tapi malah dia yang harus rugi kehilangan jalang untuk disewakan lagi.

"Terserah lo"

Lucas lalu berdiri. "Gue coba kali ya?"

"Lo mau bekas om-om?"

Tawa Lucas meledak, lalu dia keluar dari ruangan itu. Jaehyun tak peduli seperti biasa, dan dia melanjutkan beberapa berkas kerjaannya.

Dia sebenarnya sedang sangat sibuk. Proyek barunya, pendirian club, akan segera dilaksanakan bulan depan. Jadi dia butuh banyak waktu ekstra untuk bekerja.

Namun sialnya, hari ini pikirannya tak utuh. Muncul bayang-bayang Kayren, bahkan saat dia sedang mengetik di komputernya.