Jadilah bar bar jika santuy mu disepelekan
-Jonathan
Spam komen yok!
Happy reading ♥
Devan membuka matanya yang pertama ia lihat adalah Kana, istrinya. Walaupun selama ini mereka tinggal dalam satu atap dan satu kamar tapi mereka tidak satu kasur. Kana tidur di kasur sedangkan Devan tidur di sofa.
Cowok itu membuka gorden kamar hingga cahaya matahari menerangi sudut sudut kamar mereka. Devan melirik Kana sebentar, ia tersenyum simpul melihat wajah istrinya yang memang begitu lucu ketika tidur. Kemudian ia berjalan ke lantai bawah tepatnya menuju dapur. Ia membuka pintu kulkas dan menemukan beberapa bahan masakan disana walaupun ia sebenarnya bingung apa nama bahan tersebut.
Dengan berbekal tutorial dari YouTube, Devan mengolah adonan yang nampaknya ia akan membuat Pancake sederhana. Semalaman Kana sama sekali tidak berbicara dengannya, karena sore itu Kana melihat Devan yang sedang berpelukan dengan cewek yang tak lain adalah Viona.
Devan ingin menjelaskan namun Rafa langsung membawanya entah kemana membuat Devan semakin frustasi. Dan lebih kesalnya, orang tua Viona tidak benar benar sakit. Saat di rumah sakit Viona di kabarkan bahwa ibunya hanya pingsan di kantor dan tidak di bawa ke rumah sakit sama sekali.
Akhirnya beberapa Pancake sudah selesai. Cowok itu langsung menaruhnya di atas meja makan. Devan berjalan ke atas guna membangunkan istrinya.
"Na bangun," suara Devan terdengar begitu lembut di telinga Kana. Sebenarnya ia sudah bangun sejak tadi tapi ia sangat malas membuka matanya.
"Na," ujar Devan menepuk pelan pipi Kana. Tak ada jawaban cowok itu hanya menghela nafas.
Devan masuk ke kamar mandi membuat Kana membuat matanya. Cewek itu mencium aroma makanan kesukaannya yaitu Pancake. Ia langsung berlari kecil kearah dapur dan benar saja. Makanan itu sudah tersaji di sana.
Perlahan Kana mulai menyantap makanan itu tiba tiba tepukan pelan di pundaknya membuat ia tersentak kaget. Ia menoleh dan terdapat Devan dengan handuk yang melingkar di pinggang serta rambutnya yang basah.
"Udah gak marah?" Tanya Devan lalu duduk di samping Kana.
Kana menjauhkan makanan itu dari hadapannya, "selingkuhan lo lebih penting dibandingkan nyawa istri lo sendiri?" Cibir Kana.
"Dia bukan selingkuhan gue," Devan menatap Kana dengan sendu.
"Terus apa? Istri kedua?"
"Na, dengerin gue dulu." Devan menggenggam tangan Kana namun segera di tepis oleh sang empu.
Kana tak menghiraukan Devan, ia lebih memilih kembali ke kamar karena memang ia ingin mandi.
Devan memanaskan motornya di halaman Apartemen dan disana juga ada Bella yang sedang menunggu ojek online.
"Van lo gak pake mobil?" Tanya Bella sambil memainkan tas Kuning bergambar Minions.
Devan menoleh, "bilang aja lo mau nebeng." ucapan Devan membuat Bella cengengesan tak berdosa.
"Tau aja lu, jadi bawa mobil kan?" Kata Bella dengan sumringah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate Of Kanaya [REVISI]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA!] 📌NOTE: CERITA ORISINAL - - "Dibutuhkan kesedihan untuk mengetahui apa itu kebahagiaan"- Kana * * Ig: @tania.niaa_ Start: Januari 2021 Finish: April 2022