33

302 90 623
                                    

#FullFlashback

***

Davin dan Yemima terkenal dengan keakrabannya, banyak yang mengira kalau mereka itu pacaran. Padahal aslinya mereka hanya sebatas teman.

Bagi Davin, Yemima itu bagaikan adiknya. Mereka sudah kenal lama sejak kecil. Davin, Yemima, Devan, dan Jonathan adalah tetanggaan. Orang tua mereka saling akrab tak heran jika keempatnya bisa menjalin persahabatan yang erat.

Namun saat memasuki masa putih biru nya, Jonathan pindah dari Bandung ke Jakarta karena pekerjaan orang tuanya.

Tersisa hanya mereka bertiga. Dan masalah Gabi, Gabi adalah anak panti asuhan. Dulu saat SD, Devan dan Davin ingin sekali memiliki adik perempuan. Namun Larissa sudah tidak bisa hamil lagi, dan terpaksa dia mengadopsi Gabi untuk kesenangan Devan dan Davin.

Semakin dewasa sifat antara Davin dan Devan berbanding terbalik. Davin yang asal ceplos, penyuka baku hantam, dan otaknya sedikit lemot. Sedangkan Devan, dia lebih pendiam nyerempet bisu, orangnya tenang namun sekali marah emosinya tidak terkontrol, serta otaknya yang lebih jenius. Mereka seperti bukan anak kembar, melainkan seperti adik dan kakak yang beda umur.

Ngomong ngomong, kalian pilih Davin atau Devan?

"Davin aku lupa bawa uang jajan," adu Yemima saat sampai di parkiran sekolah.

Davin menggaruk tengkuknya bingung. "Tapi, bentar lagi bel."

Raut wajah Yemima menjadi cemas, dia berujar. "Kita balik lagi ya, plis. Aku belum bayar uang kas."

Menjentikkan jarinya, Davin tersenyum lebar. "Lo tenang aja, ntar gue yang bayar."

"Tapi Vin, aku gak repotin kamu kan?" tanya Yemima ragu.

Dengan santai, Davin merangkul Yemima lalu berjalan menuju kelas meninggalkan Devan yang hanya bisa menggeleng kepala. Kelas Devan berbeda dengan Davin, jaraknya cukup jauh. Devan berada di lantai atas, sedangkan Davin di lantai bawah. Karena semasa itu, murid pintar di pisahkan. Dan mereka menyebutnya kelas elit.

"Bayar lo!" tegas Risma, sang bendahara kelas.

Yemima melirik ke arah bangku Davin, cowok itu sedang sibuk bercanda dengan teman sekelasnya.

"Emmm.... Ris, uang aku––"

"Halah, katanya orang kaya masa bayar sepuluh ribu aja gak kuat. Udah gitu pake acara nunggak segala," ujar Risma mencibir.

Davin datang dengan menggebrak meja. Membuat para atensi murid di kelas teralihkan. Davin mengeluarkan uang berwarna biru dari sakunya lalu memberikannya pada Risma.

"Gue bayar. Sekalian tunggakannya," Davin menjeda ucapannya. "Dan gue ingetin sekali lagi, jangan pernah ganggu Yemima atau lo senasib dengan Bagas!"

Kemarin, Yemima terkena lemparan bola hingga pingsan. Dan Davin marah kepada cowok bernama Bagas yang telah seenak jidat sengaja melakukan itu pada Yemima. Keduanya ribut hingga berakhir di ruang BK, ruangan yang menjadi langganan Davin.

Risma berdecak. "Lo siapa sih sampe bela belain, anak haram ini,"

Davin melipat kedua tangannya di depan dada. Dia berujar pelan. "Jangan pernah lo panggil Yemima anak haram, dia punya nama."

"Heh, denger ya kalian semua. Yemima itu anak haram, ibunya itu jalang, dia––" tunjuk Risma pada Yemima yang sudah sesenggukan. "Dia adalah anak yang tidak diinginkan. Ibunya aja sampai gak bisa jawab siapa bapak Yemima!"

Brak!

Davin menggebrak meja lebih keras. Dia sudah berjanji pada dirinya kalau dia akan melindungi Yemima sampai kapan pun. Kalau ada cowok yang mengganggu Yemima, Davin akan menghajarnya habis habisan. Dan kalau cewek, Davin tidak akan kasar.

Fate Of Kanaya [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang