~H a p p y R e a d i n g~
Malam ini, Devan dan Kana sedang berada di dalam mobil. Setelah melakukan ekhem! sampai sekarang Kana belum juga bersuara. Matanya juga sampai bengkak akibat menangis. Devan merasa kasian padanya namun disisi lain Devan senang sudah membuktikan rasa cintanya. Berharap, Kana tidak lama ngambeknya.
Mereka berniat, untuk bermalam di rumah Larissa. Sebenarnya Devan yang mengajak, lelaki itu mau bertanya sesuatu pada Larissa tentang kewanitaan.
Setelah sampai, Kana berjalan pelan saat memasuki rumah. Rasa nyeri di area sensitifnya masih terasa, hingga seperti inilah dia berjalan. Di sana ada Larissa yang mengernyit heran.
"Kana kok jalannya gitu?" tanya Larissa, heran.
"Em gapapa kok Bun, aku ke kamar dulu." balas Kana lembut.
Di belakangnya ada Devan. Lelaki tampan tersebut langsung duduk di samping Larissa. Larissa bertanya pada Devan apa yang terjadi menggunakan kode kode-an, soalnya Kana masih ada di sekitar mereka. Setelah dipastikan Kana masuk kamar, Devan langsung bertanya.
"Bun, kalau cewek cowok ngelakuin gituan terus si cewek keluar darah dari anu-nya itu bahaya enggak?" tanya Devan malu malu.
Larissa mengernyit heran, "kenapa kamu tiba tiba nanya gitu?"
Devan berdehem canggung lalu berujar, "jawab Bun."
"Berarti si cewek masih Virgin, itu wajar. Emangnya kenapa sih?" jelas Larissa kemudian bertanya, kepo.
Suami dari Kana itu hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Bingung harus menjawab apa, tidak mungkin Devan menjawab jujur.
"Enggak Bun, eh tapi kalau ngelakuin hal itu satu kali bisa bikin hamil gak?"
"Tergantung, kalau si cewek habis mengalami menstruasi pasti bakal cepat hamil." jawab Larissa.
"Mati gue!" gumam Devan menepuk jidatnya.
"Kenapa Van? Pertanyaan kamu kok... Kamu abis ngelakuin itu sama Kana?!" pekik Larissa, berteriak.
"Ssst... Jangan kenceng kenceng Bun."
Larissa menganga tak percaya, "tuhkan berarti benar? Haduh Van, bukannya Bunda larang tapi Kana itu masih sekolah. Kalau sampai dia hamil di usia sekarang, masa depannya bagaimana? Kamu mikir dong sebelum bertindak!"
"Maaf, Devan hilaf." balas Devan dengan nada bersalah.
***
Didalam kamar, Devan perlahan duduk di pinggir ranjang sedangkan Kana berdiam diri di depan meja rias. Devan berdehem canggung sebelum berucap.
"Duduk sini," perintah Devan menepuk tempat yang kosong disampingnya.
Bukannya duduk di samping Devan, Kana memilih duduk di pangkuan Devan sambil menghadap ke arahnya. Kepalanya dia sandarkan pada dada bidang Devan dengan kaki dan tangan yang melingkari tubuh suaminya itu.
"Masih sakit itu nya?" tanya Devan.
Kana mengangguk pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate Of Kanaya [REVISI]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA!] 📌NOTE: CERITA ORISINAL - - "Dibutuhkan kesedihan untuk mengetahui apa itu kebahagiaan"- Kana * * Ig: @tania.niaa_ Start: Januari 2021 Finish: April 2022