41

204 46 249
                                    

Hi! Welcome back!

Apa kabar kalian?

Terima kasih yang masih stay! Love, love buat kalian❤

Hargai penulis dengan cara Follow, Vote, dan Komen sebanyaknya!

JADILAH PEMBACA YANG BIJAK!

HAPPY READING♡

Bubar sekolah, Devan kembali ke apartemennya, dia menghias beberapa bagian ruangan di sana sedemikian romantisnya. Niatnya, Devan akan mengajak Kana untuk makan malam berdua sebagai permintaan maafnya dan menjelaskan sebab perubahan sikapnya.

Iya, Devan menyesal. Sangat menyesal.

Andai saat itu kekhawatirannya dengan Kana tidak berlebihan, ia tidak akan melakukan hal itu. Kalian harus percaya, selama di rumah orang tuanya, Devan tidak pernah berhenti memikirkan istrinya. Katakanlah Devan itu bodoh!

"Lo itu gak pantes disebut sebagai suami. Seharusnya suami itu selalu ada buat istrinya dalam kondisi apapun, dan lo? Malah menjauh dari Kana saat dia sedang hamil anak kalian."

Sial, kata-kata itu kembali menghantui pikiran Devan. Perkataan Rafa membuat rasa bersalahnya Devan semakin besar. Ia tidak menyangka bisa sejahat itu dengan Kana.

"Sialan, sialan, sialan!!!" ucap Devan

Lelaki itu mengambil kunci motornya,lalu pergi, membelah jalanan Jakarta di sore hari dengan suasana hati gelisah dan emosi. Devan gelisah, karena Kana belum juga pulang. Ia juga emosi karena keegoisannya yang membuat semuanya berantakan.

Lima belas menit akhirnya dia sampai di rumah Rafa. Dia berpikir kalau Kana sedang bersama Rafa.

"RAFA!" teriak Devan.

Tidak lama orang yang dicarinya keluar. "Kenapa?"

Devan menarik kerah kemeja Rafa dengan sorot mata tajam dan mengancam. Lalu memukul rahang lawannya hingga tersungkur.

"Maksud lo apa?" tanya Rafa tidak paham.

"DIMANA KANA?!"

Rafa mengelap darah yang mengalir di sudut bibirnya, lalu pergerakannya terhenti saat mendengar nama Kana.

"Bukannya dia sama lo?"

"Tadi gue bolos, karena malam ini gue mau buat surprise buat dia," jelas Devan.

"Sejak tadi, gue gak bareng dia."

"ANJING JANGAN BECANDA!" Devan kembali memukul Rafa namun kali ini, lelaki itu sempat menghindar.

"Ga guna lo emosi! Cari Kana sekarang!" kata Rafa.

Keduanya mengambil ponsel masing-masing, Devan menghubungi geng Argasa, sedangkan Rafa, menghubungi anak buahnya untuk membantu mencari Kana.

"Lo yakin? Kana gak sama lo?" tanya Devan penuh selidik.

"Terakhir, dia izin mau ke rooftop."

Fate Of Kanaya [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang