Sebelum baca tekan bintang di pojok kiri yah^^
Yok spam komen!
HAPPY READING ❤
Setelah rapat OSIS selesai, Devan melangkah keluar ruangan menuju kelasnya karena sebentar lagi bel. Ia sempat kesal dengan Kana tadi, yang seenaknya meninggalkan dirinya. Siap siap gue kasih hukuman! Batin Devan.
Sampailah Devan di kelas dengan suasana ricuh. Ada yang gibah, ada yang main game di pojok kelas, ada juga yang tik tok-an dan bahkan ada juga yang main masak masakan.
Cowok itu mengedarkan pandangannya namun cewek yang ia cari tidak ada. Devan berjalan menghampiri Ksatria yang sedang membaca buku sejarah.
"Sat, Kana dimana?" tanya Devan.
Ksatria menoleh, "tadi sama lo, kok nanya gue."
"Gue habis rapat OSIS, jadi lo tau gak?" ucap Devan mulai khawatir.
"Kantin kali." Balasnya singkat.
Devan berlari menuju kantin, ia berharap Kana memang kembali lagi ke kantin. Saat ini ia merasa ada yang mengganjal di hatinya, pikirannya selalu terarah pada Kana.
Ketika sampai, cowok itu mengedarkan pandangannya ke penjuru kantin dan nihil. Tidak ada Kana disana, Devan berjalan menuju meja yang masih diduduki Jonathan, Sava, dan Gabi.
"Kana kemana?" tangannya to the point.
"Lah mana saya tau, saya kan ikan." kata Jonathan, santai.
"Emangnya kenapa nyariin? Kak Devan kangen ya?" itu kata Gabi menggoda kakaknya yang hanya memasang wajah datarnya.
"Gak usah banyak becanda, gue serius." decak Devan makin khawatir.
"Coba lo telpon." saran Sava akhirnya dituruti oleh Devan.
Cowok itu mulai mengeluarkan benda pipih dari saku celananya. Terdapat suara namun bukan suara Kana melainkan suara mbak mbak operator.
"Gak aktif." ujar Devan menghela nafas.
"Coba lacak lokasinya dimana." ucap Gabi diangguki oleh Devan.
"Jangan bikin gue khawatir, Na" gumam Devan. Ia berdecak, saat di cek ternyata tidak ada titik keberadaan Kana.
"Sekarang lo semua cari Kana disekitar sekolah, kabarin Satria juga biar ikut bantu." kata Devan lalu berlari berkeliling sekolah sambil menengok kanan kiri.
Cukup lama, cewek itu masih belum ditemukan. Devan mendudukkan tubuhnya di kuris panjang dekat lapangan basket, pikirannya sekarang sangat khawatir dengan cewek itu.
"Jangan bikin gue khawatir, Na" batin Devan.
Kemudian seorang cewek sedang berjalan santai sambil menebar senyumnya, ia menghampiri Devan yang terduduk lesuh.
"Hai Van, kamu ngapain?" tanya cewek itu.
Devan tak menghiraukannya ia lebih memilih memandangi sekelompok siswa bermain basket.
"Kayaknya kamu lagi banyak pikiran, nih minum dulu." cewek itu menyerahkan sebotol minuman rasa jeruk.
Devan menepisnya pelan, "gak perlu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate Of Kanaya [REVISI]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA!] 📌NOTE: CERITA ORISINAL - - "Dibutuhkan kesedihan untuk mengetahui apa itu kebahagiaan"- Kana * * Ig: @tania.niaa_ Start: Januari 2021 Finish: April 2022